Pembahasan LQ
Pembahasan LQ Perkebunan
Berdasarkan tabel LQ (Location Quotient) yang disediakan, dapat dianalisis beberapa hal terkait struktur ekonomi di wilayah tersebut. Secara umum, mayoritas kecamatan memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk seluruh sektor ekonomi, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut masih kurang berkembang di wilayah ini dibandingkan dengan wilayah lainnya. Namun, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 untuk beberapa sektor, mengindikasikan bahwa sektor-sektor tersebut merupakan sektor basis atau unggulan di wilayah tersebut, seperti sektor pertanian di Kecamatan Suligi, sektor pertambangan di Kecamatan Bonai Darussalam, dan sektor perdagangan di Kecamatan Rambah. Di sisi lain, ada beberapa kecamatan yang memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk seluruh sektor, menunjukkan bahwa wilayah tersebut belum memiliki sektor unggulan yang dapat mendorong perkembangan ekonomi secara signifikan, contohnya Kecamatan Tambusai Utara dan Kecamatan Kepenuhan. Pemerintah daerah dapat memanfaatkan informasi ini untuk menentukan strategi pengembangan ekonomi yang lebih tepat, misalnya dengan mendorong sektor-sektor basis dan mengembangkan sektor-sektor non-basis di masing-masing kecamatan.
Pembahasan LQ Peternakan
Berdasarkan tabel data LQ (Location Quotient) peternakan yang disajikan, dapat dianalisis bahwa secara umum mayoritas kecamatan di wilayah tersebut memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk hampir semua subsektor peternakan, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor-subsektor peternakan tersebut belum menjadi sektor basis atau unggulan di wilayah ini dibandingkan dengan wilayah lain. Â Meskipun demikian, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 untuk beberapa subsektor peternakan, menunjukkan bahwa subsektor tersebut merupakan sektor basis di wilayah tersebut. Contohnya, subsektor sapi di Kecamatan Rambah, subsektor kambing di Kecamatan Tambusai, dan subsektor domba di Kecamatan Tambusai Utara.
Di sisi lain, beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Tambusai Utara dan Kecamatan Kepenuhan, memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk seluruh subsektor peternakan, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut belum memiliki sektor peternakan yang dapat menjadi sektor unggulan. Selain itu, terdapat perbedaan nilai LQ antara tahun 2015 dan 2019 pada beberapa kecamatan, menunjukkan adanya perubahan dalam perkembangan subsektor peternakan di wilayah tersebut selama periode tersebut.
Pembahasan LQ Perikanan
Berdasarkan tabel data LQ (Location Quotient) perikanan yang disajikan dalam dua gambar, dapat dianalisis bahwa struktur perekonomian sektor perikanan di wilayah tersebut memiliki beberapa pola yang menarik. Pertama, sebagian besar kecamatan memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk subsektor perikanan tangkap (PATIN) dan perikanan budidaya (LELE), mengindikasikan bahwa subsektor-subsektor tersebut belum menjadi sektor basis atau unggulan di wilayah ini dibandingkan dengan wilayah lain. Namun, terdapat beberapa pengecualian, seperti Kecamatan Tambusai Utara yang memiliki nilai LQ di atas 1 untuk subsektor perikanan budidaya (LELE), menunjukkan bahwa subsektor ini menjadi sektor basis di wilayah tersebut.
Kedua, beberapa kecamatan memiliki nilai LQ di atas 1 untuk subsektor perikanan hias (MAS), seperti Kecamatan Tambusai, Kecamatan Kepenuhan, dan Kecamatan Rambah. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor perikanan hias merupakan sektor basis di wilayah-wilayah tersebut. Ketiga, terdapat perbedaan pola antara tahun 2015 dan 2019, terutama pada subsektor perikanan budidaya (LELE) dan perikanan hias (MAS). Hal ini menunjukkan adanya perubahan dalam perkembangan subsektor perikanan di wilayah ini selama periode tersebut.
Pembahasan Shift Share
Pembahasan Shift Share Perkebunan