Hingga akhirnya 03.1o dinihari. Â Detak jantung beliau berhenti. Â Paman yang baik hati itu menghadap Ilahi. Â Tak pernah tidak senyum saat bersua. Sekarang takakan lagi bertemu senyum lapang beliau. Â Tadi siang dikebumikan. Â
4.
Tak lama kaki melangkah kelar dari area pemakaman. Â 14.21 lepas siang hari, ada pesan masuk di grup kantor. Â Lagi-lagi kabar duka. Â Suami seorang rekan yang telah sakit sejak beberapa waktu yang lalu, akhirnya berpulang. Â Â
Akhir bulan Sya'ban. Â Beberapa manusia berpamitan. Â Tak akan bersua di bulan Ramadan. Â Beberapa rumah akan sepi dan tak lagi akan sama seperti ramadan-ramadan sebelumnya.
Jikalau ada kehilangan, kadangkala baru sadar bahwa telah kehilangan sesuatu yang berharga. Â Hilang memang akan terasa saat sesuatu yang awalnya ada menjadi tiada.
Semoga saja yang kehilangan tak begitu merasakan luka di bulan puasa. Â Memang sudah janji manusia, bahwa suatu ketika akan kembali menghadap-Nya dan mempertanggungjawabkan segala apa yang dilakukan selama berpetualang di dunia. Fana. Sementara.
5.
Sisi lainnya. Â Satu tunas bersemi. Â Tetangga depan rumah, justru sedang bersuka cita. Â Terpasang tenda dan ada baca doa. Putri bungsunya yang tak lama lahir, baru saja diberi nama. Â Di saat ada yang pergi, ada yang tiba dan bersiap jadi pengganti. Â Yang muda, suatu saat menggantikan peran yang tua.
Begitulah.