urusan dunia, yang meninggalkan urusan dunia dan dia berpikir fokus mencari akhirat.
Banyak orang  yang tidak peduli denganPadahal Sejatinya, tidaklah bertentangan orang yang mencari dunia dan orang yang mencari akhirat, asalkan niatnya benar. Kita enggak boleh berlebih-lebihan dalam mencari dunia dan tidak boleh berlebih-lebihan dalam mencari akhirat.
Dalam artikel kali ini sebagai sebuah ilustrasi penulis akan membahas kisah Salman Alfarisi dan Abu Darda.
Dahulu ketika orang-orang hijrah ke Madinah, Rasul mejadikan mereka saudara seperti saudara kandung, saling mewarisi. Namun setelah turun ayat tentang warisan, maka persaudaraan itu tidak lagi dilanjutkan. Hanya saja makna persaudaraan saling menolong, saling membantu itu terus berlanjut. Abu Darda sendiri dijadikan saudara dari Salman Al-Farisi.
Suatu hari Salman datang ke rumahnya Abu Darda, ke rumah saudaranya. Kemudian dia lihat di sana, istrinya Abu Darda (ummu Darda) kok tidak berhias.
Ini pertanda, dulu wanita itu ketika di rumah mereka berhias untuk suaminya. Ini  sebelum turunnya ayat hijab di awal-awal Islam, Yakni masa awal hijrahnya para sahabat ke kota Madinah. Hijab baru diperintahkan pada tahun ke-5 Hijriyah.
Di awal-awal itu belum pakai hijab. Istri biasanya dia bersolek buat suaminya, berhias buat suaminya. Jadi kalau ada perempuan-perempuan yang di rumah dia lusuh bajunya, enggak ada riasan di wajahnya, parfum enggak pakai, seperti Ummu Darda maka terasa agak sedikit aneh. Sehingga salman pun bertaya Kenapa Ummu Darda seperti itu? Â
"Kenapa engkau kok lusuh banget kayak gini?"
Lalu Apa jawabannya?
"Suamiku itu enggak punya urusan dengan dunia, dia fokus cari akhirat saja"
Ini termasuk satu perbuatan yang tidak tepat ketika seorang menelantarkan orang-orang yang jadi tanggung jawabnya.
Maka Salman Al-Farisi melihat ada sesuatu yang enggak tepat ini, di saudaranya lalu tak lama  kemudian Abu Darda menemui Salman  dan bikinkan makanan.Â