"Saya cuma ingin berterima kasih saja sama bapak, Alhamdulillah pak, sekarang saya sudah bekerja di perusahaan konsultan teknik untuk proyek-proyek".
"Masyaa Allah pak, ya udah pak saya terima tapi ini kebanyakan," sambil bermaksud menyerahkan amplop itu kembali, namun ditolak.
"Ma'af pak, tolong diterima pak, jangan dikembalikan, berilah kesempatan Allah mencatat sebuah Amal Jariyah buat saya".
Pelukan dan air mata mengiringi haru pertemuan kembali dua hamba yang saling mencintai karena Allah.
Pesan moral dan hikmah dari kisah tersebut sangatlah mendalam, yang dapat menginspirasi banyak orang, antara lain pentingnya sedekah, ketulusan hati, syukur dan kepercayaan penuh kepada Allah, berbuat baik serta saling menguatkan karena Allah.
Selain itu, mengajarkan tentang pentingnya berbagi rezeki dan kebaikan kepada sesama, serta keberkahan yang terkandung dalam perbuatan baik. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 261 yang menyatakan, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." Hal ini mengisyaratkan bahwa sedekah yang diberikan dengan tulus akan mendatangkan keberkahan yang berlipat ganda.
Kisah tersebut mengajarkan tentang pentingnya kesabaran dan tawakal dalam menghadapi cobaan hidup, tetap bersyukur dan sabar atas apa yang diberikan Allah SWT. kepadanya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 155 yang menyatakan, "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar". Kesabaran dan tawakalnya pada akhirnya membawanya kepada pintu keberkahan rezeki yang tak terduga.
Juga mengajarkan tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama, meskipun dalam situasi yang sulit. Hal ini, dijelaskan dalam Surah Al-Imran ayat 134 yang menyatakan, " (yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."
Dengan demikian, kisah tersebut memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya berbagi, bersabar, tawakal, dan berbuat baik dalam menjalani kehidupan.
Terima kasih yang telah menuliskan kembali kisah nyata Ust Uyad dan telah mendapatkan izin untuk di share. (ar)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI