Mohon tunggu...
Raymond Liauw
Raymond Liauw Mohon Tunggu... -

Anak rantau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesetiaan

14 Juli 2014   15:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:22 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sepasang bangku kayu bergoyang

menatap hamparan rumput hijau

kerutan kerutan dahi melintasi fatamorgana

menggali kenangan lama

sesekali bunga lili tersenyum manja

ragu memeluk kumbang

mengalir bayu mengiringi tarian lebah

butiran embun menguap pergi dan kelak segera kembali

tiada pernah jenuh

bagaimanapun

kita masih memiliki banyak waktu

dimana canda tawa kita kan selalu menyatu

dan jemarikupun masih setia meremas jemarimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun