Mohon tunggu...
Raudhotus Salimah
Raudhotus Salimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memanfaatkan platform ini untuk membagikan tugas-tugas akademik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kesadaran Mitigasi Banjir di Bekasi melalui Media Tradisional

7 Januari 2025   09:49 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:49 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa sedang membagikan brosur ke pada masyarakat (Sumber : Kelompok 07)

Bekasi, 07 Januari 2025 - Sebagai salah satu wilayah rawan banjir di Indonesia, Bekasi menghadapi tantangan serius terkait curah hujan tinggi, buruknya sistem drainase, dan kurangnya edukasi mitigasi bencana. Untuk itu, pada tanggal 22 Desember 2024, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya menggelar kampanye bertajuk “Meningkatkan Kesadaran Mitigasi Banjir di Bekasi melalui Media Tradisional”. Kampanye ini dilaksanakan di dua lokasi strategis, yaitu Car Free Day (CFD) Summarecon Bekasi Selatan dan Pasar Wisma Asri Bekasi Utara.

Banjir merupakan salah satu bencana yang sering melanda Bekasi, khususnya di musim penghujan. Selain curah hujan tinggi, buruknya sistem drainase, sedimentasi sungai, dan kurangnya area resapan air menjadi penyebab utama. Dampak banjir tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi, meningkatkan risiko kesehatan akibat genangan air, serta menyebabkan kerugian material yang besar. Kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mitigasi banjir, seperti menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, mahasiswa Universitas Bhayangkara memilih pendekatan media tradisional, seperti poster dan brosur, karena sifatnya yang sederhana namun efektif. Media tradisional dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat, terutama mereka yang mungkin tidak memiliki akses ke teknologi digital. Dengan pesan visual yang menarik dan mudah dipahami, media tradisional menjadi alat yang tepat untuk memberikan edukasi mitigasi banjir di lokasi yang ramai aktivitas masyarakat.

 Tiga tema utama poster dan brosur yang dibagikan menyoroti pentingnya mitigasi banjir. Tema pertama, "Edukasi Kebencanaan Banjir: Siaga, Tanggap & Selamat," memberikan langkah-langkah kesiapsiagaan praktis seperti membersihkan saluran air dan menjaga kebersihan lingkungan. Tema kedua, "Banjir Adalah Tanggung Jawab Kita Bersama," menekankan gotong royong masyarakat untuk mencegah banjir melalui kerja bakti dan menjaga kebersihan. Sementara itu, tema ketiga, "Siaga Banjir: Nomor Darurat dan Info BMKG," menyediakan kontak darurat dan informasi real-time untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

Poster dan brosur tersebut dirancang dengan visual yang menarik dan bahasa yang sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Informasi yang disampaikan juga relevan untuk membantu masyarakat Bekasi meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana banjir.

Masyarakat sedang membaca poster edukasi bencana (sumber : Kelompok 07)
Masyarakat sedang membaca poster edukasi bencana (sumber : Kelompok 07)

Kampanye ini berlangsung di dua lokasi strategis untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Di Car Free Day (CFD) Summarecon Bekasi Selatan, mahasiswa menyasar pengunjung dari berbagai kalangan, memanfaatkan suasana santai untuk membagikan brosur dan memberikan edukasi langsung. Lokasi ini dipilih karena tingkat aktivitas masyarakat yang tinggi, terutama pada akhir pekan.

Sementara itu, di Pasar Wisma Asri Bekasi Utara, target utamanya adalah pedagang, pembeli pasar serta warga sekitar.. Brosur dibagikan kepada warga yang sedang berbelanja, dengan harapan informasi yang disampaikan dapat tersebar lebih luas. Pasar ini dipilih karena merupakan pusat aktivitas warga setempat yang menjadi sasaran edukasi langsung mengenai mitigasi banjir.

Sebagai bagian dari kampanye, mahasiswa membagikan 60 brosur yang terdiri dari tiga tema utama: 30 brosur di Car Free Day (CFD) Summarecon Bekasi Selatan dan 30 brosur di Pasar Wisma Asri. Selain membagikan brosur, mahasiswa juga mengumpulkan tanggapan masyarakat melalui wawancara dengan total enam warga yang terlibat aktif: tiga dari CFD dan tiga dari Pasar Wisma Asri, masing-masing memberikan pendapat terkait salah satu tema brosur. Sebagian besar warga menyambut inisiatif ini dengan antusias, menilai informasi yang disampaikan bermanfaat dan relevan, terutama dalam membantu meningkatkan kesiapsiagaan mereka terhadap banjir.

Mahasiswa sedang membagikan brosur ke pada masyarakat (Sumber : Kelompok 07)
Mahasiswa sedang membagikan brosur ke pada masyarakat (Sumber : Kelompok 07)

Fani, salah satu pengunjung Car Free Day (CFD) yang turut membaca poster kampanye, menyampaikan pendapatnya mengenai informasi nomor darurat yang tercantum. Menurutnya, informasi tersebut sangat bermanfaat untuk situasi darurat saat banjir. "Cukup bermanfaat sih, jadi kita bisa mengetahui cuaca melalui nomor kontak darurat, juga bisa tahu informasi dari aplikasi BMKG. Ini sangat membantu kita untuk tetap waspada terhadap banjir," ungkapnya.

Fani juga menambahkan bahwa adanya nomor kontak darurat memudahkan masyarakat untuk mencari informasi atau bantuan terkait kondisi banjir. Dengan akses cepat ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi situasi darurat dan mengambil langkah preventif. Wawancara singkat ini menunjukkan apresiasi warga terhadap upaya edukasi yang dilakukan melalui media tradisional seperti poster.

Sementara itu, Mohammad Rosyanto, Ketua RTRW sekaligus mantan Ketua Pokja Banjir Teluk Pucung, menjelaskan bahwa kesadaran akan pentingnya mitigasi banjir sudah menjadi fokus utamanya jauh sebelum kampanye edukasi ini dilaksanakan. "Informasi yang disampaikan melalui poster sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak banjir," ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa di Teluk Pucung, mereka telah membentuk Pokja Banjir sebagai upaya kolektif untuk menangani masalah banjir secara menyeluruh.

Menurut Rosyanto, langkah pertama yang dilakukan adalah menginventarisasi wilayah-wilayah rawan banjir, mulai dari tingkat RT, RW, hingga wilayah yang lebih luas. Hasil dari inventarisasi ini kemudian dijadikan dasar untuk menyusun program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang. "Jangka pendeknya, kami fokus pada normalisasi saluran-saluran air, seperti kali dan drainase, untuk memastikan aliran air tidak terhambat," jelasnya. Selain itu, mereka juga membuat sodetan antar-RW untuk mempercepat aliran air dari daerah yang lebih rendah.

Untuk langkah jangka panjang, Rosyanto menyebutkan bahwa pihaknya telah membangun polder di RW 35 dan RW 36B untuk menampung air hujan. Polder ini dirancang untuk mengatasi tiga jenis banjir: banjir lokal, hujan besar, dan banjir nasional yang melibatkan faktor eksternal. Selain infrastruktur, mereka juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. "Kami bekerja sama dengan bank sampah untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke saluran air," katanya. Program ini telah menjadi model percontohan di Kota Bekasi dan diharapkan bisa diterapkan di kelurahan lain.

Di akhir wawancara, Rosyanto menekankan pentingnya prioritas dalam menangani banjir. "Pemerintah perlu menggunakan data dari lapangan untuk menentukan langkah-langkah yang mendesak, bukan berdasarkan ego wilayah tertentu," tegasnya. Ia berharap upaya ini dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi risiko banjir di masa mendatang.

Kampanye ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat Bekasi akan pentingnya mitigasi banjir, sekaligus mendorong mereka untuk lebih aktif menjaga lingkungan. Informasi yang disampaikan melalui media tradisional telah berhasil menjangkau berbagai lapisan masyarakat, memberikan edukasi yang relevan dan mudah diterapkan. Ke depannya, diharapkan inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain di Indonesia, sekaligus mendorong kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi risiko banjir secara berkelanjutan. Mari bersama-sama membangun Bekasi yang lebih aman dan tangguh menghadapi bencana banjir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun