Dan dari situlah mimpi buruk dimulai. Â Semenjak bertemu jembatan pertama, sudah dihadang tanjakan dengan kecuraman yang tidak bersahabat. Â Ragu dengan pedal cleat yang terpasang membuat perjalanan terasa melelahkan. Kaki kiri yang dilepas dari cleat,sementara kaki kanan masih terpasang, membuat kaki tidak imbang. Â Menanjak semakin terasa letih dan mulai terasa nyeri pada otot kaki.
Setelah bertemu jembatan kedua, tanjakan semakin terasa menggila. Â Kecuramannya terlihat sangat tidak logis. Â Jalanan seakan mengarah ke langit. Â Perjalanan semakin menyebalkan karena saat mampir sejenak mengambil napas, badan yang sudah basah oleh keringat rupanya menjadi sasaran yang menarik dari vampir-vampir penghuni kebun karet yang banyak tersebar di kanan kiri jalan.
Untunglah ada sungai yang airnya jernih yang lumayan menghibur untuk dinikmati beberapa jenak sebelum perjalanan dilanjutkan.
Kombinasi tanjakan yang tak habis-habis, badan yang mulai panas dan gatal dirubung nyamuk hutan ditambah keraguan menggunakan sepasang cleat, menjadikan putus asa pun tercipta. Â Sampai akhirnya 3 kilometer sebelum titik tujuan, akhirnya memutuskan untuk menunda keinginan mencapai Pematang Kaca dan akan mengulanginya di lain waktu. Â
Â
Putar balik dan mampir sejenak di warung dekat villa Aranaway untuk mengisi perut dengan mie goreng, dan kemudian melanjutkan perjalanaan balik. Â Memutar lewat jalan tahura dan menyusuri daerah Sungai Ulin yang membujur dari timur ke arah barat menuju pusat kota Banjarbaru.
Sesampai kota, ternyata hujan deras menyambut dan tak juga berhenti sampai balik ke rumah. Â Untunglah dapat bonus lebatnya hujan, badan basah kuyup tak mengapa, paling tidak mengobati niat menuju puncak yang belum kesampaian.
Jadi begitulah sekilas perjalanan hari minggu kemarin. Â Semoga nanti muncul niat untuk kembali mengulangi perjalanan yang belum tuntas tersebut. Â Doakan saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI