Mohon tunggu...
Rayhan Maulana
Rayhan Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa semester 3 dan memiliki hobi sport fishing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Daerah Kota Jakarta Dengan Menggunakan Metode Pestle Analysis

1 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   13:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Salah satu masalah lingkungan terbesar di Jakarta adalah polusi udara. Jakarta memiliki kualitas udara yang sering kali buruk, terutama pada jam-jam sibuk dan musim kemarau. Polusi udara ini terutama disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah.

  • Sumber Polusi: Kendaraan bermotor adalah penyumbang utama polusi udara di Jakarta, dengan tingginya jumlah kendaraan di jalan raya. Selain itu, pembakaran sampah terbuka dan aktivitas industri juga berperan dalam mencemari udara.
  • Dampak Kesehatan: Polusi udara yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit pernapasan, gangguan jantung, dan meningkatkan risiko kanker paru-paru. Kondisi ini berdampak langsung pada kualitas hidup warga Jakarta.
  • Upaya Penanggulangan: Pemerintah DKI Jakarta telah mengimplementasikan beberapa kebijakan untuk mengurangi polusi udara, seperti pembatasan kendaraan melalui sistem ganjil-genap, pembenahan transportasi umum dengan pengembangan MRT, dan penerapan standar emisi kendaraan. Namun, dampak kebijakan ini masih terbatas, karena jumlah kendaraan yang terus meningkat.

2. Kemacetan Lalu Lintas

Kemacetan lalu lintas yang parah di Jakarta turut berkontribusi pada kerusakan lingkungan, terutama melalui peningkatan emisi karbon dan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi.

  • Penyebab Kemacetan: Kemacetan disebabkan oleh tingginya volume kendaraan pribadi, kurangnya infrastruktur transportasi umum yang memadai, serta pengaturan lalu lintas yang tidak efisien di beberapa kawasan.
  • Dampak Lingkungan: Kemacetan meningkatkan polusi udara dan mengarah pada konsumsi energi yang lebih besar. Selain itu, kemacetan juga memperburuk kualitas hidup warganya, dengan waktu yang terbuang sia-sia dalam perjalanan.
  • Solusi: Upaya yang dilakukan pemerintah termasuk pembangunan sistem transportasi massal (MRT, LRT), pengembangan transportasi umum yang ramah lingkungan, serta pengelolaan lalu lintas yang lebih baik.

3. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah di Jakarta merupakan masalah besar yang berdampak pada kebersihan kota dan lingkungan sekitar.

  • Volume Sampah: Jakarta menghasilkan lebih dari 7.000 ton sampah per hari, yang sebagian besar terdiri dari sampah organik dan plastik. Sebagian besar sampah ini berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), yang sudah hampir mencapai kapasitas penuh.
  • Sistem Pengelolaan Sampah: Meskipun ada upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah, seperti pemilahan sampah, pemrosesan sampah menjadi energi (waste-to-energy), dan bank sampah, sistem pengelolaan sampah di Jakarta masih belum optimal. Sampah plastik, yang sulit terurai, masih menjadi tantangan besar.
  • Upaya Terhadap Sampah Plastik: Pemerintah DKI Jakarta mulai melaksanakan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai di beberapa supermarket dan pasar. Namun, masih banyak warga yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya pengurangan sampah plastik.

4. Banjir dan Drainase

Jakarta sering kali dilanda banjir yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, sistem drainase yang buruk, serta tingginya volume air yang tidak dapat disalurkan dengan baik ke sungai atau saluran pembuangan.

  • Penyebab Banjir: Salah satu penyebab utama banjir di Jakarta adalah sistem drainase yang tidak memadai dan tidak terawat dengan baik. Selain itu, penggundulan hutan di sekitar Jakarta dan pembangunan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan juga menyebabkan aliran air tidak lancar.
  • Dampak Lingkungan: Banjir menyebabkan kerusakan infrastruktur, merusak rumah warga, dan mencemari lingkungan. Selain itu, banjir juga berdampak pada kualitas air yang terkontaminasi dengan limbah dan sampah.
  • Upaya Penanggulangan Banjir: Pemerintah telah melaksanakan proyek normalisasi sungai dan pengerukan saluran air, serta pembangunan waduk untuk mengatasi banjir. Namun, tantangan besar tetap ada karena pertumbuhan populasi yang pesat dan konversi lahan yang tidak terkendali.

5. Kualitas Air

Kualitas air di Jakarta juga menjadi isu lingkungan yang signifikan, dengan banyak sungai dan saluran yang tercemar oleh limbah domestik dan industri.

  • Sumber Pencemaran: Pencemaran air di Jakarta sebagian besar disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah industri, dan sampah yang dibuang sembarangan ke sungai atau saluran air. Sebagian besar sungai di Jakarta, seperti Sungai Ciliwung, tercemar berat.
  • Dampak pada Kesehatan: Pencemaran air menyebabkan kualitas air yang buruk, yang berdampak pada kesehatan warga yang mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Penyakit terkait air, seperti diare dan demam tifoid, menjadi masalah yang cukup serius.
  • Solusi yang Dilakukan: Beberapa solusi yang dilakukan antara lain pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), penghijauan sungai, serta edukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai dan saluran air.

6. Perubahan Iklim dan Isu Pemanasan Global

Jakarta juga berperan dalam isu perubahan iklim global, dengan peningkatan suhu yang lebih tinggi, serta peningkatan polusi karbon dioksida (CO2) yang berkontribusi pada pemanasan global.

  • Kontribusi Jakarta terhadap Perubahan Iklim: Sebagai pusat ekonomi, Jakarta menghasilkan emisi CO2 yang cukup besar. Polusi udara, pembakaran energi fosil, dan penggunaan kendaraan pribadi yang melimpah berperan dalam meningkatnya emisi karbon.
  • Dampak Perubahan Iklim: Jakarta diprediksi akan menghadapi lebih banyak dampak dari perubahan iklim, termasuk peningkatan risiko banjir akibat kenaikan permukaan air laut, suhu ekstrem, serta bencana alam lainnya.
  • Upaya Adaptasi: Pemerintah Jakarta mulai mengadopsi kebijakan untuk mengurangi emisi, termasuk mendorong penggunaan energi terbarukan, meningkatkan transportasi umum, serta menerapkan program penghijauan kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun