Baru kali ini saya menemukan vlog alias video blog yang begitu menyenangkan untuk diikuti semua episodenya, dan diam-diam membuat iri dan menyesal kenapa kurang banyak pengalaman berkeliling negeri yang indah ini.
Nugroho Febianto nama channel youtubenya, sesuai dengan nama pemiliknya.  Anak muda asal Depok jebolan Politeknik Negeri Jakarta yang penampakannya nyaris tak pernah terlihat di video perjalanannya. Kalaupun ada, pikiran pasti melayang ke zaman serangan corona, dimana orang-orang selalu memakai masker.
Itulah ciri khasnya, gondrong, bercelana pendek dan memakai masker berwarna hitam. Â Agak telat memang mengenal selevlog yang satu itu, pertama kali menonton catatan perjalanannya adalah saat naik kapal Pelni KM Labobar dari Surabaya ke Jayapura yang memakan waktu tempuh selama 12 hari, Â dan terus bersambung hingga ke titik ujung Indonesia yaitu Merauke dan kembali pulang ke Jakarta. Â Total waktu tempuh di episode Papua itu nyaris satu bulan penuh. Â Sungguh perjalanan yang luar biasa.
Pengikut saluran youtubenya sendiri saat ini mencapai 841 ribu orang. Â Artinya sudah sebanyak itu yang suka denga gaya bertutur mas Nugroho saat menjelaskan situasi perjalanannya semenjak tujuh tahun silam. Â 1 Januari 2017 adalah rekaman pertama di vlognya, video singkat berdurasi 43 detik yang berisi rekaman KRD Djoko Tingkir.
Beberapa hal menarik yang membuat kanal youtube Nugroho Febrianto selalu menarik untuk diikuti, utamanya adalah:
1. Detail dan Informatif.
Mas Depok (salah satu panggilannya) yang satu itu sangat detil dalam setiap unggahan videonya. Â Hal-hal sepanjang perjalanan akan diuraikan secara panjang lebar. Â Bahkan pada hal-hal yang kelihatannya sepele, tapi justru hal tersebut yang menarik.
Saking detailnya, setelah menonton video perjalanannya sampai tuntas, bisa dikatakan semua informasi perjalanan terkait rute yang dijalaninya tersebut sangat berguna. Â Baik cara mendapatkan tiket perjalanan, cara dan waktu singgah, dan hal-hal lain yang sangat berguna saat di perjalanan jauh.
Semisal perjalanan naik kapal laut dari Jakarta ke Pontianak. Â Kita akan diajak berjalan-jalan secara virtual ke nyaris semua bagian kapal, hingga akan tahu dimana letak masjid, minimarket, cara mengambil jatah makan hingga bagaimana saat kapal sandar di pelabuhan serta makna dari bunyi peluit kapal laut.
Informatifnya rekaman hasil perjalanan juga tergambar dari catatan-catatan di sepanjang episode. Â Terlihat sekali bahwa riset yang dilakukan mas Nugroho dalam setiap perjalanannya dilakukan dengan detil dan serius. Jarang ada yang serajin beliau ini dalam bikin vlog.
2. Hal-Hal Unik dan Perspektif
Selalu ada hal-hal unik di perjalanannya. Â Perspektifnya rada berbeda setiapkali mengulas sebuah rute perjalanan. Â Perjalanan jauh yang biasanya monoton dan membosankan, menjadi menyenangkan untuk dicermati. Â Mungkin karena mas Nugroho selalu mengambil sudut pandang positif di setiap perjalannya.
Misal perjalanan jauh naik kapal laut ke Papua, tak terbayang 12 hari dalam satu rute perjalanan. Â Itu karena aktifitas sehari-hari di kapal terbatas pada makan, tidur, sholat, ngobrol dan berkeliling di situ-situ saja. Tapi saat bercerita tentang hal-hal menarik di sekitar kapal, itu menjadi menarik. Â Sampai-sampai menemukan saja hal yang tak pernah terpikirkan, seperti adanya ruangan penjara di kapal laut.
Bagian menyenangkan adalah saat moda angkutan sedang singgah istirahat, pasti ada hal-hal yang dieksplor. Â Baik itu detil stasiun, terminal, pelabuhan sampai hal-hal menarik di sekitarnya yang menarik. Â Saat berkeliling di Kota Agats salah satu hal menarik, kota apung yang nyaris tak ada kendaraan bermotor di wilayah situ.
3. Makanan
Ini nih salah satu bagian menarik dari perjalanannya. Â Nyaris tiap tempat yang baru dan berbeda tak lupa untuk mencicipi makanan lokal. Â Yang paling variatif tentu saja saat singgah di tiap pelabuhan pada rute Surabaya-Jayapura-Merauke-Surabaya. Â Ada-ada saja makanan khas yang bisa dicoba, dan entah kenapa selalu terlihat enak.
Yang paling niat rasanya adalah kala sempat-sempatnya mencoba duren saat singgah di pelabuhan Ambon. Â Atau saat makan di warung sederhana di atas perahu kayu saat menjajal rute sungai Banjarmasin-Muara Teweh, angkutan yang bahkan saya sendiri belum pernah mencobanya selama hidup di Kalimantan.
Proses antri makanan di lorong kapal laut yang gerah sampai akhirnya nantinya menyantap jatah makan di tempat tidur kelas ekonomi itu juga terlihat menyenangkan. Â Sampai-sampai proses unboxing menu makanan tiga kali sehari itu kok ya asik aja untuk ditonton. Â Padahal menu kapal ya gitu-gitu aja, di rekamannya jadi istimewa.
Satu hal lagi, tak pernah mikir lama kalau beli makanan. Â Jikalai pengen tinggal pesan dan makan, royal dan menyenangkan memang.
4. Mengobrol
Rasanya hal ini yang membuat saluran youtube beliau berbeda. Â Saat mas Nugroho memberikan narasi di videonya, penonton seakan-akan diajak ngobrol langsung. Â Seakan-akan langsung berinteraksi dan mendengarkan penjelasannya tentang hal-hal yang ditemui di perjalanan.
Cara ngobrol beliau pun unik, sih. Â Pas ngobrol sama siapa saja, rasanya ngobrol sama teman tongkrongan aja, santai dan asik. Â Intonasi dan artikulasnya saat bicara pun jelas, padahal saat ngomong live masih sambil pakai masker.
Di sisi lain, seringkali juga mengajak interaksi orang-orang di sekelilingnya selama di perjalanan. Â Baik itu sopir bis, sopir angkot, penjaga terminal, penjual makanan, dan orang-orang sekelilingnya. Â Makanya sering bertemu kawan ngobrol di perjalanan. Salah satu perjalanan ikonik yang melelahkan dan menyenangkan adalah episode perjalanan Merauke-Surabaya-Jakarta, karena sering ada obrolan dengan mas Adhi, Adit dan Alwi yang mewarnai perjalanan jauh tersebut.
Menakjubkannya, nyaris semua perjalanannya dilakukan sendirian alias solo travelling, dan sejauh ini sudah terjalani dari titik Sabang sampai titik Merauke. Â Kurang sangar apa coba mas yang satu itu.
5. Berani
Nugroho termasuk orang yang pemberani,mencoba hal-hal baru dan rute perjalanan yang belum pernah dijalani sebelumnya. Â Misal pada episode Kalimantan. Â Rasanya perjalanan dua tahun silam itu pertamakali menjajal kapal laut berhari-hari, untuk kemudian disambung dengan perjalanan naik bis dan kapal kayu.
Perjalanan mengarungi laut, melewati hutan rimba dan bertemu orang-orang baru dijalani dengan santai. Â Bahkan kondisi angkutan yang kondisinya bagaimanapun, selalu bisa dinikmati semaksimal mungkin. Â
Selain itu, waktu perjalanan yang memakan waktu berhari-hari sampai berminggu-minggu tetap saja dijalani dengan menyenangkan. Â Salut, mas.
6. Variatif
Ini yang membuat beda. Â Rasanya semua angkutan perjalanan pernah dicoba. Â Tentu saja vlogger perjalanan, rata-rata memulainya dari bis dan kereta. Â Menakjubkan juga melihat mereka bisa hapal spek bis, bahkan hanya dengan melihat sekilas.
Tapi tak cuma itu, Nugroho beberapa kali mencoba angkutan yang tak pernah terbayangkan. Â Seperti misalnya kapal kayu yang mengarungi sungai selama dua hari di Kalimantan. Â Perjalanan naik bis dan kapal laut berhari-hari. Â Sampai menjajal lori tua peninggalan zaman Belanda di pedalalaman Bengkulu.
Jadi begitulah, sekilas tentang saluran perjalanan yang bergizi untuk diikuti. Â Secara tak langsung mas Nugroho mengajarkan trik bagaimana seni cara menikmati perjalanan, sejauh dan sesederhana apapun kendaraannya.
Cara memandang semua hal dari sisi positifnya itu juga membuat setiap catatan perjalannya tak membosankan untuk diikuti. Â Rasanya tak heran kalau tak lama lagi subscribers-nya bakal mencapai jumlah jutaan.Selamat menonton!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H