Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi Sebatas Menghargai, Tidak Harus Mengikuti dan Tanpa Menyakiti

16 November 2022   08:38 Diperbarui: 16 November 2022   10:17 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi antar beragama/Majelis Ulama Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau. Maka tak heran dari banyaknya pulau yang terbentang melahirkan keberagaman. Baik itu keberagaman dalam suku agama maupun ras (SARA). 

Keberagaman itulah yang membuat Indonesia memiliki ciri khas. Keberagaman akan menghadirkan banyak perbedaan. Namun perbedaan yang ada diantara manusia bukanlah permasalahan yang harus dibesar-besarkan, apalagi menjadi ajang dikriminasi terhadap suku, agama dan ras tertentu. 

Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang bermakna "biarpun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Dan ini selaras juga dengan makna toleransi yakni saling menghormati terhadap perbedaan yang ada di bumi pertiwi. 

Bagi penulis pribadi, makna dari toleransi itu menghormati bukan mengikuti. Kenapa demikian? Karna banyak hal yang berbalut perbedaan itu tidak bisa diikuti oleh semua kalangan. 

Hal ini dikarenakan adanya batasan-batasan yang menghalangi, sehingga dalam perkara ini hanya sekedar di hormati sebagai wujud sifat manusiawi terhadap seluruh penduduk bumi. 

Kita tidak perlu menerawang terlalu jauh, penulis sendiri ingin menukil Ayat toleransi yang termaktub dalam kitab suci yakni Firman Allah dalam Alquran surah Al Kafirun. Surah yang berada pada urutan ke-109 di dalam Alquran ini menjelaskan makna toleransi dalam hal keagamaan.

 Yang paling menancap kehati adalah ayat terakhirnya "Untukmulah Agamamu dan Untukkulah Agamaku". 

Itu artinya dalam pandangan agama Islam sendiri saja tidak adanya paksaan dalam beragama melainkan kita tetap menghormati perbedaan yang anda. 

Menghormati itu bukan melakukan ritual lintas ibadah antar beragama, melainkan kita tetap berjalan di lintasan yang berbeda tanpa mengganggu pihak yang lainnya. 

Inilah keindahan toleransi, walaupun berbeda-beda tapi kita hanya perlu menghormati tanpa perlu mengikuti dan tentunya tidak saling menyakiti. 

Jika Setiap manusia paham akan makna toleransi yang sebenarnya, maka bisa dipastikan negeri ini akan aman sentosa tanpa terjadi kekacauan dimana-mana atau bahkan pertumpahan darah yang tidak seharusnya. 

Saling menghormati itu sangat mudah sekali untuk dijalani, karna ia tidak perlu mengeluarkan energi ekstra atau bahkan bisa saja tanpa usaha. Dalam artian kita tidak harus melakukan apa-apa, melainkan hanya menjalani sesuatu sesuai koridornya.

Coba bandingkan dengan orang-orang yang tidak menerapkan toleransi dalam kehidupannya. Bisa dipastikan akan banyak hal yang ia usahakan untuk menunjukkan bahwa hanya dirinya sajalah yang paling benar sedangkan yang lainnya salah. 

Efek kecilnya hanya sebatas membuat kegaduhan biasa di sosial media, namun yang lebih parahnya akan sampai pada tingkatan melakukan teror dimana-mana termasuk meledakkan bom bunuh diri di tempat ibadah agama lain dengan dalih jihad menegakkan agama. 

Islam sendiri tidak memerintahkan para pemeluknya untuk bersikap ekstrim dan anarkis, karna Islam itu agama yang Rahmatan lil'alamin. 

Islam agama yang damai maka jangan jadikan kebencian atau penyakit hatimu itu sebagai bumbu untuk menebarkan kebencian terhadap orang-orang yang berbeda denganmu. Sehingga secara tidak langsung apa yang kita lakukan itu malah merusak Citra agama Islam dari dalam. 

Tak jarang kita lihat, hanya karna ulah segelintir oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab membuat agama lain memberikan stempel buruk kepada Islam sebagai agama teroris. Padahal kenyataannya, Alquran yang menjadi pedoman kita dalam beragama saja sangat menghargai darah manusia. 

Bahkan dalam sebuah ayat menjelaskan bahwa hancurnya dunia ini masih lebih ringan dari terbunuhnya jiwa secara sengaja. 

Bagaimana mungkin engkau mengatakan itu jihad sedangkan agama saja mengatakan itu sebuah keburukan? Dan memang kebanyakan kita harus banyak lagi berkaca dan memperbaiki pandangan kita terhadap perbedaan yang ada. 

Toleransi antar beragama/Majelis Ulama Indonesia
Toleransi antar beragama/Majelis Ulama Indonesia

Belum lagi rasisme yang mendera suku dan ras. Sebenarnya saling menghujat terhadap perbedaan bukanlah hal yang seharusnya dilakukan. 

Perbedaan yang ada itu bukanlah masalah yang penyelesaian harus diwarnai dengan hujatan dan cacian yang pada akhirnya membuat kita saling terpecah belah, akan tetapi perbedaan itu yang membuat kita bisa melihat kuasa dari sang pecipta yang Maha Sempurna. 

Jika bukan ciptaan Rabb semesta tidak mungkin hasilnya begitu luar biasa dengan keanekaragamannya. 

Kesimpulanya, jagalah keberagaman dengan toleransi. Saling menghormati dan menghargai akan membuat Indonesia lebih damai dan membuka peluang untuk bisa saling bersinergi tanpa adanya diskriminasi dan membawa negara kita ke arah yang lebih baik lagi. 

Salam hangat, semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun