Mohon tunggu...
Abdul Razaq
Abdul Razaq Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aktivis Sosial dan Keagamaan

Memanfaatkan Hidup untuk Hidup Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Inspiratif: Berkah Sedekah, Bukti Keagungan Allah

3 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 3 Mei 2024   10:46 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan kisah ini melalui group WhatsApp Warga Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta. Setelah saya membaca, yang tidak hanya dua kali, saya tergerak untuk menceritakan kembali, dengan beberapa tambahan untuk memguatkan cerita tersebut, tanpa merubah substansi isi kisah inspiratif ini.

Menceritakan kembali, sebuah kisah inspiratif akan menggugah bagi pembaca untuk merenungkan dan introspeksi diri, guna menata kembali kehidupan yang akan datang dengan lebih baik.

Dalam hiruk-pikuk kesibukan menjalani kehidupan, kadang-kadang kita tenggelam dalam rutinitas sehari-hari tanpa menyadari keajaiban yang tersembunyi di sekitar kita. Namun, di tengah kesibukan itu, ada kisah-kisah kecil yang menggetarkan hati dan mengingatkan kita akan kebesaran kebaikan dan keajaiban rezeki yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Salah satu kisah yang begitu menginspirasi adalah tentang seorang ustadz yang memberikan sedekah kepada seorang supir taksi, membuka pintu kebahagiaan dan keberkahan yang tak terduga. Kisah ini menjadi bukti nyata akan keajaiban sedekah dan kasih sayang Allah yang melimpah kepada hamba-Nya.

Dalam perjalanan hidup yang penuh liku dan ujian, kadang-kadang kita bertemu dengan orang-orang yang tanpa sengaja memberikan pelajaran berharga tentang kebaikan dan ketulusan hati. Pertemuan tersebut, telah ditakdirkan Allah SWT. untuk memberikan pelajaran hikmah bagi dirinya dan orang lain. Kisah tentang Ustadz Uyad Albantani (Uy) dan supir taksi yang menjadi bagian dari perjalanan hidupnya, menyoroti betapa pentingnya berbagi rezeki dan menyebarkan kebaikan di sekitar kita. Meskipun hanya berlangsung dalam waktu singkat, pertemuan antara keduanya mengilhami dan menggugah hati, menyampaikan pesan tentang pentingnyaketulusan dan keikhlasan.

Kisah inspiratif ini juga mengingatkan kita akan keberkahan dalam berbuat baik kepada sesama. Setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia di mata Allah SWT. Dalam kisah ini, sedekah yang diberikan oleh Ustadz Uyad kepada supir taksi tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga membawa keberkahan dan kebahagiaan yang melimpah kepada kedua belah pihak. Hal ini menjadi bukti bahwa sedekah bukan hanya sekedar memberi, tetapi juga merupakan investasi spiritual yang membawa berkah dalam kehidupan.

Kisah ini menegaskan bahwa di balik setiap peristiwa dalam hidup, terdapat rancangan yang indah dari Allah SWT. Pertemuan antara Ustadz Uyad dan supir taksi yang tampaknya kebetulan, sebenarnya merupakan bagian dari rencana-Nya yang lebih besar. Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu mempercayai bahwa Allah SWT selalu menyediakan jalan keluar dan memberikan rezeki kepada hamba-Nya yang bertawakal dan berbuat baik.

Kisah nyata ini dialami Ustadz Uyad Albantani (Uy). Sekitar tahun 2014, beliau mendapat undangan ceramah keluar kota. Berangkatlah beliau dari rumah menuju bandara Soekarno-Hatta dengan taksi.

Sepanjang perjalanan beliau ngobrol dengan Supir Taksi (ST);

Uy: "Ngomong, udah berapa lama nyupir taksi pak?

ST: "Owh belum lama pak, baru beberapa bulan saja".

Uy: "Ooh gitu, emang sebelumnya kerja dimana?".

ST: "Dulu sempat kerja di perusahaan perkapalan di Surabaya pak, kebetulan dulu pernah ambil Tehnik Mesin di ITS, trus perusahaannya bangkrut jadi saya kena PHK, lama nganggur di Surabaya akhirnya saya putuskan pindah ke Jakarta.

Uy: "Wah, sayang sekali ya, ngomong anak sudah berapa?".

ST: "Alhamdulillah sudah 4 pak, yang besar malah udah mau tamat SMA".

Uy: "Oh gitu, kalo boleh tau, narik taksi sehari bersih bisa dapet berapa sih...?".

ST: "Ya Alhamdulillah pak, kalo di rata sehari bisa dapet 75 ribu, kalo lagi rame bisa sampe 150 ribu, dan gak tentu jugalah pak".

Uy: "Oh ya, tapi\ sebelumnya mohon maaf nih, emang segitu cukup buat anak istri?".

ST: "Ya insya Allah cukup pak, daripada gak ada sama sekali".

Uy: "Masyaa Allah, kok bisa cukup ya pak, ini di Jakarta lho?".

ST: "Ya kalo dihitung sih gak cukup pak, tapi sekarang saya merasa lebih tenang pak. Alhamdulillah sekarang kerja bisa sambil ngurus masjid. Alhamdulillah juga saya masih bisa rutin sedekah,10% dari hasil naksi saya infakkan ke masjid".

Uy:" Ya Allah, jadi uang segitu masih dipotong lagi buat sedekah?".( tak terasa air matanya menetes haru).

ST: "Iya pak, mumpung Allah lagi ngasih kesempatan saya bersedekah, dulu waktu masih jaya boro saya mau sedekah pak. Makanya habis apa yang saya miliki. Saya bersyukur kali sekarang bisa dekat sama Allah".

Tak terasa, mobil sudah memasuki portal menuju terminal 1B Soetta, argo menunjukkan 115 ribu lalu dibayar oleh Pak Uyad 150 ribu.

Karena rasa haru yang mendalam dari cerita supir taksi tadi, sebelum keluar dari mobil pak Uyad mengeluarkan lagi uang Rp. 2 juta dan diberikannya ke bapak supir tersebut.

"Ini buat anak istri dirumah ya, salam buat keluarga". sambil beranjak keluar dari mobil.

Tiba-tiba bapak supir keluar dari mobilnya dan menyusul Ust. Uyad.

"Masyaa Allah pak, ini kebanyakan" sambil menyodorkan kembali uang tersebut.

"Oh gak papa, kebetulan saya lagi ada titipan rezeki dari Allah dan saya mau sedekah sama orang yang Ahli Sedekah, senang ketemu sama bapak. Tolong jangan dikembalikan. Berilah kesempatan Allah mencatat sebuah Amal Jariyah buat saya". Jawab Ust. Uyad.

Dengan mata yang berkaca-kaca, pak supir menerima uang tersebut sambil memeluk Ust. Uyad. Mereka berpisah dan suasana haru itupun berlalu. Sebagaimana detik yang lari meninggalkan waktu.

Pada tahun 2016, di suatu malam, Ust. Uyad sedang bersilaturahmi dengan teman-temannya di lobby hotel Jw Mariot, ketika asik ngobrol, tiba-tiba datang office boy menghampirinya sambil menyerahkan sebuah amplop.

"Apa ini?" tanya Ust. Uyad, "Tak tau pak, saya disuruh sama bapak-bapak diluar tadi, itu titipan dari dia pesannya, supaya diserahkan ke bapak", jawab office boy. "Bapak yang mana?", tanya Ust. Uyad. "Wah, saya juga gak kenal pak, orangnya diluar sana pak" jawab office boy.

Melihat kejadian itu, salah satu teman Ust. Uyad yang kebetulan berdinas di kepolisian memberi saran untuk segera membuka amplop tersebut dan ternyata didalamnya berisi uang US$ 2000 dollar.

Dalam kondisi keheranan dan terkejut, muncul rasa penasaran dan curiga, jangan-jangan uang ini diberikan sebagai jebakan, akhirnya Ust. Uyad berlari keluar hotel meninggalkan temannya di lobby.

"Mana bapak yang ngasih amplop ini?" tanyanya kembali ke office boy yang menyerahkan amplop tadi. "Itu pak, bapak itu masih diluar".

Dengan setengah berlari, Ust. Uyad akhirnya menemukan bapak yang ditunjuk office boy tadi "Pak, maaf ya, bapak yang ngasih amplop ini? Apa maksudnya? bapak siapa?" tanyanya dengan nada agak meninggi karena beliau takut sedang menerima jebakan dari seseorang.

"Iya saya pak, saya memang udah lama mencari bapak, saya supir taksi yang pernah nganterin bapak dulu ke bandara, masak bapak lupa?"

"Waduh maaf pak, mana saya inget, saya sering naek taksi" jawab Ust. Uyad penasaran.

"Saya supir taksi yang dua tahun dulu pernah bapak kasih uang Rp 2 juta".

"Masyaa Allah maaf pak, saya bener-bener gak inget".

"Saya yang pernah anter bapak dari Lebak Bulus ke terminal 1B, pas bapak mau ke Bangka Belitung".

Ust. Uyad mulai mengingat kejadian dua tahun yang lalu.

"Terus terang pak, saat itu saya memang sedang membutuhkan uang sebanyak itu untuk bayar kontrakan yang jatuh tempo. Hari itu juga sama saya harus bayar sekolah anak saya. Dan saya tidak tau lagi kemana harus saya cari uang sebanyak itu. Jadi ketika bapak kasih Rp 2 juta itu saya kaget sampe nangis. Saya berterima kasih sekali sama bapak".

"Masyaa Allah pak, maafkan saya, saya baru ingat, Lagian itu kejadian dua tahun yang lalu. Trus ini kenapa kok bapak ngasih sebanyak ini?".

"Saya cuma ingin berterima kasih saja sama bapak, Alhamdulillah pak, sekarang saya sudah bekerja di perusahaan konsultan teknik untuk proyek-proyek".

"Masyaa Allah pak, ya udah pak saya terima tapi ini kebanyakan," sambil bermaksud menyerahkan amplop itu kembali, namun ditolak.

"Ma'af pak, tolong diterima pak, jangan dikembalikan, berilah kesempatan Allah mencatat sebuah Amal Jariyah buat saya".

Pelukan dan air mata mengiringi haru pertemuan kembali dua hamba yang saling mencintai karena Allah.

Pesan moral dan hikmah dari kisah tersebut sangatlah mendalam, yang dapat menginspirasi banyak orang, antara lain pentingnya sedekah, ketulusan hati, syukur dan kepercayaan penuh kepada Allah, berbuat baik serta saling menguatkan karena Allah.

Selain itu, mengajarkan tentang pentingnya berbagi rezeki dan kebaikan kepada sesama, serta keberkahan yang terkandung dalam perbuatan baik. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 261 yang menyatakan, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." Hal ini mengisyaratkan bahwa sedekah yang diberikan dengan tulus akan mendatangkan keberkahan yang berlipat ganda.

Kisah tersebut mengajarkan tentang pentingnya kesabaran dan tawakal dalam menghadapi cobaan hidup, tetap bersyukur dan sabar atas apa yang diberikan Allah SWT. kepadanya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 155 yang menyatakan, "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar". Kesabaran dan tawakalnya pada akhirnya membawanya kepada pintu keberkahan rezeki yang tak terduga.

Juga mengajarkan tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama, meskipun dalam situasi yang sulit. Hal ini, dijelaskan dalam Surah Al-Imran ayat 134 yang menyatakan, " (yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."

Dengan demikian, kisah tersebut memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya berbagi, bersabar, tawakal, dan berbuat baik dalam menjalani kehidupan.

Terima kasih yang telah menuliskan kembali kisah nyata Ust Uyad dan telah mendapatkan izin untuk di share. (ar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun