Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Deja Vu

21 April 2024   21:22 Diperbarui: 21 April 2024   21:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: grid.id

"Masalahnya apa? Kenapa kami?"

Pertanyaan yang mirip dengan pertanyaan pertama sebenarnya.  Hanya mengubah kenapa menjadi apa.

"Aku hanya menjalankan perintah, om.  Maaf"  Seperti mengulang kalimat pertamanya saja.  Suara datarnya membuatku kesal saja. Tapi apalagi.  Sekarang dia adalah penentu hidup dan matiku.  Tekanan di punggung kiriku semakin menjadi, ujung beceng itu seakan-akana makin melesak menembus kulit.

"Kenapa, kami?"  Sekali lagi pertanyaan itu aku lontarkan. Kali ini dengan setengah berteriak.

Tak ada lagi jawaban.   Hanya dengus napas, dan gerakan halus pelatuk yang tertarik.  

Aku memejamkan mata.  Membayangkan nanti hidup selanjutnya ke dunia macam apa, bagaimana dunia yang aku tinggalkan. Bagaimana dengan segala hutang janji maupun fisik yang belum terlunasi.

Aku menahan napas.  Mencoba mengikhlaskan semuanya.  Walau..

..

Dan suara azan ashar terdengar.

Tiba-tiba hawa panas terasa.  Badanku bersimbah peluh. Mengerjapkan mata, menatap sekaliling. Tak ada tangan yang terikat, tak ada pistol yang terhunus di punggung.  Tak ada Agus yang menyebalkan.

Yang ada hanya laptop yang masih menayangkan John Wick, sedang semangat menghabisi musuh-musuhnya.   Film yang baru aku tonton seperempat jalan.  Sebelum akhirnya terlelap dan nyaris mati di dalam mimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun