- Bekerja sama: Â Membangun hubungan yang kuat dan kolaboratif dengan masyarakat.
- Memberdayakan masyarakat: Â Memberikan pelatihan, dukungan, dan sumber daya yang diperlukan agar masyarakat dapat menyelesaikan tugas mereka sendiri.
- Menghindari kepemimpinan otoriter: Â Hindari memberikan perintah dan menekankan pada kolaborasi dan partisipasi.
Â
Kutipan tersebut menggambarkan gaya kepemimpinan yang demokratis dan partisipatif, sesuai dengan filosofi Lao Tzu yang menekankan pentingnya harmoni dan kerja sama. Â Pemimpin yang efektif adalah mereka yang dapat memberdayakan masyarakat untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri, sehingga keberhasilan kepemimpinan diukur dari kemandirian masyarakat.
Kutipan: "(Untuk status memimpin masyarakat, berjalanlah di samping mereka. Pemimpin yang baik, masyarakat tidak melihat kehadiran mereka. Selanjutnya masyarakat menghargai, memuji. Selanjutnya masyarakat takut dan selanjutnya masyarakat benci. Saat kerja pemimpin terbaik tuntas, masyarakat akan berkata "Kitalah yang melakukannya sendiri")"
Â
Kutipan ini menggambarkan tahapan hubungan antara pemimpin yang baik dan masyarakat yang dipimpinnya. Â Pemimpin yang efektif bekerja di samping masyarakat, bukan di atasnya. Â Keberhasilan kepemimpinan diukur dari kemampuan masyarakat untuk mengambil alih tanggung jawab dan menyelesaikan tugas secara mandiri.
Kutipan ini penting karena menekankan pentingnya kepemimpinan yang melayani dan tidak menonjolkan diri. Â Pemimpin yang baik bekerja di belakang layar, memberdayakan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Â Tahapan menghargai, memuji, takut, dan benci menggambarkan bagaimana masyarakat dapat bereaksi terhadap kepemimpinan yang berbeda. Â Tujuan akhir adalah agar masyarakat dapat menyelesaikan tugas tanpa bergantung pada pemimpin.
Untuk menerapkan kutipan ini, kita perlu: