Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berwisata Sejarah Untuk Mengambil Ibrah

19 April 2023   13:58 Diperbarui: 19 April 2023   14:00 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Tsunami Aceh/dokpri

Wisata adalah hal yang sangat disukai oleh banyak orang. Wisata sendiri banyak sekali jenisnya mulai dari wisata alam terbuka, wisata religi, wisata Kuliner bahkan wisata sejarah.

Wisata sejarah saat ini bisa dijadikan sebagai tujuan wisata yang anti mainstream. Wisata sejarah tidak hanya sebatas wisata saja melainkan anda juga bisa mengambil ibrah (pelajaran) didalamnya.

Berbicara tentang wisata sejarah tidak lengkap rasanya jika kita tidak memberikan contoh.

Dalam hal ini penulis tertarik untuk membahas salah satu wisata sejarah yang ada aceh Yakni Museum Tsunami.

Museum Tsunami adalah museum yang dibangun untuk mengenang Tragedy dahsyat Tsunami yang menimpa aceh Desember 2004 Silam.

Tsunami yang menimpa Aceh Kala itu diawali dengan gempa berkekuatan 8,9 Skala Ricther dan menjadi gempa terdahsyat yang pernah terjadi Indonesia.

Tidak berlebihan rasanya membangun sebuah bangunan untuk mengenang peristiwa yang merenggut nyawa ratusan ribu manusia tersebut.

Akses menuju ke museum Tsunami pun begitu mudah dilalui karna letaknya yang cukup strategis yakni hanya berjarak 800 Meter saja dari Masjid Baiturrahman di Banda Aceh. So jika orang tau mesjid Baiturrahman otomatis ia juga akan dengan mudah menemukan Museum Tsunami.

Di dalam Museum Tsunami sendiri terdapat daftar nama nama korban yang meninggal akibat peristiwa dahsyat tersebut.

Daftar nama nama korban tsunami/dokpri
Daftar nama nama korban tsunami/dokpri

Selain itu di lantai dua juga ada ruangan khusus untuk menonton film dokumenter terkait tsunami. Sehingga para pengunjung benar benar bisa merasakan suasana pilu yang terjadi di tahun 2004 lalu walaupun tidak terlibat langsung dalam tragedi tersebut.

Bencana sendiri tidak akan terjadi tanpa izin Tuhan dan tentunya bertujuan untuk mengingatkan manusia agar senantiasa mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat bukan hanya dilalaikan dengan kehidupan dunia.

Buktinya perkara dunia ini sangat kecil bagi Allah dan Allah bisa merobohkan dan menghancurkan semuanya hanya dengan peristiwa yang terjadi sekian detik saja.

Peristiwa itu memang sudah 18 tahun berlalu, namun bukan untuk dilupakan begitu saja akan tetapi supaya kita selalu mengambil pelajaran agar selalu melakukan kebaikan didunia.

Dunia ini sifatnya sementara, ibarat kata kita sebagai manusia layaknya petani yang menabur benih kebaikan ataupun keburukan dan kita akan memanen hasilnya nanti diakhirat. Ingatlah apa yang kita tanam itulah nantinya yang akan kita tuai.

Maka daripada itu hendaknya kita selalu menanam kebaikan agar nantinya ketika kembali mempertanggung jawabkan semuanya di hadapan-Nya kita masih bisa tersenyum bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun