Mohon tunggu...
Rizky C. Saragih
Rizky C. Saragih Mohon Tunggu... Administrasi - Public Relations

Lihat, Pikir, Tulis. Communications Enthusiast | @rizkycsaragih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Branding in Digital Era" dalam Kacamata Humas

16 Februari 2018   02:43 Diperbarui: 16 Februari 2018   09:51 3975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Billboard Lazada yang terbalik. Dok. indowarta.com

Jangan lupa, humas/PR juga harus berpikiran taktis, tidak berhenti sampai dimana brand/korporasi Anda bisa terlihat secara offline oleh masyarakat, akan tetapi bila unsur kreatifitas, value, uniqueness dalam branding tersebut maka masyarakat yang juga berselancar di dunia maya pun bisa mengabadikan hal tersebut dan mengunggahnya di dunia maya. Offline dapet, onlinenya juga dapet bukan?

Billboard Go-Jek. Dok. sukita.info
Billboard Go-Jek. Dok. sukita.info
Ini contoh yang saya lihat pada studi kasus GO-JEK. Mungkin ada yang pernah tahu iklan baliho ini yang sempat viral? Inilah yang saya katakan offline dapet, onlinenya juga dapet, dapat apa? Coba hitung berapa PR value pada artikel dan penyebutan, menampilkan Go-Jek di media daring dan media sosial secara cuma-cuma mengenai kreatif ini.
Billboard Lazada yang terbalik. Dok. indowarta.com
Billboard Lazada yang terbalik. Dok. indowarta.com
Liputan6.com membahas fenomena ini. Dok. www.liputan6.com
Liputan6.com membahas fenomena ini. Dok. www.liputan6.com
Warganet pun berkomentar di media sosial (screenshot pribadi)
Warganet pun berkomentar di media sosial (screenshot pribadi)
Lalu yang berikutnya adalah Lazada, saya pribadi sempat heran ketika di jalan melihat satu buah baliho besar Lazada terpampang di pinggir jalan raya ibu kota nampak terbalik, singkat pikiran saya pikir habislah sudah sang vendor yang memasang baliho tersebut, bagaimana tidak, fatal sekali bisa terbalik dan masih terpampang.

Akan tetapi, beberapa hari kemudian ketika saya melewati jalanan Jakarta lainnya saya menemukannya lagi. Benar saja saya cari melalui hashtag di media sosial sudah ramai membicarakan billboard iklan Lazada yang terbalik. Bahkan tidak sedikit media daring merilis artikel untuk membahasnya.

Campaign pre-event KNH 2017. Dok. Instagram PERHUMAS
Campaign pre-event KNH 2017. Dok. Instagram PERHUMAS
Beberapa bulan lalu PERHUMAS merayakan perhelatan humas terbesar di Indonesia dengan menyelenggarakan Konvensi Nasional Humas (KNH) dengan tema "Indonesia Bicara Baik" di kota Bogor.

Pastinya langkah strategis dengan menggandeng media partner, social media promotion sampai offline branding pun dilakukan. Seperti foto yang terpampang di atas, salah satu pengurus pusat PERHUMAS memanfaatkan keramaian event lari Jakarta Marathon sambil membawa banner acara KNH 2017. Lalu kami unggah melalui media sosial Instagram. Terintegrasi bukan? 

Branding dalam Logo Perusahaan

Esensi humas/PR dalam perusahaan tidak semata-mata hanya sesederhana "ini lho perusahaan dan produk kami, ini lho event-event kami, ayo semua jangan lupa follow dan mention socmed kami bla bla bla.. "tapi jauh yang tidak tersurat adalah bagaimana masyarakat bisa aware dengan melihat logo dari perusahaan. Bisa dilihat dari banyak perubahaan logo yang dilakukan banyak perusahaan demi bertahan di persaingan era digital ini.

Perubahan logo TRANS TV (trans.tv)
Perubahan logo TRANS TV (trans.tv)
Contoh perubahan logo TRANS TV yang saya bahas ini dalam kacamata PR mengisyaratkan bahwasanya dengan ramainya persaingan televisi hiburan di Indonesia, TRANS TV berusaha mengantar gelombang pesan dengan mengubah logo dari berbentuk berlian menjadi tulisan dengan huruf "A" berwarna-warni. Harapannya agar logo tersebut benar-benar menjadi logo sekaligus tulisan yang mudah dibaca dan diingat para pemirsa dan masyarakat.

Sedangkan huruf "A" yang berwarna-warni mengisyaratkan Bhineka Tunggal Ika, televisi untuk seluruh penduduk Indonesia dengan beragam suku, budaya, bahasa dan agama.

Cukup lama semenjak TRANS TV mengudara sampai mereka merubah logonya dengan perubahan yang ekstrim seperti itu. Humas/PR tentunya memliki harapan corporate awareness asyarakat akan semakin tinggi dengan branding logo barunya tersebut.

Perubahan logo KOMPASIANA (screenshot pribadi)
Perubahan logo KOMPASIANA (screenshot pribadi)
Contoh selanjutnya adalah Kompasiana, tidak sedikit yang masih belum bisa membedakan media arus utama dengan media tulis warga seperti Kompasiana ini. 

Hal tersebut tidak semata-mata perkiraan atau pertanyaan kepada satu sampai dua orang saja, Kompasiana tentunya melakukan riset terlebih dahulu dengan sangat mendalam dan serius. Sampel riset berdasarkan demografi, usia, gender, asal daerah, tingkat pengeluaran bulanan dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun