Mohon tunggu...
M RayhanHanif
M RayhanHanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Hubungan Internasional Universitas Jember

Berusaha untuk menjadi penulis dan menganalisis fenomena sosial ekonomi politik. Namun ini bukan hal yang sederhana... But.. why don't we give a try ?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Integrasi Ekonomi Regional Melalui Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023

26 Maret 2023   22:07 Diperbarui: 26 Maret 2023   22:22 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia baru saja diresmikan menjadi  ketua ASEAN 2023. Mandat ketua ASEAN secara resmi diterima oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Indonesia menerima keketuaan secara estafet dari Kamboja oleh PM kamboja Hunsen pada tanggal 13 November 2022 kemarin.

Dalam periode ini, Indonesia mengusung tema "ASEAN Matters Epicentrum of Growth." Dibalik tema itu, Indonesia ingin menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan, sekaligus menjadikan organisasi regional yang mampu menjaga stabilitas dan perdamaian regional serta kawasan Asia-Pasifik. Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan jika ASEAN perlu memperkuat sentralitas agar dapat menjadi stabilitas dan keamanan regional.

Di sisi lain, keanggotaan ASEAN didominasi oleh negara-negara berkembang. Maka dari itu, agar dapat menunjang kualitas ekonomi regional yang maksimal ASEAN perlu memaksimalkan integrasi ekonomi.

Definisi integrasi ekonomi dijelaskan di dalam United Nation Conference on Trade on Development (UNCTAD) yang berarti kesepakatan untuk memfasilitasi perdagangan internasional dan pergerakan faktor produksi lintas negara. Pelkman G. dalam tulisannya The Challenge of Enlargement of Euroland. Workshop on EMU: Current State and Future Prospects menjelaskan integrasi ekonomi sebagai integrasi yang ditandai oleh penghapusan hambatan kegiatan ekonomi antar dua negara atau lebih.

Dalam hal ini, hambatan perdagangan dapat terbagi menjadi dua hal. Pertama Natural Barriers yang berarti hambatan internal yang mencakup transportasi dan komunikasi. Kedua Govermental Barriers yang berarti hambatan dari eksternal seperti kebijakan pemerintah yang mencakup penetapan tarif atau pajak, kuota perdagangan, dan lain lain.  

Tetapi meski begitu, ternyata di masa keketuaan Indonesia ini, ASEAN dihadapi banyak sekali ketegangan. Ketegangan itu dibagi menjadi dua yaitu dari sisi internal dan eksternal. Dalam sisi internal, ketegangan tersebut terlihat dari konflik Myanmar yang tak kunjung usai. Konflik yang masih berlangsung selama 60 tahun ini belum memunculkan titik terang. Ditambah, peristiwa kudeta yang terakhir terjadi pada tahun 2021 menjadi sejarah kelam yang dialami oleh Myanmar itu sendiri, sekaligus ASEAN itu sendiri.

Selanjutnya, di sisi eksternal, ASEAN memiliki posisi yang sangat strategis karena terletak di antara dua kekuatan dunia, yaitu antara Amerika Serikat, dan Tiongkok. Perseteruan dua negara besar ini tentu membuat posisi ASEAN sangat terancam. Ditambah, aliansi AS bernama AUKUS tentu membuat ASEAN terjebak dalam sekuriti dilema.

Pembentukan aliansi AUKUS yang diinisiasi oleh tiga negara barat (Australia, United Kingdom atau Inggris, dan Amerika Serikat) ini bertujuan untuk membendung kekuatan Tiongkok di Asia Pasifik. Wilayah Asia Pasifik juga memiliki peranan penting bagi negara-negara barat, sehingga AS bersama sekutunya harus bersatu untuk melawan kekuatan Tiongkok yang semakin agresif.

Sedangkan ASEAN, yang berada di tengah-tengahnya, justru terjebak dalam belenggu ketegangan dan masih belum memperlihatkan kekuatan ekonominya seperti yang diidam-idamkan di visi awal pendirian ASEAN tersebut.

Harapannya, dengan terwujudnya perekonomian regional yang maksimal, para anggota ASEAN dapat memaksimalkan alat militer mereka untuk meningkatkan stabilitas keamanan kawasan.

Maka dari itu, di saat Indonesia menjadi ketua ASEAN, ini adalah tantangan terbesar bagi bangsa Indonesia itu sendiri. Lantas apa yang harus dilakukan oleh Indonesia agar dapat memaksimalkan integrasi ekonomi ASEAN supaya dapat mewujudkan kekuatan perekonomian regional tersebut ?

Apa yang perlu ditawarkan ?

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN berpotensi melambat di tahun 2023.

Perry menjelaskan bahwa perekonomian ASEAN 5 tahun ini capai 4,6 persen dan lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tembus 5,3 persen. Hal ini disebabkan karena ekonomi global yang melambat.

Permasalahan tersebut muncul karena adanya konflik perang Rusia dengan Ukraina, hingga tensi antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang melambat karena inflasi yang masih tinggi.

Meski begitu, Perry menegaskan bahwa Indonesia harus mampu menunjukkan kepada dunia agar ASEAN mampu bertahan dari gejolak ekonomi yang tidak menentu ini.

Oleh karena itu Indonesia, sebagai ketua ASEAN di 2023, sekaligus dengan jumlah penduduk terbanyak dapat memaksimalkan peluang perekonomian domestik dengan memajukan UMKM yang bergerak dalam bidang digital, karena ekonomi digital adalah salah satu sektor ekonomi yang mengalami pergerakan signifikan.

 Maka dari itu, ini saatnya pemerintah untuk memberikan pelatihan kepada pedagang UMKM untuk memperkuat daya saing mereka di dalam globalisasi ekonomi.

Terlebih saat ini ASEAN telah memberlakukan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sejak tahun 2016. MEA merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang berarti semua negara yang berada di kawasan Asia Tenggara menerapkan sistem perdagangan bebas sesuai dengan kebijakan AFTA (ASEAN Free Trade Area). 

MEA memiliki empat pilar utama, yaitu pasar dan basis produksi tunggal, kawasan ekonomi berdaya saing tinggi, Kawasan pembangunnan ekonomi yang merata dan berkeadilan, serta kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.

Direktur Pemberdayaan Konsumen Kemendag Luther Palimbong menyampaikan bahwa MEA harus mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian nasional sekaligus perdagangan antar negara di ASEAN.

Maka dari itu, untuk mendorong capaian tersebut, Indonesia sebagai pemegang kursi keketuaan ASEAN ini perlu meningkatkan komunikasi kepada negara-negara anggota ASEAN,

Tidak hanya itu, untuk memperlancar arus perekonomian kawasan Indonesia harus menyelesaikan konflik di Myanmar. Konflik Myanmar menjadi salah satu penghambat terwujudnya integrasi ekonomi.

Sekiranya Indonesia mampu memaksimalkan kemampuan diplomasinya untuk menyelesaikan konflik di Myanmar, maka integrasi ekonomi akan segera terwujud.

Maka dari itu, sebagai penutup dapat disimpulkan bahwa jika ingin mengoptimalisasi integrasi ekonomi kawasan, maka Indonesia harus memaksimalkan peluang UMKM agar dapat memaksimalkan peluang integrasi ekonomi. Selain itu, Indonesia harus memperkuat konektivitas dengan para anggota ASEAN seperti menyelesaikan konflik Myanmar untuk memperlancar berjalannya integrasi ekonomi regional

Daftar Pustaka

Kemenko (2017) Integrasi Ekonomi ASEAN dan Manfaatnya bagi Perekonomian Indonesia https://ekon.go.id/publikasi/detail/1956/integrasi-ekonomi-asean-dan-manfaatnya-bagi-perekonomian-indonesia

Kemenko (2023) Perkuat Integrasi Ekonomi dan Daya Saing, Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/5034/perkuat-integrasi-ekonomi-dan-daya-saing-indonesia-dorong-kawasan-asean-menjadi-pusat-pertumbuhan-ekonomi-dunia 

Kumparan Bisnis (2023) Gubernur BI : Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN Melambat Tahun Ini https://kumparan.com/kumparanbisnis/gubernur-bi-pertumbuhan-ekonomi-negara-asean-melambat-tahun-ini-1zxiYEyIxnS

R86 (2023) Jokowi Dapat Akhiri Konflik Myanmar ?  https://www.pinterpolitik.com/in-depth/jokowi-dapat-akhiri-konflik-myanmar/ 

Sekretariat ASEAN Indonesia (n.d) Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) https://setnasasean.id/pilar-ekonomi#:~:text=Empat%20Pilar%20MEA%20yaitu%20%3A,yang%20merata%20dan%20berkeadilan%3B%20dan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun