A visual narrative (also visual storytelling) is a story told primarily through the use of visual media
Terdapat ungkapan asing yang mengatakan, "picture speaks louder"
Banyak penggiat visual yang acap kali menggunakan quote di atas untuk menggambarkan bahwa visual (gambar) memiliki makna yang luar biasa. Bagi para penggemar fotografi tentu tidak asing dengan istilah tersebut, bahkan banyak fotografer yang berpegang teguh bahwa visual dapat membahasakan makna yang ada. Namun banyak orang mengesampingkan narasi yang bisa dibangun agar picture speaks louder than ever before.
APA ITU VISUAL STORYTELLING?
Narasi visual atau yang bisa disebut juga sebagai visual storytelling merupakan kisah yang diceritakan terutama melalui penggunaan media dengan basis visual. Cerita dapat diceritakan melalui fotografi, ilustrasi, grafik, bahkan video sekalipun. Mengutip tulisan Visual Storytelling: The Key Weapon to Content Marketing, bahkan aspek visual lain seperti tipografi dan warna dapat dikolaborasikan dengan foto, video, maupun ilustrasi.
Teknik bercerita dengan visual sudah lama menjadi salah satu metode penyampaian pesan, namun baru-baru ini sedang marak dilakukan lagi. Era informasi saat ini membuat visual kembali muncul sebagai penengah terhadap banyaknya informasi yang berkembang.
Mengutip tulisan Visual Storytelling: The Key Weapon to Content Marketing, saat ini penting memiliki visual content marketing. Singkatnya visual content marketing merupakan konten marketing dengan penekanan pada visual ditambah penggunaan elemen grafis.
APA YANG BUKAN VISUAL STORYTELLING?
Visual storytelling rupanya tidak sama dengan hanya sekedar desain grafis tanpa makna. Mengutip dari Visual Storytelling: A Brief Practical Guide menyebutkan bahwa ketika membuat visual storytelling bukan melulu mengenai sesuatu secara estetika menarik, bukan juga mengenai suatu branding, atau gaya-gayaan saja. Melakukan visual storytelling memerlukan makna, ketika bisa memunculkan kedekatan antara cerita dengan fakta yang berkembang akan menambah keterlibatan emosi dari khalayak yang dituju.
MENGAPA VISUAL?
Terdapat penelitian bahwa 90% dari informasi yang ditransmisikan ke otak adalah visual. Otak manusia dapat memproses visual 60.000 kali lebih cepat daripada otak memproses teks.Â
Visual juga sudah dilakukan sejak 30.000 tahun yang lalu, hal ini ditunjukkan dengan zaman ketika tulisan belum diciptakan. Manusia menggunakan visual untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Sesuai dengan penelitian di atas, bahwa visual lebih mudah ditangkap oleh manusia, sehingga pendahulu kita juga menggunakan visual untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang ada di kehidupan mereka.
Dari panca indera manusia yang paling peka terhadap rangsangan adalah mata hal ini secara ilmiah dijelaskan karena 70% saraf sensorik manusia berada di mata, hal ini yang menyebabkan manusia peka terhadap rangsangan. Mata juga berkaitan dengan ingatan manusia, karena memori secara visual lebih mudah diingat sebab masuk melalui rangsangan dari mata.
JENIS VISUAL STORYTELLING YANG POPULER
- Infografis: Era informasi saat ini sulit untuk mereduksi dan melakukan pemilahan informasi. Infografis hadir sebagai jalan keluar yang berisi mengenai data-data faktual, namun secara efektif dengan kreatifitas visual.
- Meme: Merupakan bentuk komedi visual yang biasanya diaplikasikan pada foto serta video. Saat ini meme juga merambah dunia .gif yang lebih menarik.
- Komik: Kartun dalam komik merupakan cara lain untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk visual. Saat ini komik banyak yang membahas mengenai isu-isu sosial, namun tetap dengan gaya yang menyenangkan karena terdapat karakter-karakter imajinasi.
- Foto: Kumpulan foto yang dinarasikan dapat menarik banyak orang untuk ikut tenggelam dalam peristiwa yang diabadikan. Hal ini juga dapat dimanfaatkan oleh korporasi untuk menggambarkan produknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H