Mohon tunggu...
Rayhan Fakhriza
Rayhan Fakhriza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwa

Mahasiswa biasa yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyalakan Indonesia dengan Energi Terbarukan

26 Juni 2020   07:00 Diperbarui: 26 Juni 2020   07:15 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin menawarkan sebuah prospek bisnis energi masa depan. Sebelumnya saya telah membahas tentang metode untuk mengambil kembali emas Indonesia. Kali ini, saya ingin menawarkan sebuah gagasan yang akan menjadi penyelamat energy masa depan negara.

Seperti yang kita ketahui, saat ini mayoritas listrik yang kita nikmati berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bahan bakarnya berupa batu bara. Dunia menggunakan batu bara untuk memenuhi kebutuhan listrik dunia hingga 60%. Melalui fakta ini, kita perlu mencermati bahwa, "sumber daya batu bara ini tidak bakalan ada selamanya".

Saat ini, bisnis batu bara untuk keperluan pembangkit listrik menjadi primadona di Indonesia. Bisnis ini pula yang turut memberikan sumbangsih pundi-pundi uang yang digunakan dalam menjalankan negara, terutama membiayai keperluan politik. Karena kebanyakan perusahaan batu bara dimiliki oleh para elit negara. Permasalahannya satu, kalau batu baranya sudah tidak ada, terus bagaimana? 

Jawabannya hanya satu yakni energi terbarukan. Teman-teman semuanya, apakah kalian tahu apa itu energi terbarukan? Kira-kira, energi terbarukan merupakan energi yang berasal dari sumber daya alam yang akan selalu ada, atau tidak akan pernah habis. Contohnya adalah sinar matahari, angin, air dan sebagainya.

Urusan energi terbarukan ini berani saya katakan sebagai sebuah prospek bisnis. Hal ini karena para pengusaha batu bara tadi, sudah pasti melihat sumber daya alam terbarukan sebagai jalan keluar semisal batu baranya habis. Kebutuhan dunia akan listrik pun masih akan meningkat, sementara opsi yang dimiliki semakin sedikit.

Kawan-kawanku, kita merupakan orang-orang beruntung yang tinggal di Indonesia. Karena semuanya ada di sini. Makanan, mineral hingga kebutuhan energinya pun sudah bisa memenuhi kehidupan sehari-hari. Indonesia adalah surga di muka bumi.

Bayangkan saja, apabila kita ingin punya energi listrik dari matahari kita tidak perlu khawatir. Karena by the way Indonesia itu negara khatulistiwa, matahari tidak akan pergi dari kita. Apabila kita ingin punya energi dari angin, tinggal letakkan turbin-turbin pembangkit listrik di daerah kepulauan atau pegunungan maka turbin akan berputar terus menerus.

"Tapi Han, kalau pembangkit listriknya ada di daerah kepulauan, bagaimana caranya sampai ke Jakarta?". Jawaban saya adalah, kenapa kita tidak membangun jaringan kabel penghantar listrik di bawah air. Atau membuat sebuah baterai berkapasitas besar, jadi dari pembangkit listrik tadi kemudian dibawa ke generator di pulau-pulau tujuan kemudian diubah menjadi listrik. Toh kita tidak kekurangan bahan baku pembuat baterai kapasitas besar sekalipun (haha no comment soal ini).

Saya ingin juga membahas tentang sebuah energi yang menurut saya bukan lagi hal yang tabu, yakni energi nuklir. Tahukah kawan-kawan kalau Indonesia punya 3 reaktor nuklir? Reaktor nuklir yang dimiliki Indonesia merupakan reaktor nuklir untuk riset dan penelitian. Hal ini saja sudah menandakan kalau orang Indonesia mampu membangun reaktor nuklir untuk keperluan lain seperti pembangkit listrik.

"Bagaimana soal keamanannya Han? Kita kan berada di wilayah Ring of Fire". Jawaban saya untuk pertanyaan ini adalah, saya rasa kita perlu belajar dari Jepang. Jepang juga berada di wilayah Ring of Fire malahan negaranya sering sekali dilanda gempa bumi. Namun hal itu tidak menyurutkan tekad mereka untuk menghasilkan energi mandiri dari nuklir.

Kalau masalah keamanannya, saya rasa bukan soal rawan atau tidaknya. Ibarat hewan, semua hewan itu menggigit dan jangan bilang ada hewan yang tidak menggigit. Bencana nuklir adalah resiko menggigitnya pembangkit listrik tenaga nuklir. Maka yang perlu diperhatikan adalah antisipasi dan kesiapan kita dalam menangani atau mitigasi bencana. Kita tidak kekurangan orang kok untuk melakukan pendidikan dan pelatihan terkait situasi darurat di pembangkit listrik.

Pembangkit listrik tenaga nuklir bisa menghasilkan daya 40 sampai 2000 MW. Sementara kebutuhan listrik di Pulau Jawa saja sudah hampir 30.000 MW. Walaupun saat ini Pembangkit Listrik yang ada di Jawa bisa mencover, tetapi kebanyakan dihasilkan dari batu bara yang tidak akan bertahan lama.

Melakukan riset energi terbarukan sekarang bukanlah suatu kesalahan. Energi terbarukan yang diteliti sekarang dapat menjadi cadangan energi. Semisal terjadi krisis energi seperti pemadaman listrik di sebagian Pulau Jawa termasuk Jakarta beberapa waktu lalu yang hebohnya sudah ngalah-ngalahin piala dunia.

Teman-teman, lagi-lagi tulisan saya ingin saya akhiri dengan sebuah cerita. Waktu saya SMA saya memiliki seorang Guru Fisika. Beliau pernah bercerita di kelas tentang kenapa nuklir di Indonesia tidak dimanfaatkan sebagai energi terbarukan. Malah banyak isu-isu tidak benar yang dituduhkan kepada nuklir. Beliau mengatakan, alasannya adalah Politik. Membangkitkan listrik dari energi terbarukan dapat menghilangkan sebagian pundi-pundi cuan yang dapat membiayai keperluan para elit.

Riset sekarang bukanlah suatu kesalahan. Indonesia tidak kekurangan orang pintar untuk mengelola energy terbarukan. Indonesia juga tidak kekurangan sumber daya alam yang bisa digunakan, uranium untuk pembangkit listriknya saja ada di Papua. Suatu saat nanti, tidak ada pilihan lain kecuali mengambil energi terbarukan sebagai sumber energi guna menyalakan Indonesia. Salam Hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun