Mohon tunggu...
Raynur AS
Raynur AS Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Buku Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Identifikasi Perkebunan

14 Mei 2024   16:07 Diperbarui: 14 Mei 2024   16:57 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil Resume Buku Yang Di Susun Oleh, PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN), yang berjudul Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Identifikasi Perkebunan.

PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK IDENTIFIKASI PERKEBUNAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1-1.  Latar belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) adalah tanaman tropis penting yang di budidayakan secara komersial di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara, Afrima, dan Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini menghasilkan minyak sawit, salah satu minyak goreng Paling banyak dikonsumsi di dunia. Ada dua jenis minyak sawit, yaktu minyak inti dan minyak buah, yang digunakan dalam berbagai industri termasuk eleokimia dan biofuel. Produksi minyak kelapa sawit telah meningkat pesat dalam dua dekade terakhir terutama di Malaysia dan Indonesia.

Penggunaan teknologi satelit penginderaan jauh, seperti Landsat Thematic Mapper dan SPOT, telan membantu dalam pemantauan dan pemetaan pertumbuhan kelapa sawit. Informasi mengenai usia kelapa sawit menjadi penting dalam model peramalan panen, dimana panen cenderung meningkat dengan usia ningga beberapa tahun tertentu sebelum kemudian menurun. Namun, informasi tentang usia relapa sawit dan pemetaanya sering kali sulit diakses untuk tujuan penilaian dampak lingkungan dan perencanaan.

Dengan bantuan teknologi satelit, seperti yang diterima dari LAPAN, Pemantauan Pertumbuhan dan praktek manajemen kelapa sawit dapat dilakukan secara efektif dengan biaya yang relatif rendah. Hal ini memberikan kesempatan untuk meningkatkan pemetaan kelapa sawit serta memberikan penilaian yang lebih akurat terhadap produksi dan dampak lingkungan yang dihasilkan.

1-2. Perumusan Masalah

Kelapa sawit memiliki pola khas berupa petak persegi dengan tekstur halus pada citra resolusi tinggi. Usianya mencapai maksimum sekitar 25 tahun, ditandai dengan daun yang semakin rimbun dan berwarna hijau, namun mendekati usia 25 tanun, banyak daun yang mengering.

Dengan ciri-ciri khas, kelapa sawit dapat mudah dikenali pada citra resolusi menengah dan tinggi. Penginderaan jaun memungkinkan penentuan usia kelapa sawit dan predilsi produksi berdasarkon data citra.

1-3. Tujuan dan Saran

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengembangkan metode untuk mengidentifkasikan kelapa sawit dengan data penginderaan

jauh

2. Mengembangkan metode untuk memprediksi umur kelapa sawit, dengan menggunakan data

penginderaan jauh

Sasaran dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model identifikasi kelapa sawit serta

menduga usianya

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2-1. Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) adalan tanaman tropis yang penting dengan tinggi mencapai 24 meter. Akar Serabutnya tumbuh kebawah dan kesamping, dengan akar napas tambahan untuk aerasi. Daunnya majemuk menyirip, dengan pelepah berearna sedikit lebih muda daripada daun. Pertumbunan batang terlihat jelas setelah umur 4 tahun, dan tinggi batang dapat mencapai 25-45 cm/tahun, bahkan hingga 100 cm/tahun dalam kondisi optimal. Produksi daun meningkat hingga usia 6-7 tahun, kemudian menurun. Kelapa sawit mulai berbunga pada usia sekitar 2 tahun, dengan bunga jantan dan betina pada satu tandan. Buah kelapa sawit, atau Tandan Buan Segar (TBS), menghasilkan minyak sawit dari mesokarp dan minyak inti dari kernel.

2-2. Syarat tumbuh kelapa sawit

Tanaman kelapa sawit membutuhkan cahaya matahari yang intens, kelembapan udara yang tinggi, dan drainase tanah yang baik untuk tumbuh dengan baik. Suhu optimal berkusah antara 24-28C, merkipun masih bisa tumbuh pada suhu ekstrem antara 18-32C. Curah hujan yang merata sepanjang tahun, sekitar 2000- 2500 mm/tahun, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Industri kelapa sawit yang semakin berkembang membutuhkan pengembangan teknologi untuk mengatasi kondisi lahan "marjinal" dan infrastruktur yang memadai.

2-3. Fisiologi Kelapa Sawit dan Pertumbuhan Pada Pembibitan (Nursey)

Klasifikasi

Nama genus Elaeis berasal dari kata Yunani elaion yang berarti minyak (oil ). Epiteton specificium guineensis di ambil dari asal speumen kelapa sawit ditemukan di Guinea, Africa Barat tahun 1897, sehingga kelapa sawit mempunyai nama imiah Elaeis guineensis. Daun kelapa sawit, panjangnya antara 7,0-9,0 m, memiliki 250-400 helai anak daun per pelapah. Batang tumbuh tegak lurus, tinggi maksimum 15-18 m, dengan akar serabut yang mengusup hingga 8 meter dalam tanah. Kelapa sawit mulai berbuah pada usia 30 bulan dan berproduksi hingga 30 tahun. Buah menghasilkan minuak yang digunakan sebagai bahan minyak goreng

2-4. Teknologi Penginderaan Jauh untuk Pemetaan Perkebunan Kelapa Sawit dan Manajemen Perkebunan Kelapa Sawit

Teknologi Satelir penginderaan jauh, baij optik maupur radar, telah membantu dalam pemantauan kelapa sawit dan lingkungan sekitarnya dengan efektik. Penggunaan data spektral dan indeks spektral dari teknologi ini telah memungkinkan pemetaan dan pemantauan kelapa sawit dengan akurasi yang lebih baik. Berbagai penelitian, seperti yang dilakukan oleh Mc.Morrow, Chemura, dan Jansen, telag memberikan wawasan tentang penggunaan teknoligi ini dalam memahami pertumbuhan dan kondisi kelapa sawit.

BAB III. METODOLOGI

3-1. Daerah Kajian

Area kajian : PTPN 13, Perkebunan kelapa sawit di Pelaihari, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Terletak pada posisi 11430'20 BT - 11523'51 BT dan 330'33 LS - 411'38 LS.

3-2. Data yang digunakan

               Data satelit yang dikumpulkan dari pusat teknologi dan data Penginderaan Jauh LAPAN, adalah data LS7, LDCM 8, SPOT 6.

3-3. Metode Penelitian

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4-1. Pengenalan Wilayan Area Penelitian Penginderaan Jauh

Data diamati secara visual dan dibandingkan dengan area yang sama dengan menggunaran data resolusi tinggi (SPOT 6) dan pada Google - Earth.

4.2. Klasifikasi Penggunaan Lahan

Metode klasifikasi, unsupervised menggunakan ISOCLASS digunakan untuk mengidentifikasi Perkebunan kelapa sawit dari data citra satelit. Hasilya direklesifikasi menjadi 6 kelas, termasuk kelapa sawit pada usia muda dan tua, serta bercampur dengan hutan atau permukiman. Hasil klasifikasi menunjukan perbedaan usia kelapa sawit.

4-3. Erstraksi NDVI

Ekstraksi NDVI dilakukan untuk melihat indeks kenijauan setiap tingkat usia kelapa sawit. Hasil Pengamatan menunjukkan nilai NDVI semakin meningkat dengan semakin dewasanya umur kelapa sawit.

4-4. Klasifikasi penggunaan lahan dengan Analisis Komponen Utama

PCA adalah teknik untuk menyederhanakan data dengan minciptakan sistem koordinat baru berdasarkan varians maksimum. PCA juga berguna untuk mengatasi masalah multikolineritas dalam regresi berganda. Hasil klasifikasi menggunakan PCA memisahkan kelapa sawit dari objek lainnya dengan jelas.

4-5. Pengumpulan Data Lainnya

Data lainnya yang di peroleh adalah data landsat 8.

4-6. Hasil Digitasi Area Perkebunan Kelapa Sawit

Digitasi menggubakan software ArcView, dara yang digunakan adalah data SPOT 6. Digitasi di lakukan untuk membedakan area kelapa sawit dengan area lainnya.

4-7. Survey Lapangan dan Pengukuran

Survei dilaksanakan selama 5 hari, pengukuran di lakukan dengan mencek area perkebunan kelapa sawit untuk setiap level umur.

4-8. Pengolahan Data Statistik

Data yang di peroleh dari lapangan adalah data spektral daun kelapa sawit untuk berbagai umur dari yang muda sampai yang tua.

4-9. Pengamatan Pertumbuhan Kelapa Sawit dengan menggubakan data SPOT 6

Data SPOT 6 tahun 2013 merupakan data resolusi tinggi yang di terima oleh LAPAN. Data SPOT dapat menampilkan pertumbuhan kelapa sawit dengan lebih jelas.

4-10. Analisa Regresi Pendugaan Umur Sawit dari NDVI LS8

Analisis statistik menunjukkan hubungan erat antara umur kelapa sawit dan NDVI. Dilakukan pemodelan menggunakan NDVI LS8 dengan regresi. Persamaan kubik memberikan hasil yang baik, dengan R kuadrat sekitar 60%.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun