Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku & Abah, 1993-1997

23 Desember 2024   10:48 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dulu namanya UMPTN, ujian masuk perguruan tinggi negeri.  Bingung menentukan pilihan karena program studi yang lurus sejalan dengan jurusan sewaktu sekolah tidak tersedia untuk di kampus negeri di kampungku.  Akhirnya memutuskan untuk memilih yang mirip, satu induk ilmu pengetahuan biologi.

Walau cuma berjarak 26 kilometer dari rumah, tapi tentu sangat merepotkan untuk pulang pergi ke kampus. Lebih-lebih aku belum bisa mengendarai sepeda motor.  Itupun karena petuah abah, bahwa jangan naik motor kalau belum bekerja.  Akupun patuh saja.

Akhirnya kos di sekitaran kampus.  Itupun tak mencari sendiri.  Entah bagaimana ceritanya diam-diam abah mencarikan kos, tentu saja yang sesuai budget saat itu.  Dulu biasa kos-kosan punya nama sendiri, Malvinas Camp nama kosku.  Kamarku paling belakang di samping dapur.  Tak berjendela, berdinding bata polos di dua sisi, dan sisi sisanya dari papan triplek.  Bagian atas kamar tak ada plafon, digantikan oleh selembar plastik tipis berwarna biru.  Sewa 20 ribu per bulan, rasanya memang sesuai dengan kamar dengan kondisi seperti itu.

Dua tahun kuliah dengan IPK luar biasa, tak sampai angka dua pun.  Untungnya abah dan mama tak juga protes.  Padahal salinan transkrip tiap semester selalu dikirimkan ke alamat rumah.  Untunglah tak sampai DO.  Sampai akhirnya memutuskan ikut seleksi masuk kerja di awal semester 5.

Saat dinyatakan lulus.  Ada seorang sepupu yang memberi kabar, kalau abah 'mengurus' pada panitia agar bisa membantu penempatan kerjaku tak terlalu jauh.  Dulu memang sebelum surat keputusan terbit, pegawai tak tahu bakal ditempatkan dimana.

Mendengar ada usaha untuk melakukan hal yang di luar prosedur, akupun protes dengan abah.   Tak mau dipermudah urusan penempatan.  Beliaupun berkata singkat:

"Kita ini tak punya keluarga  yang bisa membantu urusan seperti itu, abah juga tak kenal siapa-siapa untuk diminta bantuan.  Lagian kamu ikutan tes pun abah tidak tahu. Kamu tahu-tahu cerita sudah lulus tes.  Gimana abah bisa membantu?"

Akupun tenang, mencoba bekerja sekaligus kuliah.  Sampai akhirnya entah kenapa aku berniat untuk fokus kuliah dulu dan ingin berhenti bekerja.  Walaupun awalnya abah mencoba memberi pengertian untuk mencoba sekuatnya menjalani keduanya.  Akhirnya beliau menyerah, hanya memberi saran untuk mengundurkan diri baik-baik, karena masuknya pun baik-baik dan tanpa bantuan siapapun.

Tahun 1996 itu, karena telah bekerja aku diberi hadiah sepeda motor Alfa bekas oleh mama.  Akhirnya pelan-pelan belajar mengendarainya karena telah dizinkan oleh abah tentu saja.

Ujung-ujungnya aku yang akhirnya mengikuti saran beliau, berusaha meneruskan kuliah dan bekerja sekaligus.  Sampai akhirnya tiba masa pra jabatan.  Beberapa hari sebelum mengikuti pelatihan, aku ditabrak truk saat mau menyeberang jalan raya menuju rumah.

Pingsan dan saat bangun aku sudah di dalam mobil bersama abah yang terlihat panik.  Aku sempat dimarahi abah karena yang ditanyakan saat terbangun dari pingsan adalah kondisi sepeda motorku yang dihajar dump truk dengan telak.  "Pikirkan k0ndisimu,dulu", katanya.

Untungnya aku cuma keseleo, yang pulih setelah dipijet beberapa hari kemudian.

Setelah bekerja, ternyata gaji golongan dua tak cukup untuk hidup sebulan.  Nyaris setiap minggu terakhir tiap bulannya aku terpaksa meminta tambahan ke rumah.  Biasanya abah dan mama hanya tertawa seraya berucap "Ini gimana ceritanya pegawai masih minta tambahan ke rumah?". Aku hanya mesem-mesem saja.

Ah, rindu sekali aku dengan masa-masa itu.

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun