Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Money

Investasi Telkom di GOTO: Berpotensi Rugikan Negara, Dipantau KPK

7 Desember 2022   19:26 Diperbarui: 7 Desember 2022   20:16 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PT Telkom indonesia (Persero) Tbk adalah salah satu perusahaan BUMN yang listing di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan plat merah tersebut sudah sangat terkenal di Republik tercinta.

Berkedudukan sebagai emiten yang memiliki fundamental perusahaan yang baik, sehingga wajar saja jika Telkom sering dijadikan tujuan utama investasi baik itu bagi investor pemula maupun yang sudah expert bahkan  seringkali masuk portofolio reksadana saham dari Manajer Investasi.

Perusahaan berkode emiten TLKM tersebut selalu mencatat kinerja keuangan yang gemilang disetiap kuartalnya. Sehingga tak heran jika Telkom bisa rutin membagikan laba perusahaan (Dividen) kepada pemegang saham setiap tahun.

Namun kinerja positif dari internal perusahaan ternyata tidak berbanding lurus dengan eksternal perusahaan.

Dalam hal ini, Telkom Indonesia justru menderita kerugian yang cukup fantastis dari aktivitas investasinya di salah satu perusahaan Teknologi yakni PT GojeK Tokopedia atau sering dikenal dengan GOTO.

Icon GOTO/suara.com
Icon GOTO/suara.com

Telkom sendiri berinvestasi di GOTO melalui anak perusahaannya PT Telkomsel. Tak tangung-tanggung investasi dari Telkomsel mencapai 6,4 triliun.

Sialnya bukannya untung malah buntung, hal ini tidak lepas dari penurunan harga dari saham GOTO.

Dilansir dari berbagai sumber, Telkomsel membeli saham GOTO di harga 270 per lembar. Sedangkan harga per 07 Desember Saham GOTO adalah 107. Itu artinya saham yang baru listing di Bursa Efek Indonesia pada 30 Maret 2022 tersebut sudah turun sebesar 60%.

Harga saham Goto per 7 Desember/tangkapan layar RTI Business-Dokpri
Harga saham Goto per 7 Desember/tangkapan layar RTI Business-Dokpri

Beberapa waktu lalu Direktur Utama dari PT Telkom Indonesia mengatakan bahwa tujuan investasi di GOTO itu bukan untuk jangka pendek melainkan untuk jangka waktu yang sangat panjang.

Akan tetapi menurut penulis sendiri terasa sangat janggal, karna lazimnya jika perusahaan menyuntikkan dana kepada perusahaan lain tentunya selalu mencari perusahaan yang rutin menghasilkan keuntungan.

Tapi faktanya GOTO selalu rugi di setiap waktu. Rasanya tidak masuk akal jika perusahaan sebesar Telkom cari cuan investasi di perusahan yang selalu rugi.

Dan memang sudah menjadi rahasia umum bahwa perusahaan Start Up dan Teknologi itu selalu dimulai dengan "aksi bakar duit" sebelum pada akhirnya memutuskan listing di BEI guna mencari kuncuran dana tambahan untuk membalikkan situasi dari untung menjadi rugi.

Lalu apa yang diharapkan oleh Telkom dari investasi perusahaan yang seperti itu?

Tak heran jika kita atau pihak lainnya mencurigai investasi yang sangat janggal seperti ini sehingga perkara ini berpotensi besar diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan merugikan negara.

Secara umum yang namanya investasi memang berpotensi untung dan rugi. Tapi konsep ini menjadi berbeda jika dikaitkan dengan pihak individu dan perusahaan.

Jika kerugian terjadi pada pihak individu maka dianggap sebagai risiko investasi. Akan tetapi jika terjadi pada perusahaam negara maka dicuragai sebagai suatu tindak pidana korupsi atau pencucian uang

Kenapa perlakuannya berbeda? Karena investor individu dalam hal investasi/membeli saham yang seperti itu mengunakan uang pribadinya.

Jadi, terserah  dia mau untung ataupun rugi segalanya akan kembali kepada dia sendiri tanpa melibatkan kerugian orang lain.

Beda halnya jika itu investasi institusi yang melibatkan uang negara, maka tindakan korupsi berpotensi besar untuk terjadi yang mana oknum tersebut mengelabui negara dengan dalih kerugian investasi.

Menarik ditunggu apa masalah sebenarnya di balik itu. Apakah benar terjadi tindakan sengaja untuk merugikan negara atau memang kesalahan pengambilan keputusan semata?

***

refrensi:

Tribunnews, CNBC Indonesia, Katadata, Kontan, JawaPos

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun