Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Jangan Terpancing Polemik Perbedaan 1 Syawal, Yuk Kenali Dua Metode Penentuan Awal Bulan Hijriah

20 April 2023   15:24 Diperbarui: 20 April 2023   15:33 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini dikarenakan keadaan yang berbeda antara masa nabi dan masa sekarang. Ummat terdahulu adalah kaum yang ummi yakni tidak bisa baca tulis dan berhitung sehingga melihat hilal langsung lebih memberikan penjelasan.

Berbeda halnya dengan ummat sekarang yang sudah menguasai ilmu tersebut maka berhitung akan lebih sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Apalagi Alquran juga menyebutkan bahwa baik matahari maupun bulan itu peredarannya bisa dihitung.

So Keduanya memiliki landasan dalil masing masing, tidak sepatutnya kita menyalahkan salah satunya.

Sebagai informasi tambahan juga terjadi perbedaan awal bulam ini juga dikarenakan adanya sedikit perbedaan landasan penentuan syarat ketinggian hilal.

Standar yang ditetapkan pemerintah itu harus mencapai 3 derajat sedangkan bagi yang menggunakan metode hisab jika ketinggian hilal sudah mencapai satu derajat maka sudah dianggap memasuki bulan baru.

Yang jadi pertanyaannya kenapa derajatnya bisa beda? Karna jika kita memantau hilal langsung dengan ketinggian hilal dibawah 3 akan sulit terlihat dengan mata karna cahaya hilal masih kalah dengan cahaya mega.

Kalau hisab kan cuma menghitung saja, maka ketinggian satu derajat pun sudah dianggap sudah memadai.

Jika ditanya mana yang lebih baik?

Jawabanya keduanya sama sama baik. Namun saya pribadi lebih cenderung ikut pemerintah dan tetap menghormati mereka yang menggunakan hisab

Kenapa saya ikut pemerintah?
Karna status saya adalah masyarakat biasa yang harus mentaati ulil Amri selama bukan dalam perkara maksiat. 

Jika kita ikut pemerintah walaupun pada akhirnya keputusannya kurang tepat kita tidak dihukumi dosa dan memiliki hujjah taat kepada pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun