Mohon tunggu...
Rayhan Ali Arifin
Rayhan Ali Arifin Mohon Tunggu... Guru - Dai/ Guru

Penuntut Ilmu dan Seorang Guru B. arab di Mahad Dar El Ilmi Payakumbuh, kadang juga mengisi kajian kecil-kecilan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Implementasi Perencanaan Pendidikan berbasis Fitrah di Lingkungan Sekolah

10 November 2020   09:58 Diperbarui: 10 November 2020   10:05 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kisaran satu dekade ini, pendidikan berbasis fitrah dan karakter begitu bergaung dan popular di kalangan aktivis pendidikan. Fitrah dan karakter menjadi kata yang sering didengar dan banyak lembaga pendidikan yang mencoba menerapkannya di lingkungan sekolah mereka, tentu sesuai dengan pemahaman mereka dan konsep masing-masing. Di tulisan kali ini penulis hendak memaparkan apa itu pendidikan berbasis fitrah dan konsep perencaannya di dalam lingkungan sekolah sesuai dengan Konsep Islam. Tentu semua ini adalah hasil dari mutholaah dan studi literature singkat dari penulis.

            Sebelum kita paparkan apa itu pendidikan fitrah maka hendaknya kita mengetahui apa itu fitrah? Fitrah secara etimologi berasal dari berasal dari bahasa Arab yaitu
fathara artinya membelah atau memecah, kadang juga diartikan ciptaan. Sementara di dalam Al Quran dan hadist nash fitrah berarti  bentuk atau keadaan asal Allah menciptakan makhluk. Ada satu ayat dan satu hadist yang jelas menyebutkan kalimat fitrah.

            Dalam Surat Ar Ruum ayat 30:

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Kemudian di dalam hadist Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda

"Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Baihaqi)

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa  fitrah  adalah sifat asal suatu makluk, dan  fitrah manusia itu adalah bertauhid kepada  Allah subhanahu wata'ala, mengakui adanya Allah dan hatinya condong kepada Islam dan ajarannya. Ini senada yang disampaikan oleh Ibnu Taymiah bahwa beliau mendefenisikan  fitrah adalah keselamatan dari keyakinan bathil dan condong kepada keyakinan yang benar.dan ulama lainnya mendefenisikan bahwa fitra manusia adalah islam, lahir dalam keadaan islam dan hatinya akan menerima ajaran islam. Oleh karena itu semua bayi itu muslim sampai ia pandai berbicara dan mulai paham akan dunia sekitar maka lingkunganlah yang membentuknya terutama bapak dan ibunya. Maka kedua orang tua mempunyai peran besar dalam membentuk anaknya.

Nah, dengan mengetahui hakekat dan arti sebenarnya dari fitrah , maka dapat kita simpulkan pula apa itu pendidikan berbasis fitrah, yaitu mengajarkan, mengarahkan dan menuntun anak didik sesuai dengan fitrah yang telah Allah berikan kepadanya.

Harry Sentosa membagi fitrah manusia menjadi lima elemen, yaitu fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar  dan bernalar, fitrah perkembangan, fitrah  seksualitas dan cinta. Kelima elemen ini harusnya kita arahkan sesuai dengan apa yang Islam ridhoi. Terutama fitrah keimanan anak didik, maka hendaknya ia senantiasa diarahkan kepada aqidah dan keimanan yang benar, ditumbuhkan rasa keimanannya, segala sesuatu kaitkan dengan keimanannya. Karena jika keimanannya tumbuh baik dan benar, maka elemen fitrah lainnya akan tumbuh baik, namun jika keimaan rusak maka elemen lainnya akan rusak dan tidak berguna.

Kita ketahui bersama bahwa manusia terbentuk dengan pengaruh orang sekitar dan lingkungannya, terutama Ayah dan Ibunya, seperti yang dapat kita pahami dalam hadist di atas maka langkah awal kita sebagai pendidik di sekolah adalah membangun komunikasi yang baik dengan orang tua murid, sehingga  guru dan orang tua atau wali murid satu suara dalam mendidik anak. Bahkan jika mampu, sekolah mengadakan pembekalan orang tua dalam mengarahkan anaknya, seperti pengajian rutin untuk wali murid baik offline ataupun online. Kemudian sekolah hendaknya membekali guru tentang metode serta ilmu dalam mendidik anak sesuai dengan fitrahnya. Karena kunci kesuksesan juga terdapat dari kualitas pengajarnya. Maka sebelum terjun mengajar hendaknya guru berilmu tentang konsep pendidikan berbasis fitrah. Bukan hanya itu hendaknya guru bekal ilmu agama yang bagus dan mamahami setiap langkah yang akan ditempuh dalam mengembangkan fitrah anak didik. Dan menjadi garda terdepan dalam memberikan qudwah yang baik. Karena sesuatu yang dilakukan dengan tanpa ilmu hanya akan merusak.

: .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun