Kamis, 11 Juli 2024. Jam 7 pagi. Â Sesuai rencana saat mengikuti rangkaian acara Apkasi Expo 2024, para peserta yang berasal dari Kabupaten seluruh Indonesia mendapatkan kesempatan mengikuti field trip ke Kampung Wisata Cinangneng. Â Lokasinya ada di Jl. Babakan Kemang, Desa Cihideung Udik, Kec. Ciampea, Kabupaten Bogor.
Tempat yang dinamakan kampung wisata ini sebenarnya adalah semacam resort pribadi yang dimiliki oleh Hester Basuki dan suaminya.
Tempat seluas kurang lebih 1,5 hektar yang dibeli sekitar tahun 1991 ini awalnya diperuntukkan untuk penginapan pribadi. Namun secara tak sengaja saat ditawarkan kepada tamu untuk menginap saat guest house utama miliknya di Cilandak sedang penuh. Tak diduga, ternyata justru tawaran tersebut membuat tamu tersebut sangat terkesan. Akhirnya keberadaan penginapannya yang awalnya cuma satu rumah yang terdiri dari dua kamar itu tersebar dari mulut ke mulut.
Saat rombongan datang ke kampung wisata tersebut, langsung disuguhkan dengan keasrian tempat yang hijau dan teduh. Â Sesaat setelah disambut tuan rumah, langsung dipersilahkan menuju aula terbuka. Sembari sarapan kue tradidional, juga disuguhi musik tradisional khas Sunda.
Ada beberapa bagian utama dari Kampung Wisata Cinangneng, yaitu beberapa kamar tempat penginapan tamu. Â Kolam renang. Â Jembatan pribadi yang melintasi sungai menuju area sawah. Â Â
Kamar penginapan yang ada di Cinangneng terjaga kebersihannya, hal utama yang menjadi kebanggaan pemiliknya. Lingkungan yang tenang dan asri juga adalah nilai positif yang dimilik tempat wisata tersebut .
Walaupun demikian, di tengah-tengah tempat wisata tersebut juga disediakan kolam renang bagi pengunjung. Â Kolam yang juga tak kalah bersih, seakan-akan menjadi penyeimbang kehidupandi tengah perdesaan
Jembatan pribadi yang dinamakan jembatan pulang kampung-ku di atas itulah yang menjadi penyambung dua area yang berseberangan. Â Menghubungkan penginapan dengan area persawahan. Â Area sawah inilah salah satu atraksi utama dari kampung wisata Cinangneng. Â Â
Area tersebut merupakan sarana edukasi bagi anak-anak yang berkunjung ke sana. Â Mereka dipersilahkan merasakan aroma perdesaan sambil belajar menanam padi yang akan dipandu oleh staf kampung wisata tersebut.
Di area sawah untuk belajar bercocoktanam sekaligus merasakan bagaimana berendam di lumpur. Â Hal-hal yang tampaknya sederhana bagi kita tapi ternyata merupakan hal yang sangat menarik bagi orang-orang yang biasa hidup di perkotaan.
Selain diajarkan menanam padi, anak-anak juga dipersilahkan memandikan sepasang kerbau yang berkubang di kolam di samping area sawah. Â Lagi-lagi hal sederhana yang sangat menarik bagi sebagian orang. Kata pemiliknya, khusus untuk anak-anak yang beranjak remaja juga dipersilahkan bermain di area sungai.Â
Ada spot yang menarik perhatianku, di tengah-tengah undakan antara jembatan dan penginapan, juga disediakan musholla untuk sholat. Kecil namun asri dan tentu saja bersih. Â Jadi masalah ibadah pun diperhatikan oleh pemilikkampung wisata.
Di dalam area kampung wisata juga ada beberapa joglo yang bisa dijadikan tempat istirahat atau bercengkerama. Â Sangat estetis dan fungsional.
Bagian lain yang menarik perhatianku adalah anak-anak tangga yang berundak-undak. Menyenangkan untuk berjalan kaki. Menghubungkan beberapa area, terutamadari area utama menuju arah ke bawah, ke arah sungai.
Tak terasa beberapa jam di situ, menikmati udara pedesaaan dan pemandangan sekitar kampung wisata juga mendengarkan beberapa cerita pengelolaan wisata Cinangneng yang resmi dimulaidi tahun 2000.Â
Sebenarnya yang menarik adalah bagaimanacara pengelola memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut bekerja mengelola kampung wisata. Â Bahkan para pemain gamelan Sunda juga memberdayakan pekerja di situ yang notabene sebagian besar adalah penduduk desa sekitar.
Saat berkeliling pun, para tamu dipandu oleh beberapa duta wisata yang merupakan remaja sekitar desa. Â Mereka juga dengan sopan menjelaskan seluk beluk kampung wisata.
Masyarakat desa pun diajak untuk membuat produk khas yang dijajakan dalam kawasan wisata tanpa perlu cara memaksa.Produk yang ditawarkan seperti kue kembang goyang dan minuman daun kelor. Minuman yang rutin diminum oleh bu Helen yang usianya sudah hampir 80 tahun. Â Kata beliausalah satu rahasia kebugarannya adalah rutin meminum rebusan daun kelor tersebut.
Dan dua produk andalan kampung wisata itupun diberikan pada setiap tamu sebagai oleh-oleh.Â
Sungguh, cara pemilik kampung wisata Cinangneng membesarkan tempat wisata, menjaga budaya sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar patut dicontoh oleh siapapun yang ingin melestarikan wisata berbasis budaya lokal.
Tak salah jika kampung wisata tesebut dinyatakan sebagai pionir Desa Wisata oleh Kementerian Pariwisata sejak tahun 2000. Â Pelibatan masyarakat sebagai guru tari, guru dan pemain gamelan, pembuat kue dan pemandu, adalah hal yang cukup langka di negeri ini.
Sesekali kalian harus menengok kampung wisata yang baik ini, apalagi jaraknya tak begitu jauh dari pusat Kota Bogor. Atmosfer keramahan dan kebersihan di kawasan ini benar-benar patut diapresiasi.
