Mohon tunggu...
Muhammad Rayhan Salim
Muhammad Rayhan Salim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran

Muhammad Rayhan Salim merupakan seorang mahasiswa semester empat di Universitas Padjadjaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, di program studi Hubungan Internasional. Ia lahir pada tanggal 7 Mei 2003 di Jakarta. Saat ini Ia sedang menetap di Jatinangor untuk menyelesaikan studinya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peran APEC dalam Penguatan Health Security untuk Mengontrol Resistensi Antimikroba di Asia Pasifik

30 Juni 2023   11:17 Diperbarui: 30 Juni 2023   11:42 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini dunia mengalami ancaman baru di bidang keamanan kesehatan yaitu munculnya resistensi antimikroba (AMR). Menurut World Health Organization (WHO), AMR merupakan salah satu ancaman utama terhadap keamanan kesehatan dunia. Kawasan Asia-Pasifik sendiri memiliki patogen bakteri utama terbanyak yang resisten terhadap berbagai jenis obat dan dapat memunculkan resistensi antimikroba. Kawasan Asia Pasifik merupakan salah satu kawasan dengan tingginya tingkat penyakit menular serta luasnya penggunaan antibiotik. Dalam upaya untuk menghadapi ancaman resistensi mikroba ini, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara negara-negara maju dan negara-negara yang masih berkembang, utamanya di kawasan Asia Pasifik. Perbedaan ini dapat dilihat dari kebijakan serta tantangan yang dihadapi oleh negara maju dan negara berkembang dalam menghadapi resistensi antimikroba di negaranya masing-masing. 

Sebagai organisasi Internasional, APEC berperan dalam menghadapi ancaman, yaitu ancaman resistensi antimikroba. Organisasi internasional memiliki beberapa jenis peran, salah satunya adalah peran sebagai instrumen. Dalam peran instrumen ini, APEC memiliki peran untuk mencapai tujuan bersama negara anggotanya dengan menyediakan kerangka kerja, dalam hal ini tentunya untuk health security. Hasil dari penelitian melalui studi literatur yang telah kami lakukan, APEC telah mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi AMR. seperti melakukan forum diskusi, menyatakan deklarasi, dan mengeluarkan pedoman untuk menangani AMR. Selain melakukan hal tersebut APEC juga mengajak negara anggotanya untuk ikut serta secara aktif dalam menangani masalah AMR agar penangannya dapat menyeluruh di berbagai bidang, dan di seluruh wilayah. Dengan begitu diharapkan penanganan AMR ini dapat terlaksana dengan baik dan tidak timpang karena jika timpang, maka hasilnya tidak 100%. APEC telah berusaha menangani masalah AMR, dengan berbagai proyek yang telah APEC lakukan. APEC juga mengetahui bahwa AMR ini dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi negara anggotanya sehingga ikut berkampanye agar kesadaran mengenai bahayanya AMR dapat terwujud.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk tercapainya health security serta teratasinya resistensi antimikroba, maka perlu menerapkan pedoman yang dibuat oleh APFID atau Asia Pacific Foundation for Infectious Diseases yang tercantum dalam APEC guideline to tackle antimicrobial resistance in the Asia-Pacific region. 

Pedoman tersebut antara lain;

  1. Pengawasan resistensi antimikroba dan pengawasan pada penggunaan antibiotik

  2. Peningkatan kesadaran akan resistensi antimikroba

  3. Penggunaan antibiotik yang efektif serta tepat

  4. Pengontrolan serta Pencegahan infeksi resistensi antimikroba di rumah sakit 

  5. Vaksinasi, dan

  6. Regulasi serta kebijakan yang tepat untuk menghadapi resistensi antimikroba

Pedoman yang diberikan oleh APEC ini dapat memberikan pemahaman umum serta kerangka strategi untuk menghadapi ancaman resistensi antimikroba yang berkembang di kawasan Asia Pasifik. Namun, implementasi dari pedoman ini perlu disesuaikan dengan kemampuan serta ekonomi dari masing-masing negara.

Penggunaan antibiotik yang berlebihan telah memunculkan sebuah ancaman baru yang sangat mengancam keamanan kesehatan global, yaitu resistensi antimikroba (AMR). Kawasan Asia Pasifik merupakan kawasan yang terdampak secara signifikan oleh resistensi antimikroba karena tingkat prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lainnya. Walaupun demikian, kesadaran publik akan AMR di Kawasan Asia Pasifik ini masih kurang. Penyalahgunaan serta penggunaan berlebih antibiotik di kawasan Asia Pasifik berkaitan dengan faktor-faktor seperti resep obat antibiotik pada infeksi virus, peraturan yang tidak konsisten dan tidak ketat terkait penggunaan antibiotik, mudahnya akses terhadap antibiotik yang tidak melalui resep dokter, dan penggunaan antibiotik pada pertumbuhan hewan. Karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan publik mengenai AMR serta penggunaan antibiotik oleh tenaga kesehatan yang kurang tepat juga menjadi penyebab meningkatnya resistensi antimikroba. Selain itu, ketersediaan antibiotik palsu juga menjadi sebuah masalah bagi keamanan kesehatan di Kawasan Asia Pasifik.
Dalam menghadapi resistensi antimikroba (AMR), kapabilitas serta sumber daya dari suatu negara tersebut memiliki dampak yang sangat besar terhadap keamanan kesehatan negara tersebut. Terdapat perbedaan, baik dari segi fasilitas kesehatan, sumber daya, ataupun regulasi antara negara maju dan negara berkembang dalam menghadapi ancaman AMR. Untuk dapat mengatasi tantangan ini, negara-negara serta organisasi internasional perlu berkolaborasi secara lebih lagi. 

APEC telah berusaha dengan berbagai cara untuk menangani masalah AMR sejak 2010 dengan berbagai proyeknya. APEC juga telah mengetahui bahwa AMR dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi di negara anggotanya sehingga APEC turut berkampanye agar kesadaran mengenai bahaya AMR dapat meningkat. APEC juga memahami bahwa kawasan Asia-Pasifik merupakan kawasan yang rentan terhadap AMR. Menggandeng pihak lain dalam menangani AMR merupakan satu hal yang penting karena pengendalian AMR hanya dapat tercapai secara efektif jika semua pihak melakukan kerja sama secara multidimensi dan didasari pada inisiatif secara nasional dan internasional yang kuat. APEC juga telah mengeluarkan pedoman pada tahun 2014 berdasarkan hasil dari berbagai proyek APEC sebelumnya untuk menangani AMR di Kawasan Asia-Pasifik. Pedoman tersebut mencakup enam strategi yaitu, pengawasan AMR dan penggunaan antibiotic, peningkatan AMR, penggunaan antibiotika yang efektif dan tepat, pencegahan dan pengendalian infeksi, vaksinasi, serta kebijakan dan regulasi. APEC mengharapkan anggotanya dapat mengikuti pedoman tersebut  untuk mengatasi ancaman AMR di Asia Pasifik. 

Penulis:

- Davina Juliana Maharani

- Muhammad Farras Syafiq

- Muhammad Rayhan Salim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun