Mohon tunggu...
Raudhotus Salimah
Raudhotus Salimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memanfaatkan platform ini untuk membagikan tugas-tugas akademik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kesadaran Mitigasi Banjir di Bekasi melalui Media Tradisional

7 Januari 2025   09:49 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:49 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa sedang membagikan brosur ke pada masyarakat (Sumber : Kelompok 07)

Fani, salah satu pengunjung Car Free Day (CFD) yang turut membaca poster kampanye, menyampaikan pendapatnya mengenai informasi nomor darurat yang tercantum. Menurutnya, informasi tersebut sangat bermanfaat untuk situasi darurat saat banjir. "Cukup bermanfaat sih, jadi kita bisa mengetahui cuaca melalui nomor kontak darurat, juga bisa tahu informasi dari aplikasi BMKG. Ini sangat membantu kita untuk tetap waspada terhadap banjir," ungkapnya.

Fani juga menambahkan bahwa adanya nomor kontak darurat memudahkan masyarakat untuk mencari informasi atau bantuan terkait kondisi banjir. Dengan akses cepat ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi situasi darurat dan mengambil langkah preventif. Wawancara singkat ini menunjukkan apresiasi warga terhadap upaya edukasi yang dilakukan melalui media tradisional seperti poster.

Sementara itu, Mohammad Rosyanto, Ketua RTRW sekaligus mantan Ketua Pokja Banjir Teluk Pucung, menjelaskan bahwa kesadaran akan pentingnya mitigasi banjir sudah menjadi fokus utamanya jauh sebelum kampanye edukasi ini dilaksanakan. "Informasi yang disampaikan melalui poster sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak banjir," ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa di Teluk Pucung, mereka telah membentuk Pokja Banjir sebagai upaya kolektif untuk menangani masalah banjir secara menyeluruh.

Menurut Rosyanto, langkah pertama yang dilakukan adalah menginventarisasi wilayah-wilayah rawan banjir, mulai dari tingkat RT, RW, hingga wilayah yang lebih luas. Hasil dari inventarisasi ini kemudian dijadikan dasar untuk menyusun program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang. "Jangka pendeknya, kami fokus pada normalisasi saluran-saluran air, seperti kali dan drainase, untuk memastikan aliran air tidak terhambat," jelasnya. Selain itu, mereka juga membuat sodetan antar-RW untuk mempercepat aliran air dari daerah yang lebih rendah.

Untuk langkah jangka panjang, Rosyanto menyebutkan bahwa pihaknya telah membangun polder di RW 35 dan RW 36B untuk menampung air hujan. Polder ini dirancang untuk mengatasi tiga jenis banjir: banjir lokal, hujan besar, dan banjir nasional yang melibatkan faktor eksternal. Selain infrastruktur, mereka juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. "Kami bekerja sama dengan bank sampah untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke saluran air," katanya. Program ini telah menjadi model percontohan di Kota Bekasi dan diharapkan bisa diterapkan di kelurahan lain.

Di akhir wawancara, Rosyanto menekankan pentingnya prioritas dalam menangani banjir. "Pemerintah perlu menggunakan data dari lapangan untuk menentukan langkah-langkah yang mendesak, bukan berdasarkan ego wilayah tertentu," tegasnya. Ia berharap upaya ini dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi risiko banjir di masa mendatang.

Kampanye ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat Bekasi akan pentingnya mitigasi banjir, sekaligus mendorong mereka untuk lebih aktif menjaga lingkungan. Informasi yang disampaikan melalui media tradisional telah berhasil menjangkau berbagai lapisan masyarakat, memberikan edukasi yang relevan dan mudah diterapkan. Ke depannya, diharapkan inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain di Indonesia, sekaligus mendorong kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi risiko banjir secara berkelanjutan. Mari bersama-sama membangun Bekasi yang lebih aman dan tangguh menghadapi bencana banjir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun