Mohon tunggu...
Razelasyah21
Razelasyah21 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Mahasiswa S1 Psikologi semester 6 di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Aktif mengikuti volunteer Alzi di bidang gangguan Alzheimer. Saya juga aktif menjadi Assistant Unit Pelayanan & Konsultasi Psikologi Untag Surabaya. Saya memiliki pengalaman menjadi Volunteer Division of Counseling bagian Peer Support Group di Ruang Teras Batch 6. Saya juga memiliki pengalaman menjadi Psychology Lab Assistant yang bertugas untuk memandu mahasiswa Psikologi yang sedang mengikuti praktikum.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Untag Surabaya Melakukan Implementasi Alat Peraga Edukatif Mr. Bee dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa SDN Balongsari I/500 Surabaya

24 Juni 2024   18:17 Diperbarui: 24 Juni 2024   20:22 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) memang sudah menjadi kegiatan yang tidak asing di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum di Indonesia. Program ini menjadi bagian penting dalam kurikulum perguruan tinggi untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus ke dalam kehidupan masyarakat secara nyata. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya atau yang dikenal sebagai Kampus Merah Putih, Program KKN diselenggarakan setiap tahunnya. Kegiatan KKN di kampus ini terutama fokus pada ranah Pendidikan dan Kemanusiaan, yang melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Program KKN pada dasarnya memungkinkan mahasiswa untuk turun langsung ke lapangan dan menerapkan ilmu yang mereka pelajari di kampus. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya memperluas wawasan dan keterampilan, tetapi juga memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat dalam berbagai bidang, seperti pendidikan dan kemanusiaan. Dengan adanya Program KKN seperti ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya menjadi intelektual yang terdidik, tetapi juga sosok yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kemajuan masyarakat di sekitarnya.  

Program Kampus Merdeka yang diterapkan di berbagai kampus Indonesia, termasuk di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, membawa konsep baru dalam pendidikan tinggi yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan diri di luar kampus melalui program seperti Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Meskipun demikian, semangat untuk berpartisipasi dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tetap tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh Razelasyah atau dikenal dengan nama Razel, seorang mahasiswa dari Jurusan Psikologi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Razel memilih untuk mengikuti program KKN Asistensi Mengajar pada Program Surabaya Mengajar 5 di Satuan Pendidikan di bawah bimbingan Ibu Dr. Isrida Yul Arifiana, M.Psi., sebagai Dosen Pembimbing Lapangan. Dalam program KKN ini, Razel ditempatkan di SDN Balongsari I/500 Surabaya dengan fokus pada implementasi Alat Peraga Edukatif (APE) bernama "Mr. Bee". Tujuan utama dari penggunaan APE "Mr. Bee" ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca peserta didik di SDN Balongsari I/500 Surabaya.  

APE "Mr. Bee" hadir sebagai solusi yang menyenangkan dan efektif untuk memperkenalkan anak-anak pada dunia belajar. Dengan konsep yang menyajikan pembelajaran secara interaktif, APE "Mr. Bee" membantu siswa memahami konsep-konsep pembelajaran dengan lebih mudah dan menyenangkan. Sehingga, pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan siswa.

APE "Mr. Bee" dirancang dengan kecerdasan yang memikat, terdiri dari empat sisi kotak yang masing-masing menyajikan tantangan yang sesuai dengan tahapan perkembangan membaca anak. Dari pengenalan huruf hingga pengenalan kata, setiap sisi kotak memiliki peranannya sendiri dalam memperkaya pengalaman belajar membaca. Melalui penggunaan APE "Mr. Bee", siswa diarahkan untuk mengikuti urutan yang telah ditetapkan untuk setiap sisi kotak. Dengan demikian, siswa dapat menempuh perjalanan pembelajaran yang terstruktur dan efektif. Meskipun demikian, kreativitas dalam memainkan permainan, sehingga siswa tetap merasa senang dan tidak bosan.

Gambar-gambar yang disertakan dalam APE "Mr. Bee" menjadi kunci penting dalam memahami instruksi dan tantangan yang diberikan. Hal ini membantu peserta didik untuk lebih memahami materi yang disampaikan dan meningkatkan daya tarik serta keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Bermain dengan APE "Mr. Bee" bukanlah sekadar kegiatan bermain, melainkan juga merupakan proses pembelajaran yang penuh dengan nilai-nilai pendidikan. Melalui permainan ini, siswa dapat mengembangkan berbagai aspek seperti keterampilan kognitif, motorik, bahasa, dan sosial. Dengan demikian, bermain dengan APE "Mr. Bee" tidak hanya memberikan kesenangan, tetapi juga membawa berbagai pelajaran berharga bagi perkembangan siswa.

  • Implementasi Alat Peraga Edukatif (APE) "Mr. Bee" di SDN Balongsari I/500 Surabaya

Implementasi Alat Permainan Edukatif (APE) haruslah bertujuan penting bagi anak dan sesuai dengan ketetapan dari ciri-ciri Alat Permainan Edukatif (APE) yaitu meliputi:

1. Persiapan

Penyediaan alat dan bahan meliputi berbagai item untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Huruf Pintar terdiri dari kartu huruf A sampai Z, termasuk huruf besar dan kecil. Roda Pintar adalah roda yang dapat diputar dengan segmen-segmen berisi kombinasi huruf vokal dan konsonan. Tebak Kata menggunakan flashcard dengan gambar-gambar yang beragam dan menarik, serta kata-kata yang sesuai dengan gambar tersebut. Susun Kata menyediakan kartu huruf yang dapat disusun menjadi kata tertentu, lengkap dengan contoh kata dan panduan. Pengaturan ruangan juga sangat penting, termasuk mengatur ruang kelas dengan menyedikan meja yang nyaman serta cukup ruang bagi siswa, masing-masing untuk satu sisi dari "Mr. Bee", serta menyediakan meja yang nyaman dengan cukup ruang bagi siswa.

2. Pelaksanaan Program

Pelaksanaan program dimulai dengan pembukaan di mana penulis memperkenalkan alat peraga "Mr. Bee" kepada siswa. Dalam sesi ini, penulis memberikan penjelasan singkat tentang tujuan dan manfaat alat peraga tersebut. Selain itu, penulis juga menjelaskan aturan penggunaan dan memastikan bahwa siswa memahami bagaimana cara menggunakan setiap sisi dari alat peraga tersebut dengan baik dan benar.

Selanjutnya, aktivitas pembelajaran dimulai dengan sesi "Huruf Pintar" yang bertujuan untuk mengenalkan huruf dan suara yang terkait dengan setiap huruf. Siswa diberikan huruf-huruf dari A sampai Z dan diminta memasangkan huruf-huruf tersebut dalam urutan yang benar. Setelah itu, siswa diminta untuk membacakan huruf-huruf dari A sampai Z secara berurutan. Selama aktivitas ini berlangsung, penulis memantau proses belajar dan memberikan bantuan jika diperlukan untuk memastikan semua siswa dapat mengikuti dengan baik.

Aktivitas berikutnya adalah "Roda Pintar" yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mengidentifikasi huruf dalam kata serta meningkatkan keterampilan fonemik. Dalam sesi ini, siswa memutar roda yang berisi kombinasi huruf vokal dan konsonan, kemudian membaca kombinasi huruf yang muncul. Penulis membantu memastikan pengucapan yang benar dan memberikan dorongan positif kepada siswa agar mereka lebih percaya diri dalam membaca kombinasi huruf tersebut.

Setelah itu, aktivitas "Tebak Kata" dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengeja dan mengenali kata. Siswa diberikan flashcard dengan gambar yang beragam dan menarik, dan mereka diminta untuk menebak kata yang sesuai dengan gambar tersebut. Penulis memandu siswa dalam mengenali kata dan memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan, sehingga siswa dapat memahami kata-kata tersebut dengan lebih baik.

Aktivitas terakhir adalah "Susun Kata" yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyusun huruf menjadi kata dan memahami struktur kata. Dalam sesi ini, siswa diberikan huruf-huruf yang diacak dan diminta untuk menyusunnya menjadi kata yang benar. Penulis kemudian memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan feedback konstruktif untuk membantu siswa memahami kesalahan mereka dan memperbaikinya. Dengan demikian, melalui rangkaian aktivitas ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca, mengeja, dan mengenali kata dengan lebih baik.

3. Penutup

Setelah seluruh aktivitas pembelajaran selesai, penulis mengadakan sesi refleksi di mana siswa dapat berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi selama kegiatan. Dalam sesi diskusi singkat ini, penulis memberikan evaluasi umum tentang kemajuan siswa dan memberikan pujian serta reinforcement untuk usaha mereka. Untuk penguatan pembelajaran, penulis memberikan tugas tambahan atau latihan di rumah yang terkait dengan aktivitas "Mr. Bee" untuk memperkuat pembelajaran yang telah dilakukan di kelas.

  • Faktor-Faktor Yang Mendukung dan Menghambat

Hasil pelaksanaan program "Mr. Bee" dapat dilihat dari beberapa aspek yang menunjukkan perkembangan dan dampak positif dari penggunaan alat peraga edukatif ini dalam mendukung kegiatan. Peningkatan kemampuan membaca menjadi salah satu hasil yang diharapkan, dengan indikator penguasaan alfabet di mana siswa mampu mengenal dan mengurutkan huruf dari A sampai Z dengan lebih cepat dan tepat. Evaluasi dilakukan melalui tes sederhana di mana siswa diminta mengurutkan kartu huruf dan mencocokkannya dengan urutan alfabet. Selain itu, penguasaan kombinasi huruf vokal dan konsonan juga diukur dengan menggunakan roda pintar dan meminta siswa membaca kombinasi huruf secara langsung.

Motivasi dan minat belajar juga menjadi fokus evaluasi. Keterlibatan aktif siswa terlihat dari keaktifan mereka dalam aktivitas pembelajaran dan minat tinggi dalam setiap tantangan yang diberikan oleh "Mr. Bee". Evaluasi dilakukan melalui observasi langsung selama aktivitas berlangsung dan pengumpulan feedback dari siswa tentang kesenangan mereka dalam menggunakan alat peraga. Kepuasan siswa diukur melalui survei atau wawancara sederhana untuk mengetahui tingkat kepuasan mereka terhadap program "Mr. Bee".

Aspek kemandirian dan kepercayaan diri juga diharapkan meningkat. Peningkatan kemandirian terlihat dari kemampuan siswa menyelesaikan tantangan dengan sedikit bantuan dari guru, dievaluasi melalui observasi guru terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas secara mandiri. Sementara itu, peningkatan kepercayaan diri diukur dengan mengadakan sesi membaca bersama di mana siswa diminta membaca dengan suara lantang, dan mencatat perubahan dalam tingkat kepercayaan diri mereka. Melalui evaluasi ini, dampak positif dari program "Mr. Bee" dapat terlihat jelas dalam berbagai aspek perkembangan siswa.

Kegiatan Implementasi APE
Kegiatan Implementasi APE "Mr. Bee"/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun