Mohon tunggu...
Radityo Cahyo
Radityo Cahyo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

An amateur writer who willing to learn more!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Mengenal Diplomasi Digital, Apa yang Sudah Dilakukan Indonesia?

23 Mei 2022   20:30 Diperbarui: 25 Mei 2022   13:45 1845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi percakapan digital. (sumber: pixabay.com/geralt)

Pada era globalisasi ini semua masyarakat seluruh dunia pastinya sudah merasakan paparan dari terbukanya informasi tidak terbatas dari hadirnya efek globalisasi yakni jejaring sosial media. 

Meskipun tidak bisa disamaratakan namun tentunya mayoritas telah mengenal apa yang dinamakan internet dan apa saja kegunaannya. 

Pada awal tercipta salah satu cikal bakal globalisasi ini hanya bisa digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh sehingga memungkinkan untuk seorang masyarakat berinteraksi dengan masyarakat yang berada di negara lainnya. 

Namun seiring berjalannya waktu teknologi yang kian berkembang menciptakan sebuah realitas baru dalam perkembangannya. 

Pada abad ke - 21 ini kita mengenal maraknya penggunaan sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp dan lainnya yang membuat masyarakat sangat mudah untuk memperoleh informasi tanpa harus beranjak kaki untuk melihat kondisi sebenarnya dari sebuah tempat dan hanya berlandaskan informasi yang muncul pada kolom sosial media masing - masing. 

Tentunya hal ini menyebabkan banyaknya dampak yang terjadi pada negara di dunia salah satunya adalah bagaimana cara sebuah negara berdiplomasi dengan negara lainnya.

Sejatinya diplomasi diartikan sebagai sebuah aktivitas sebuah negara untuk menjalin hubungan dengan negara lainnya  melalui sebuah konferensi tanpa menggunakan sebuah paksaan untuk mencapai kesepakatan sehingga kepentingan masing - masing dapat diraih satu sama lain dengan hasil Win - Win Solution

Segala jenis kepentingan nasional dapat diraih sebuah negara melalui diplomasi seperti ekonomi, politik dan aspek kenegaraan lainnya dengan cara mengandalkan seorang perwakilan seperti Duta Besar untuk berunding dengan Duta Besar negara lainnya. 

Setelah masyarakat merasakan dampak yang begitu besar akibat globalisasi kali ini globalisasi juga memberikan dampak bagi proses berjalannya diplomasi pada abad ke - 21. 

Layaknya masyarakat, aktivitas diplomasi juga mengalami evolusi dalam pelaksanaanya sehingga terciptalah sebuah jalan diplomasi baru yang beradaptasi dengan teknologi yang tersedia saat ini yang kerap disebut dengan Diplomasi Digital.

Melansir dari Digital Diplomacy, Global Perception and Turkey oleh Pınar ASLAN & Oğuz GÖKSU pada International Symposium Communication in the Millennium ke - 14, mereka berpendapat bahwasanya diplomasi berkembang menjadi diplomasi digital dalam 4 fase. 

Biasanya diplomasi hanya menerapkan proses G to G (Government to Government) atau G to B (Government to Business) namun dengan hadirnya Diplomasi Digital, siapapun bisa menjadi subjek diplomasi tanpa batas. 

Aktivitas yang dimaksudkan adalah bagaimana individu bisa menyebarkan sebuah uraian atau unggahan yang bisa mempromosikan sebuah kondisi negara yang menjadi kewarganegaraannya. Contoh paling sederhana dari Diplomasi Digital ini adalah unggahan sosial media. 

Mungkin pada era ini menggugah suatu foto atau uraian merupakan hal yang biasa namun jika ditelisik lebih dalam jika individu atau kelompok dapat mengunggah sebuah foto destinasi wisata seperti Raja Ampat yang terletak di Indonesia dengan deskripsi menggunakan bahasa internasional seperti bahasa inggris. 

Hasil yang diciptakan oleh unggahan tersebut dapat diakses oleh masyarakat internasional sehingga dapat menimbulkan rasa ketertarikan masyarakat internasional untuk mengunjungi tempat yang berada di unggahan tersebut alhasil secara tidak langsung individu atau kelompok yang mengunggah foto tersebut sukses menarik turis asing agar dapat menikmati pariwisata Indonesia.

Jika kita mengingat sebelum adanya akses sosial media sebuah negara sangat sulit untuk mempromosikan suatu aspek yang ingin dikembangkan dan pariwisata merupakan satu dari sekian banyak aspek kenegaraan yang sudah dituliskan penulis diatas yakni sektor pariwisata. 

Negara sebelumnya harus menempuh jalur diplomasi tradisional dengan cara mengadakan konferensi dan perjanjian bersama negara lainnya untuk menciptakan sebuah hasil bagi kedua negara, namun berkat adanya teknologi berupa sosial media pada era ini sangat mudah untuk mempromosikan aspek yang diunggulkan oleh negara.

Upaya Indonesia Dalam Beradaptasi Dengan Diplomasi Digital

Seperti yang sudah dituliskan penulis sebelumnya, berkat globalisasi masyarakat dan negara serta aktivitasnya mengalami adaptasi secara langsung guna mengimbangi keadaan terbukanya informasi global. 

Sudah menjadi hal yang wajib bahwasanya sebuah negara dan pemimpinnya harus memiliki sebuah akun sosial media guna menyebarluaskan kebijakan yang diterapkan pada masing - masing daerah sehingga dapat menarik sebuah atensi lokal maupun internasional untuk mendukung kebijakan tersebut. 

Selain itu pemerintah negara juga dapat menerima sebuah aspirasi dari berbagai kalangan masyarakat internasional yang mungkin bisa berguna dalam kebijakan yang akan diterapkan. 

Dalam adaptasi Diplomasi Digital, saat ini mayoritas pemimpin negara mempromosikan kebijakan ataupun menjelaskan posisi Negaranya dalam suatu konflik dengan hanya mengunggah sebuah uraian kata atau gambar dalam sosial media. Contohnya adalah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang memiliki akun Twitter yang sering mengunggah sebuah uraian. 

Dengan tagar yang digunakan olehnya dalam biografi akun twitter yakni #MenujuIndonesiaMaju cukup menjelaskan bahwasanya Indonesia sedang berusaha menjadi sebuah negara yang kompetitif untuk mencapai sebuah kepentingan nasional Indonesia dalam menjadi negara maju. 

(tangkapan layar akun twitter Presiden Republik Indonesia @Jokowi)
(tangkapan layar akun twitter Presiden Republik Indonesia @Jokowi)

Hubungannya apa dengan Diplomasi Digital? Jika dipikirkan sebuah tagar sederhana yang diunggah oleh Presiden Joko Widodo bisa diartikan sebagai sebuah promosi untuk negara lain untuk berpartisipasi dalam pengembangan Indonesia menjadi negara maju sehingga menciptakan sebuah efek domino pada masyarakat maupun negara lain. 

Untuk negara lain tagar tersebut dapat diartikan sebagai sebuah ajakan untuk melakukan segala jenis investasi yang dapat memajukan satu sama lain, untuk masyarakat tagar tersebut merupakan sebuah statement bagi masyarakat lokal bahwasanya misi utama Presiden Joko Widodo dalam periode kepemimpinannya adalah memajukan Indonesia agar dapat menjadi sebuah negara maju (Developed Countries).

Tak hanya itu, penggunaan sosial media oleh pejabat pemerintahan untuk melakukan diplomasi digital tidak hanya dilakukan oleh Presiden Saja. 

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam acara International Seminar of Digital Diplomacy di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri pada 12 Juli 2018 lalu berpendapat “Teknologi digital dan media sosial adalah aset diplomasi. Promosi diplomasi digital pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta atau hampir 50% dari populasi”. 

Hal ini mengartikan bahwa Kementerian Luar Negeri mendukung penerapan diplomasi digital guna mempromosikan negara. Jika dilihat dari jejaring sosial media, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi terlihat aktif mengunggah berbagai jenis kegiatan kenegaraan. 

Salah satunya yang memiliki pernyataan diplomasi adalah unggahan-nya pada twitter pada tanggal 26 April 2022 lalu yang menampilkan pernyataan berikut “Spoke on the phone with Foreign Minister @DmytroKuleba of Ukraine. FM Kuleba Updated the current situation in Ukraine, including the humanitarian crisis. I conveyed Indonesia’s Readiness to provide humanitarian assistance for the people in Ukraine”. 

Unggahan tersebut merupakan sebuah pernyataan jelas oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi untuk menerangkan posisi Indonesia dalam konflik Ukraina - Rusia adalah pro Ukraina yang siap untuk menyediakan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Ukraina yang terdampak konflik tersebut. 

Hasil dari unggahan tersebut adalah diberikannya komentar positif dalam unggahannya tersebut yang menjelaskan tentang kebijakan yang diambil oleh Indonesia dalam merespon konflik Ukraina - Rusia. 

(tangkapan layar akun twitter Menteri Luar Negeri Indonesia @Menlu_RI)
(tangkapan layar akun twitter Menteri Luar Negeri Indonesia @Menlu_RI)

Diplomasi digital juga bisa dilakukan oleh aktor non negara dalam sosial media, seperti akun Youtube Alffy Rev yang membuat sebuah unggahan berupa video yang berjudul “Wonderland Indonesia” by Alffy Rev (ft. Novia Bachmid) yang merupakan sebuah lagu yang diciptakannya tentang keindahan yang dimiliki oleh Indonesia. 

Melalui video sepanjang 11 menit tersebut, Alffy Rev menampilkan destinasi wisata Indonesia dengan deskripsi suara menggunakan bahasa Inggris beserta dengan subtitle yang disediakan dalam bahasa Indonesia dan Inggris disertai dengan lagu yang diciptakannya. Alhasil unggahan tersebut mendapatkan 34 juta tontonan dan 3 juta reaksi suka pada akunnya.

(tangkapan layar unggahan Alffy Rev di Youtube https://youtu.be/aKtb7Y3qOck)
(tangkapan layar unggahan Alffy Rev di Youtube https://youtu.be/aKtb7Y3qOck)

Bisa disimpulkan bahwasanya konten yang diunggah ini berhasil mempromosikan aset yang dimiliki oleh negara berupa budaya, destinasi dan bahasa Indonesia.

Mengutip dari kolom komentar, beberapa komentar juga terbukti berasal dari warga asing seperti akun Youtube @AdventureTemptation yang merupakan warga Amerika Serikat pada daerah Aspen, Colorado berkomentar “It gave me the chills!! Everything was amazing. Beautifully made, all the art, music, animations, beautiful women. 

Soo good!!! Greetings from Aspen!” begitu juga dengan akun @kiyoko yang merupakan warga Jepang meninggalkan komentar yang diartikan menjadi bahasa Inggris.

I really enjoyed this video and really like learning about the cultures of other countries, especially Indonesia. Next year I will go to Indonesia as a student.” Tidak dipungkiri bahwa peran sosial media bagi negara juga sangat penting untuk meraih kepentingan nasional. 

(tangkapan layar komentar pada unggahan Alffy Rev di Youtube https://youtu.be/aKtb7Y3qOck)
(tangkapan layar komentar pada unggahan Alffy Rev di Youtube https://youtu.be/aKtb7Y3qOck)
(tangkapan layar komentar pada unggahan Alffy Rev di Youtube https://youtu.be/aKtb7Y3qOck)
(tangkapan layar komentar pada unggahan Alffy Rev di Youtube https://youtu.be/aKtb7Y3qOck)

Maka dari itu pesan penulis dari artikel ini adalah gunakanlah sosial media dengan bijak karena sebuah unggahan jika ditelisik lebih dalam dapat menyebabkan banyak hal. 

Jika unggahan tersebut menggunakan bahasa yang dimengerti oleh berbagai macam masyarakat dunia karena setiap unggahan tentang kenegaraan bisa menjadi sebuah bentuk Diplomasi Digital tanpa kita sadari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun