Mohon tunggu...
Rayyi Mufid Tsaraut Muzhaffar
Rayyi Mufid Tsaraut Muzhaffar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anggota Jurnalis Media Pelajar Forum OSIS Jawa Barat

Hanya bocah SMA yang bermimpi menjadi seorang Kuli Tinta.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kala Identitas Bertentangan dengan Realitas, Mengulas Film Monster (2023)

24 Juni 2024   20:42 Diperbarui: 25 Juni 2024   00:30 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah awal kesalahpahaman itu terjadi. Walau merasa bersalah pada Minato, dirinya tetap menanggap sang murid itu nakal. Kejadian demi kejadian dalam kacamatan Mr. Hori memunculkan persepsi bahwa Minato adalah monster yang kerap merundung Yori. Pada suatu waktu Mr. Hiro melihat Minato keluar dari toilet dan mendapati Yori yang terkunci dengan sengaja. Kemudian, Yori dan Minato juga pernah berkelahi dan kemudian dilerai oleh Mr. Hori.

Karena berbagai peristiwa tersebut, Mr. Hori amat yakin jika dirinya tidak bersalah. Maka saat nama baiknya tercemar, Mr. Hori akhirnya pergi ke sekolah untuk meminta penjelasan pada Minato dan tanpa diduga Minato hilang setelah terjatuh dari tangga saat menghindari kejaran Mr. Hori.

Babak Akhir : Rahasia diantara Minato dan Yori

Di tengah segala kebingungan itu, sudut pandang kembali berubah. Kali ini sentral film berada di antara Minato dan Yori. Penonton diajak untuk memandang lebih dekat hubungan mereka.

Minato adalah siswa yang normal, hubungannya dengan teman sekelas baik-baik saja. Akan tetapi ia menyimpan rasa penasaran pada Yori, siswa yang dikucilkan di sana. Yori adalah anak yang pendiam, jarang bergaul dengan sesama lelaki dan sedikit feminim. Identitasnya yang tidak umum ini membuatnya asing. Namun di mata Minato, Yori adalah sosok yang istimewa hingga dia memiliki keinginan untuk berteman dengannya.

Sayang, lingkungan di sekitar tidak menghendaki mereka bersatu. Karena kedekatannya dengan Yori, Minato menjadi sasaran rundungan teman-teman lelaki di kelasnya. Tak mau hal itu terjadi, Minato memutuskan untuk ikut "membenci" Yori di kelas.

Source: Clip via X/Twitter
Source: Clip via X/Twitter

Walaupun lebih sering diam sebagai bentuk langkah diplomatisnya, dirinya tak lepas dari ejekan teman sekelas yang menyebut mereka berdua sebagai burung camar yang kasmaran atau dua pasangan yang menjijikan.

Lalu sampailah di suatu peristiwa Yori dirundung begitu parah oleh teman-teman sekelasnya. Minato tidak tahan melihat hal itu, hingga kemudian mengamuk dan melempar barang-barang milik temannya di luar kendali. Beberapa menit kemudian Mr. Hori datang dan terjadilah insiden sikut menyikut itu yang menyebabkan Minato mengalami pendarahan di telinga dan hidung.

Di titik ini pada akhirnya penonton tahu, monster sesungguhnya adalah orang-orang di sekitar mereka berdua. Karena fakta yang sesungguhnya adalah, Minato dan Yori sering menghabiskan waktu bersama di luar sekolah. Mereka memiliki virginity woolf-nya sendiri, sebuah kereta usang di balik bukit yang bisa diakses oleh terowongan. Disanalah tempat kedua bocah itu tertawa dan bercanda dengan bebas tanpa dusta satu sama lain.

Romansa di antara Dua Pemeran Utama

Terungkap fakta bahwa Yori mengalami kekerasan di rumahnya. Ia memiliki ayah pemabuk yang tak layak memegang mandat sebagai orangtua. Acapkali Yori dipukuli karena dianggap "mengidap sebuah penyakit". Selain itu, dia juga dipaksa sang ayah untuk "menyembuhkan" kondisinya.

Situasi ini sejalan dengan Minato yang memiliki tekanan batin atas ibunya yang mengatakan; Aku telah berjanji pada Ayahmu untuk terus menjagamu hingga kau bisa menikah dan memiliki anak. Sedang kala mendengarnya, dia tidak senang karena itu bukan masa depan yang dia inginkan. Minato merasa gagal sebagai seorang anak sebab impiannya tidak berjalan pararel dengan orang tuanya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun