Seperti juga di kampungku. Di Jakarta tentu saja bertebaran fotografer yang tersebar nyaris di semua sudut jalanan. Bahkan di atas jembatan penyeberangan. Bedanya harga per foto cukup mahal, berkali lipat dibanding di Banjarbaru.
Mungkin karena mereka juga harus menbayar kontribusi pada aplikasi yang mengkordinir para fotografer tersebut.
Tak apa apa sesekali, walau aku hanya menebus satu foto untuk dokumentasi.
Tak terasa pada pukul 06.47 langkah sampai pada tugu Patung Pemuda Membangun. “Tugu Obor” kata seorang rekan beberapa tahun silam, saat kami sesekali bertugas ke kantor Kementerian dekat tugu tersebut.
Ah malah nostalgia jadinya.
Setelah menyempatkan melewai seruas jalan di Semanggi, tak terasa 6 kilometer sudah berlari.
Jakarta minggu pagi ternyata ramai dan bersahabat. Tak seburuk pikiranku pada awal mula.
Para peserta fun run rupanya finish di dapam kawasan Gelora Bung Karno. Aku memutuskan untuk putat balik kembali ke penginapan saja.
Menjelang sampai penginapan, ada saja pemandangan menarik. Seekor kambing terlihat dekat deretan penjaja sarapan.