Selain itu di ajang piala AFF 2022 juga terjadi sedikit insiden yakni pelemparan bus yang ditunggangi timnas Thailand oleh supporter Indonesia.
Hal-hal seperti inilah yang perlu dibenahi. Karna sepak bola akan indah jika bisa saling mendukung tanpa adanya anarkisme didalamnya.
Maka dari itu Erick Thohir juga mengatakan perlunya kerja sama dengan semuanya baik itu Asosiasi, pemerintah serta masyarakat.
Seandainya kerjasama itu tidak ada maka sepak bola akan terus stagnan dan sulit untuk berkembang.
Dalam hal ini perlunya pedoman khusus yang harus diimplementasikan bagi asosiasi, pemerintah dan suporter agar semuanya bisa sama sama berbenah menciptakan atmosfer sepak bola yang jauh lebih baik.
Seperti halnya Jepang yang sudah memiliki hal tersebut bahkan sejak tahun 1991. Maka tak heran di negeri matahari terbit kultur sepak bola yang baik dan kedewasaan para pemain dilapangan dan juga para suporter pun sudah terbentuk dengan sangat apik.
"Jepang bermain sepak bola tidak individualistik, tapi maju mundur layaknya ombak. Bahkan para pemain dan para penonton memastikan loker tetap bersih inilah yang dinamakan dengan kultur. Dan kultur ini bisa tercipta jika kita bisa menciptakan prilaku yang sama.  Karna  ketika kita membangun sesuatu namun malah terjadi perbedaan pandangan antara Asosiasi, pemerintah dan suporter justru akan menghasilkan ketidaknyamanan"
_ Erick Thohir, dilansir dari Antara News
Selain itu Erick thohir juga menjelaskan makna sepak bola yang seharusnya bisa menciptakan persatuan bukan justru menghadirkan perpecahan.
Sisi negatif sepak bola itulah yang akan dibenahi oleh Erick Thohir jika nantinya ia mendapatkan kepercayaan menjadi ketum PSSI.Â
Karna Erick Thohir menginginkan sepak bola Indonesia bisa menjadi sebuah hiburan bagi penikmatmya bukan justru menghadirkan kecemasan karna budaya kerusuhan yang terus dilestarikan di indonesia.