Mohon tunggu...
Raynur AS
Raynur AS Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis LQ dan SS pada Kabupaten Banjar Tahun 2019-2020

8 November 2024   15:39 Diperbarui: 8 November 2024   15:52 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan LQ

Pembahasan LQ Perkebunan

Berdasarkan tabel LQ (Location Quotient) yang disediakan, dapat dianalisis beberapa hal terkait struktur ekonomi di wilayah tersebut. Secara umum, mayoritas kecamatan memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk seluruh sektor ekonomi, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut masih kurang berkembang di wilayah ini dibandingkan dengan wilayah lainnya. Namun, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 untuk beberapa sektor, mengindikasikan bahwa sektor-sektor tersebut merupakan sektor basis atau unggulan di wilayah tersebut, seperti sektor pertanian di Kecamatan Suligi, sektor pertambangan di Kecamatan Bonai Darussalam, dan sektor perdagangan di Kecamatan Rambah. Di sisi lain, ada beberapa kecamatan yang memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk seluruh sektor, menunjukkan bahwa wilayah tersebut belum memiliki sektor unggulan yang dapat mendorong perkembangan ekonomi secara signifikan, contohnya Kecamatan Tambusai Utara dan Kecamatan Kepenuhan. Pemerintah daerah dapat memanfaatkan informasi ini untuk menentukan strategi pengembangan ekonomi yang lebih tepat, misalnya dengan mendorong sektor-sektor basis dan mengembangkan sektor-sektor non-basis di masing-masing kecamatan.

Pembahasan LQ Peternakan

Berdasarkan tabel data LQ (Location Quotient) peternakan yang disajikan, dapat dianalisis bahwa secara umum mayoritas kecamatan di wilayah tersebut memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk hampir semua subsektor peternakan, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor-subsektor peternakan tersebut belum menjadi sektor basis atau unggulan di wilayah ini dibandingkan dengan wilayah lain.  Meskipun demikian, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 untuk beberapa subsektor peternakan, menunjukkan bahwa subsektor tersebut merupakan sektor basis di wilayah tersebut. Contohnya, subsektor sapi di Kecamatan Rambah, subsektor kambing di Kecamatan Tambusai, dan subsektor domba di Kecamatan Tambusai Utara.

Di sisi lain, beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Tambusai Utara dan Kecamatan Kepenuhan, memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk seluruh subsektor peternakan, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut belum memiliki sektor peternakan yang dapat menjadi sektor unggulan. Selain itu, terdapat perbedaan nilai LQ antara tahun 2015 dan 2019 pada beberapa kecamatan, menunjukkan adanya perubahan dalam perkembangan subsektor peternakan di wilayah tersebut selama periode tersebut.

Pembahasan LQ Perikanan

Berdasarkan tabel data LQ (Location Quotient) perikanan yang disajikan dalam dua gambar, dapat dianalisis bahwa struktur perekonomian sektor perikanan di wilayah tersebut memiliki beberapa pola yang menarik. Pertama, sebagian besar kecamatan memiliki nilai LQ kurang dari 1 untuk subsektor perikanan tangkap (PATIN) dan perikanan budidaya (LELE), mengindikasikan bahwa subsektor-subsektor tersebut belum menjadi sektor basis atau unggulan di wilayah ini dibandingkan dengan wilayah lain. Namun, terdapat beberapa pengecualian, seperti Kecamatan Tambusai Utara yang memiliki nilai LQ di atas 1 untuk subsektor perikanan budidaya (LELE), menunjukkan bahwa subsektor ini menjadi sektor basis di wilayah tersebut.

Kedua, beberapa kecamatan memiliki nilai LQ di atas 1 untuk subsektor perikanan hias (MAS), seperti Kecamatan Tambusai, Kecamatan Kepenuhan, dan Kecamatan Rambah. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor perikanan hias merupakan sektor basis di wilayah-wilayah tersebut. Ketiga, terdapat perbedaan pola antara tahun 2015 dan 2019, terutama pada subsektor perikanan budidaya (LELE) dan perikanan hias (MAS). Hal ini menunjukkan adanya perubahan dalam perkembangan subsektor perikanan di wilayah ini selama periode tersebut.

Pembahasan Shift Share

Pembahasan Shift Share Perkebunan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun