Belakangan ini, gowes atau naik sepeda menjadi tren masyarakat khususnya di Yogyakarta. Bersepeda menjadi sarana transportasi yang menyenangkan dan menyehatkan di tengah pandemi virus Corona, selain sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan.
Gowes menjadi pilihan populer banyak kalangan di Kota Yogyakarta, bahkan dunia, baik bertujuan untuk olahraga, transportasi, maupun hanya untuk sekedar gaya-gayaan. Disamping menjadi tujuan lain, sebagai sarana silaturrahmi, mempererat kebersamaan dan persaudaraan.
Tren Gowes inipun juga terjadi pada asosiasi LPMK Kota Yogyakarta. Hampir seluruh anggota LPMK memiliki ketertarikan dengan Gowes, bahkan tidak jarang berkegiatan Gowes bebarengan. Kondisi ini, menjadi sarana bagi pengurus asosiasi LPMK Kota Yogyakarta untuk mengenal lebih jauh potensi wilayah di 45 kelurahan se-Kota Yogyakarta.
Haryanto, Ketua Asosiasi LPMK Kota Yogyakarta menjelaskan, Gowes Bebarengan ini telah dilaksanakan sebelum pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Covid-19, kegiatan gowes bebarengan ini, dilaksanakan anggota Asosiasi LPMK bersama Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta dan kelurahan.Â
Namun belakangan, tidak hanya anggota asosiasi LPMK, Bidang PM DPMPPA, Kelurahan, namun juga Kecamatan dan wilayah yang menjadi sasaran gowes bebarengan. Bahkan melibatkan dinas di lingkungan pemerintah Kota Yogyakarta, khususnya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Gowes Bebarengan ini, bertujuan untuk silaturrahmi dengan warga, sekaligus melihat secara langsung potensi wilayah. Selain itu akan mendapatkan informasi atas potensi wilayah dan pengembangan atas potensi tersebut. Informasi tersebut akan menjadi masukan pada asosiasi LPMK untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dengan dinas terkait di pemerintah Kota Yogyakarta", ujar Haryanto pada Gowe Bebarengan di wilayah kelurahan Muja-Muju, Jum'at (17/07/2020).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, kegiatan Gowes Beberangan yang digagas Asosiasi LPMK ini dilaksanakan setiap hari Jum'at pagi. Titik kumpul sebelum ke wilayah tujuan, berada di kantor kecamatan dimana gowes beberangan tersebut akan dilaksanakan.
Sementara Retnaningtyas melalui sambungan WhatsApp menyatakan pemerintah Kota Yogyakarta berusaha menghidupkan berbagai sektor unggulan yang menjadi potensi wilayah atau kampung melalui program "Dodolam Kampung". Setiap kampung memiliki potensi yang berbeda-beda, yang bila digarap serius akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat, salah satunya dampak ekonomi.
Lanjut dia, program dodolan kampung memiliki tiga arti, yaitu "Dodolan Kampung", artinya menjual semua potensi di kampung, agar apa yang ada di kampung bernilai ekonomis bagi masyarakat.Â
Selain itu, "do dolan neng kampung" atau bermain ke kampung, yang bermakna mengenalkan kampung ke publik dan menghidupkan kampung untuk sarana silaturrahmi. "Mari kita kembali bermain ke kampong", yaitu mengenalkan kepada anak -- cucu kita dan masyarakat luas sebagai sarana interaksi dan silaturahmi.
"Arti lain dari program ini adalah "Ngedol Kampung" yaitu membuat branding kampung sehingga menarik pihak luar kampung untuk berpartisipasi di kampung tersebut.Â
Selain  membuat ikon ikon kampung sehingga memacu kreativitas masyarakat dan memacu orang untuk datang ke kampung untuk bermain dan berinteraksi di kampung", ujarnya.
Gowes bebarengan sebagai salah satu cara asosiasi LPMK Kota Yogyakarta dalam menterjemahkan program dodolan kampung. (KangRozaq)
#AsosiasiLPMKKotaYogyakarta
#AbdulRazaq
#PMDPMPPAKotaJogja
#MemanfaatkanHidupUntukHidupBermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H