" Bento sini saja nak gabung bersama temanmu yang lain, tidak boleh bermain ke situ danau di situ angker," cegah ibu Bento. Sayang perkataan sang ibu tidak di dengar, yang ada Bento dengan lancang memasuki area danau itu bersama dua temanya Jodi, dan Joni yang sebelas dua belas sama badungnya dengan Bento.
" Ingat loh kata bu Lilis tidak boleh mengambil sembarangan benda apapun di sini," kilah Joni.
" Pastinya aku juga nggak mau macem macem di sini," Jodi menimpali.
" Aaaah bawel bisa diam nggak, penakut amat," bentak Bento. Jodi dan Joni bertatapan satu sama lain dengan mimik jengkel. Rupanya mereka juga tak suka dengan sifat ngeyel Bento.
" Awas loh Ben, kalau  kamu kenapa-kenapa tanggung akibatnya," kompak Joni dan Jodi memperingatkan.
 Namun abainya sikap Bento. Omongan dua temanya cuma diangap angin lalu. Dengan tanpa rasa takut ia mencabut tanaman yang bunganya sangat indah. Tanaman itu langkah sepertinya khusus tumbuh di danau tersebut.
" Apa itu bentuknya aneh berenang-renang di permukaan air," Joni dan Jodi bergegas meninggalkan danau itu mereka lari tungang langang tak menghiraukan Bento, ke anehan yang mereka lihat membuat mereka pergi.
" Payah lihat apa sih memangnya dasar penakut, tapi nggak apa-apa yang aku nanti pulang bawah tanaman ini," Ucapnya sendiri dan memasukan dalam kantong seragam sekolahnya.
*********
Jam menunjukan 11 : 30, itu artinya kunjungan mereka selesai dan harus pulang. Â Semua berkumpul untuk diabsen, raut muka mereka menunjukan rasa puas dan senang berkunjung ke rawa Begung. Setelah absensi selesai mereka pun menaiki mobil bus yang mereka tumpangi untuk menuju pulang.
Bento merasa capek dan lelah, ia harus merasa tidur siang untuk menghilangkan rasa capeknya. Tidak lupa tanaman aneh yang ia ambil tanpa ijin ia taruh di pot bunga mawar yang berada di teras rumahnya.