Aksi terorisme yang dihadapi Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda imperium mereka mulai tergoyahkan dalam sistem politik internasionalyang bersifat anarki. Dalam pemikiran realis, baik realisme tradisional maupun realismestruktural, perilaku negara yang keras merupakan konsekuensi logis dariperebutan kekuasaan dalam kancah politik internasional. Oleh sebab itu,tindakan balasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara yang dianggap melahirkan aksi-aksi terorisme menjadi kewajaran mutlak, karena bagi pendekatan realis manusia bersifat self-interested dalam keadaan state of nature yang akan berperang antara satu dengan yang lainnya.
Penutup
Terorisme menjadi isu sejak lama di dalam hubungan internasional. Terorisme adalah suatu upaya untuk mencapai tujuan politik guna mendapatkan kekuasaan dengan menggunakan tindak kekerasan. Karakteristik terorisme pasca 2000 adalah aksi teror radikal yang bersifat keagamaan, jaringan kelompok terorisme lebih luas dan terstruktur, pola serangan non-diskriminatif, organisasi bersifat memerintah dan mengontrol dengan jaringan yang longgar, memanfaatkan iptek secara ekstensif, penggunaan senjata secara fleksibel, terorisme sebagai mitra alat pembangun jaringan persekutuan.Â
Salah satu kasus terorisme pasca 2000 adalah tragedi 9/11 di Gedung World Trade Center (WTC), Amerika Serikat oleh organisasi terorisme Al-Qaeda. Al-Qaeda merupakan organisasi terorisme global yang menyatakan diri sebagai gerakan yang membawa Islam kembali seperti pada zaman Nabi Muhammad. Al-Qaeda menganggap Amerika Serikat dan Barat sebagai musuh historis Islam karena peristiwa masa lalu yang merugikan negara Islam dari segi ekonomi, politik dan sosial.Â
Setelah kejadian 9/11, Amerika Serikat langsung menindak lanjuti tindakan tersebut dengan salah satu pendekatan strategi kontra-terorisme, yaitu Represi Militer. Tindakan yang dilakukan Amerika Serikat adalah menangkap dan menewaskan sepertiga dari pemimpin Al-Qaeda dan menghapuskan markasnya di Afganistan. Namun, Al-Qaeda tidak berhenti disitu, tetapi mereka mengambil Langkah lain dengan berjalan di bawah bayangan sekutunya, yaitu ISIS. Sehingga dapat dikatakan tindakan terorisme tidak dapat diberantas hingga ke akarnya, tetapi hanya dapat dikurangi ke tingkat yang dapat dikelola atau lebih rendah.
Penulis :Â
1) Alexander Azarya Pandu P D (151220071)
2) Raul Muflih Al Naufal Arifin (151220072)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H