Meski jelas adanya UU KPKDRT no. 23/2004 merupakan kemajuan besar, namun penerapannya masih menemui banyak tantangan. Ini karena faktor kultural dan struktural yang begitu kokoh, saling melengkapi dan merasuk di dalam sanubari masyarakat Indonesia, baik secara individual maupun institusional.
KTP tentunya terjadi pula di berbagai sektor ranah publik. Mulai dari pelecehan seksual di tempat-tempat umum (jalan raya, kendaraan umum), kegiatan mengemis, prostitusi, buruh jermal dan perkebunan, di pabrik-pabrik maupun di kantor-kantor, dalam kasus lingkungan hidup (seperti misalnya PT Pabrik Semen versus petani pegunungan Kendeng yang mayoritas perempuan) dan tentunya yang tenaga kerja wanita (TKW) yang selalu menjadi sorotan.
Isu TKW ini sangat pelik karena merupakan titik temu antara ranah domestik dan ranah publik yang menjangkau bukan hanya lembaga negara, melainkan juga hubungan internasional. Seorang TKW sering terjepit antara hukum negara pengirim (Indonesia), dan negara penerima di luar negeri. Kedua-duanya eksploitatif, bukan hanya untuk uang, tapi juga untuk kepentingan politik.
Peran Ibu Negara
Ibu Negara Iriana Jokowi, dinilai sebagai sosok yang sederhana layaknya wanita-wanita desa Jawa pada umumnya. Ibu Iriana yang merupakan Bunda PAUD ini dinilai memiliki karakter berbeda dengan Ibu Negara sebelumnya. Ibu Kristiani Herawati atau lebih akrab disapa Ibu Ani Yudhoyono dianggap lebih mempunyai "sense of humanity" yang kuat. Tidak hanya menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya, ia juga mewakafkan waktu, pikiran, dan perhatiannya terhadap masalah kebangsaan.
Sepuluh tahun SBY menjabat, Ibu Ani mampu mengkonsilidasikan ibu-ibu istri Kabinet untuk turun aktif, baik dibidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan masyarakat maupun dibidang sosial budaya. Tidak ada rasa canggung yang dilihatkannya ketika bertemu masyarakat. Ia biasa merangkul erat dan berbincang hangat untuk dapat menggali setiap permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Aktivitas sosial Ibu Ani ini tentu saja meringankan beban kerja suaminya selaku Presiden. Hal ini jugalah yang mungkin mengantarkan SBY menjadi Presiden dua periode. Ini sesuai dengan kata pepatah, "dibalik laki- laki yang sukses ada wanita yang hebat".
Aktifitas Ibu Ani selama menjadi Ibu Negara benar-benar dia jalankan sebagai bentuk pengabdiannya pada masyarakat. Atas keuletannya itu, ia pun mendapatkan penghargaan  Pin Emas dari M. Yunus (Pemegang Nobel Perdamaian 2006). Penghargaan ini diterima Ibu Ani atas komitmennya mendorong serta mengembangka UKM dan Kredit Mikro Indonesia melalui Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera serta Indonesia Kreatih.
Ibu Ani juga mendapatkan Penghargaan berupa Certificate of Global Leadership dari The United Nations Environment Program (UNEP) untuk kepemimpinan Ibu Negara dalam program Gerakan Tanam dan Pelihara 10.000.000 (sepuluh juta) Pohon di seluruh Indonesia. Ia juga mendapatkan Penghargaan berupa Pin Emas oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan sebagai "Ibu Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak" tahun 2007.
-Malawu Ku 25-2-2018