Mohon tunggu...
Rayhan Ibnu Mubarok
Rayhan Ibnu Mubarok Mohon Tunggu... Wiraswasta - Panggil saja mas Rehan

I am trying my best

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Islam

11 Januari 2022   13:42 Diperbarui: 11 Januari 2022   13:44 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengenal Islam

Oleh: Rayhan Ibnu Mubarok

Islam bukan tentang menghakimi kesalahan maupun kebenaran. Sebab islam mengajarkan mana yang haq (kebenaran) dan mana yang batil (kesalahan).

Pada hadits Jibril dijelaskan mengenai islam.
, : , , , , . :
 
"Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,"Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya," lelaki itu berkata,"Engkau benar,"

Makna dari syahadat luas selain bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah swt dan bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad Saw utusan Allah Swt ialah memuji keagungan, kebesaran, dan meyakini keesaan Allah Swt.

Makna shalat tidak hanya gerakan takbir sampai tahiyat akhir melainkan terus mengingat Allah Swt tiada akhir.

Makna puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus. Akan tetapi menahan hawa nafsu dari segala perbuatan yang dilarang.

Makna haji nggak hanya ritual pergi menuju Ka'bah namun mencari berkah.

Islam tidak pernah mempersulit amal shaleh seperti berdakwah, mencari nafkah, dan bersedekah.

Berdakwah tidak harus sempurna, seseorang mengajar tetapi tindakannya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan, masih berbuat maksiat, yang perlu kita perhatikan disini pertama, tujuan melakukan dakwah, selama berniatan baik maka tidak masalah. Kedua, tidak ada yang salah dengan berdakwah, mengajar, menasehati, yang salah ialah perbuatan maksiatnya. Jadi berdakwah mesti dilanjutkan sedangkan maksiat berusaha untuk tidak dilakukan. Ketiga, kebenaran bisa datang dari mana saja. Undzur ma qala wala tandzur man qola. Lihatlah apa yang dikatakan bukan siapa yang mengatakan. Oleh karena itu teruslah berbuat baik karena kita tidak mengetahui amalan mana yang akan diterima oleh Allah Swt.

Mencari nafkah merupakan ibadah paling penting. Nabi Muhammad Saw bersabda:
 

"Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar.  (HR. Muslim no. 995).

Tidak ada salahnya seorang guru mendapat upah, yang salah ketika ia mengajarkan hal buruk. Tidak ada salahnya aparatur sipil negara mendapat gaji dari pajak rakyat, kesalahannya jika ia mengambil uang rakyat dengan cara yang tidak benar.

Bersedekah ialah ibadah mulia. Bahkan tersenyum bisa menjadi sedekah, Nabi Muhammad Saw bersabda:

( )

Artinya: "Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah shadaqah" (HR. Tirmidzi)
Berkata baik juga sedekah.

  - - : - -: (( ))

Diriwayatkan Abu Hurairah Radhiyaallahu 'anhu, Nabi Muhammad Saw bersabda: Perkataan baik itu sedekah. (Muttafaq 'alaih)

Pengenalan kita terhadap islam terkadang terdapat teori takut terhadap islam. Sebab kita memperhatikan neraka, disiksa, terkekang oleh aturan, dicabut nyawanya, kejadian kiamat, potong tangan, cambuk, dirajam, sengsara di dunia, perhatian menjadi terlalu fokus sehingga lupa bahwa islam cinta damai, toleransi, surga, bahagia dunia dan akhirat, hati tenang, keberkahan, kemakmuran, membangun peradaban, kesejahteraan dan  mejunjung keadilan.

Islam adalah agama yang lurus maka dari itu setiap shalat pengikutnya meminta petunjuk jalan yang lurus.

Beridentitas islam belum tentu islam menyeluruh, manusia memang makhluk sempurna akan tetapi tidak suci dari segala dosa. Khilaf serta lupa kerap kali dirasakan manusia, salahkanlah dosa dan kesalahannya bukan agama maupun orangnya.

Islam sudah sempurna maka jangan dikurang-kurangi, waallahu 'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun