Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Saran dan Kritik untuk Poster Caleg di Pinggir Jalan

9 Januari 2024   12:03 Diperbarui: 14 Januari 2024   06:00 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Baliho kampanye yang memampang wajah calon anggota legislatif berjajar di Jalan Boulevard Piere Tendean, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (7/12/2023). (Foto: KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI)

2. Jargon

Terkadang jargon-jargon yang dipasang terlalu bombastis, terkadang ada yang kurang logis. Tolonglah bikin jargon yang wajar dan kira-kira bisa diwujudkan saat nanti misal terpilih. 

Boleh saja optimis dan punya keyakinan diri yang berlebih, tapi menjanjikan hal-hal yang sulit diwujudkan bukannya terkesan cuma kopi paste kalimat entah dari mana.

Tapi jangan juga terlalu biasa dan datar, seperti imbuhan kalimat 'lanjutkan', 'pilihan terbaik'dan yang sejenisnya, mungkin bisa kreatif sedikit memilih kalimat. Harus ada ide yang positif dan kreatif untuk meyakinkan calon pemilih, kan?

3. Pakaian

Nah, bagian ini yang kadang membuat saya mengernyitkan dahi, saat ada saja calon yang berpakaian terkesan 'seadanya' di poster ataupun banner. 

Bukankah itu salah satu bentuk citra diri yang ingin ditampilkan ke masyarakat. Pilihlah pakaian terbaik, jangan pakaian seadanya saja, dan yang rapi. 

Jikalau usaha berpakaian yang rapi saja tidak mampu, bagaimana nanti bisa merapikan aspirasi masyarakat dengan baik pula. Tak perlu berlebihan yang penting terlihat pas di badan dan nyaman dilihat saat terlihat dipajang.

4. Senyum

Bagian ini nih yang sering dilupakan, jarang ada yang bisa menampilkan bagaimana cara senyum yang baik dan terkesan 'menjanjikan'. Senyum yang terlalu lebar dan terkesan main-main tidaklah apik. 

Senyum yang terkesan arogan malah bikin malas melihatnya, lebih-lebih yang malas senyum atau tak ada senyum sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun