Mohon tunggu...
raya anggita
raya anggita Mohon Tunggu... -

Di pinggir Danau Kinanti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panggung Agatha

16 Oktober 2014   19:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413437021732682019

"Hahaha, kau benar aku sudah muak menyaksikan panggung ini yang sebentar lagi berubah jadi panggung drama. Drama orang miskin yang berhasil memenangkan kontes bernyanyi bergengsi di Itali.

"Kalau ingin beramal kita bisa melakukannya dengan badan amal yayasanku, keluarga gadis ini pasti bisa kita bantu. Tapi soal selera seni, tentu aku akan mencemooh gadis ini." Suara wanita yang sedari tadi tidak henti-hentinya menertawakan keberadaan Agatha kini semakin beringas mengomentari Agatha. Wanita tua yang berdandan seperti anak ABG ini lupa kalau dirinya tidak lebih buruk dari Agatha. Selera berpakaiannya buruk sekali untuk ukuran perempuan kelas atas, penampilannya dipaksakan muda padahal usianya sudah 40 an.

Agatha akhirnya berhasil menutup pertunjukan puncaknya malam ini, beberapa orang terlihat berdiri dan bertepuk tangan dengan waktu yang cukup lama. Agatha terharu menyaksikan orang-orang yang terlihat antusias dengan penampilannya. Agatha memenangkan kontes ini, ia yakin akan berdiri sendiri di atas panggung itu untuk menerima penghargaan bergengsi Pemerintah Itali. Kontrak seharga miliaran peso itu akan dimilikinya malam ini juga, dia puas sudah bernyanyi di hadapan pembesar musik Itali, dia akan pulang dengan kepala tegak dan bangga. Agatha sibuk memikirkan bagaimana dirinya bersikap menyambut arak-arahkan orang di kampungnya. Agatha takut anak-anak kecil akan menarik gaun cantiknya dan akhirnya rusak. Tidak, Agatha akan mengganti pakaiannya dulu, setelah itu baru dia kembali ke rumahnya, menyambut pesta orang-orang kampung.

Setelah Agatha puas menyaksikan tepuk tangan membahana itu, kini giliran Elizabeth yang bernyanyi. Lampu sorot kini berpindah sangat cepat dan segera menyoroti langkah Elizabeth memasuki bagian tengah panggung. Seketika seisi ruangan tiba-tiba hening, padahal Elizabeth belum bernyanyi. Keanggunan Elizabeth dan penampilannya malam itu sangat memukau, inilah gadis berselera tinggi. Dia mewakili calon pekerja seni yang berkelas, tidak perlu bersusah payah untuk memoles gadis ini, dia sudah punya segalanya.

"Oh tidak, kau jangan mencuri perhatian mereka Eli, aku tidak akan memaafkannya jika dia memenangkan pertandingan malam ini." Agatha mulai khawatir dengan penonton yang tiba-tiba saja memutar haluan mengagumi Elizabeth. Belum lama tepuk tangan membahana itu diberikan pada dirinya, kini antusias penonton dan tatapan kekaguman itu dikuasai Elizabeth. Agatha semakin tidak berdaya, apalagi setelah Elizabeth menutup lagunya, semua orang tidak hanya bertepuk tangan.

Sikap tubuh para juri yang membungkukkan badan yang bermakna perngormatan itu adalah hal yang sangat fenomenal di tengah pertunjukan malam puncak ini. Artinya juri merasa sangat bangga, bisa disuguhi penampilan mahal dan cantik dari seorang kontestan. Agatha semakin frustrasi, mimpi indahnya pulang dan disambut meriah kini pupus sudah. Wartawan hiburan itu kini lebih banyak yang bersiap-siap disisi panggung milik Elizabeth.

Pengumuman pemenang akhirnya segera diumumkan, Agatha sedikit memberi kekuatan pada dirinya sendiri. Kau harus kuat Agatha, ini adalah permulaan untuk mimpi besarmu. "Elizabeth hanya bagian kecil yang akan mendramatisir kemenanganku malam ini. Aku pasti menang, dan wartawan ini akan kembali mengelilingiku. Aku tidak akan menjawab pertanyaan sesuai harapan mereka, aku akan menjawab sesuai keinginanku. Aku yang berkuasa atas diriku sendiri."

Dan akhirnya juri memutuskan bahwa kontrak miliaran itu kini dimenangkan oleh Elizabeth, tepuk tangan semakin meriah dan wartawan tidak henti-hentinya melancarkan kutipan kamera ke arah Eli. Agatha terkejut mendengar pengumuman malam itu, tubuhnya kaku dan tidak bisa digerakkan. Dia merasa ada di tempat yang asing, dia ingin mencari pijakan tapi pijakan itu tidak ada, sebentar lagi tubuhnya pingsan di panggung ini.

Tidak, aku tidak boleh pingsan, aku tidak mau jatuh di panggung ini, tidak ada yang peduli denganku malam ini. Aku benci mereka semua, terutama kau Eli, kau merampas mimpiku, aku tidak akan memaafkanmu. Agatha berjalan lunglai menuju belakang panggung, dirinya tak kuasa membayangkan. Cemoohan orang-orang dikampungnya yang akan menertawakan langkah besarnya. Benar kata mereka aku hanya pelengkap drama dalam kontes ini, dari awal kontes ini sudah dimenangkan Elizabeth.

Aku "dipelihara" untuk menyempurnakan penampilan Elizabeth. Mereka orang-orang kaya itu ingin menonton pertunjukan seru selain musik, mereka menikmati perjuangan keras orang miskin sepertiku yang ingin meraih mimpi kontrak rekaman seharg miliaran, ketika aku gagal mereka semua tertawa senang, mendapat lelucon paling menyenangkan. Mereka tidak akan berhenti menertawakanku, aku akan dibincangkan hingga di jamuan makan malam mereka.

Dalam perjalanan pulang, Agatha menyusuri gang kecil di kampungnya, sesekali dia menengok kanan kiri. Dia tidak ingin ada yang menyadari kehadirannya malam ini di rumah ayah angkatnya, Thomas. Agatha lelah dengan semua perjalanan yang telah dilaluinya, Agatha hanya ingin memeluk Thomas dan menangis di pangkuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun