Berdasarkan tabel data shift share perkebunan yang disajikan dalam dua gambar, dapat dianalisis beberapa hal terkait struktur dan perkembangan sektor perkebunan di wilayah tersebut.
Pertama, secara umum, mayoritas kecamatan di wilayah ini memiliki nilai komponen national share yang positif, mengindikasikan bahwa sektor perkebunan di wilayah tersebut tumbuh sejalan dengan pertumbuhan nasional. Namun, beberapa kecamatan seperti Kecamatan Tambusai Utara, Kecamatan Kepenuhan, dan Kecamatan Rambah memiliki nilai national share yang negatif, menunjukkan bahwa sektor perkebunan di wilayah tersebut tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan nasional. Kedua, pada komponen industri mix, terlihat bahwa sebagian besar kecamatan memiliki nilai yang negatif, mengindikasikan bahwa komposisi komoditas perkebunan di wilayah ini kurang menguntungkan atau kurang kompetitif dibandingkan dengan komposisi komoditas perkebunan secara nasional. Ketiga, untuk komponen regional share, terdapat variasi nilai yang positif dan negatif di antara kecamatan-kecamatan. Nilai regional share yang positif menunjukkan bahwa kecamatan tersebut memiliki keunggulan kompetitif dalam sektor perkebunan, sementara nilai negatif mengindikasikan sebaliknya. Secara keseluruhan, analisis ini memberikan gambaran tentang posisi dan daya saing sektor perkebunan di masing-masing kecamatan. Pemerintah daerah dapat menggunakan informasi ini untuk menetapkan strategi pengembangan sektor perkebunan yang lebih tepat, seperti mendorong diversifikasi komoditas, meningkatkan produktivitas, dan mengembangkan kecamatan-kecamatan dengan keunggulan kompetitif.
Berdasarkan tabel data shift share sektor peternakan yang disajikan, dapat dilihat beberapa pola menarik dalam perkembangan subsektor peternakan di wilayah ini. Pertama, pada komponen national share, sebagian besar kecamatan memiliki nilai yang positif, mengindikasikan bahwa subsektor peternakan di wilayah ini tumbuh sejalan dengan pertumbuhan nasional. Namun, ada beberapa pengecualian, seperti Kecamatan Tambusai Utara dan Kecamatan Kepenuhan yang memiliki nilai national share negatif, menunjukkan pertumbuhan di bawah rata-rata nasional. Kedua, untuk komponen industry mix, terlihat variasi nilai yang positif dan negatif di antara kecamatan-kecamatan. Nilai positif pada industry mix berarti komposisi subsektor peternakan di kecamatan tersebut lebih menguntungkan atau kompetitif dibandingkan dengan komposisi nasional, sementara nilai negatif mengindikasikan sebaliknya. Ketiga, pada komponen regional share, juga terdapat keberagaman nilai di antara kecamatan. Nilai regional share yang positif menunjukkan bahwa kecamatan tersebut memiliki keunggulan kompetitif dalam subsektor peternakan, sementara nilai negatif mengindikasikan kurangnya keunggulan kompetitif. Secara keseluruhan, analisis ini memberikan gambaran tentang posisi dan daya saing subsektor peternakan di masing-masing kecamatan. Pemerintah daerah dapat memanfaatkan informasi ini untuk menyusun strategi pengembangan sektor peternakan yang lebih tepat, seperti mendorong peningkatan produktivitas, diversifikasi subsektor, dan mengembangkan kecamatan-kecamatan dengan keunggulan kompetitif.
Pembahasan Shift Share Perikanan
Berdasarkan tabel data shift share sektor perikanan yang disajikan dalam dua gambar, dapat dilihat beberapa pola menarik dalam struktur dan perkembangan subsektor perikanan di wilayah ini.
Pertama, pada komponen national share, terlihat bahwa sebagian besar kecamatan memiliki nilai yang positif, mengindikasikan bahwa subsektor perikanan di wilayah ini tumbuh sejalan dengan pertumbuhan nasional. Namun, ada beberapa pengecualian, seperti Kecamatan Tambusai Utara dan Kecamatan Kepenuhan yang memiliki nilai national share negatif, menunjukkan pertumbuhan di bawah rata-rata nasional. Kedua, untuk komponen industry mix, terdapat variasi nilai yang positif dan negatif di antara kecamatan-kecamatan. Nilai positif pada industry mix berarti komposisi subsektor perikanan di kecamatan tersebut lebih menguntungkan atau kompetitif dibandingkan dengan komposisi nasional, sementara nilai negatif mengindikasikan sebaliknya. Ketiga, pada komponen regional share, juga terlihat beragam nilai di antara kecamatan. Nilai regional share yang positif menunjukkan bahwa kecamatan tersebut memiliki keunggulan kompetitif dalam subsektor perikanan, sementara nilai negatif mengindikasikan kurangnya keunggulan kompetitif. Secara umum, analisis ini memberikan gambaran tentang posisi dan daya saing subsektor perikanan di masing-masing kecamatan. Pemerintah daerah dapat memanfaatkan informasi ini untuk menyusun strategi pengembangan sektor perikanan yang lebih tepat, seperti mendorong peningkatan produktivitas, diversifikasi subsektor, dan mengembangkan kecamatan-kecamatan dengan keunggulan kompetitif.
Pembahasan Peta
Berdasarkan analisis terhadap ketiga peta potensi wilayah Kabupaten Banjar, dapat disimpulkan bahwa kabupaten ini memiliki prospek yang cukup baik di sektor perikanan dan kurang baik di sektor Perkebunan dan peternakan. Untuk sektor perikanan, sebagian besar wilayah berstatus "Unggul", menunjukkan potensi yang cukup besar. Terdapat pula beberapa area yang berstatus "Tertinggal", terutama di bagian tengah kabupaten, mengindikasikan kawasan dengan potensi perikanan yang kurang baik. Hanya sedikit area yang berstatus "Andalan" dan "Prospektif". Pada sektor perkebunan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Banjar berstatus "Tertinggal", menandakan prospek yang kurang baik. Sedikit area berstatus "Unggul", terutama di bagian tengah kabupaten. Sementara itu, untuk sektor peternakan, sebagian besar wilayah juga berstatus "Tertinggal". Terdapat beberapa area berstatus "Unggul" dan "Andalan", terutama di bagian Telaga Bauntuk dan Tatah Makmur. Tidak ada area yang berstatus "Prodpektif". Secara keseluruhan, Kabupaten Banjar memiliki potensi yang kurang baik di ketiga sektor tersebut, didominasi oleh status "Tertinggal". Hal ini menunjukkan perlu pengembangan sektor perkebunan, peternakan, dan perikanan secara lebih terarah dan efektif.
Kesimpulan
Analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa:
Sektor perkebunan belum menjadi sektor basis di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Banjar, kecuali di beberapa kecamatan tertentu.