Kamu mau tau sifat orang egois? Lisannya tidak mudah mengucapkan Tolong, maaf dan terimakasih
Kamu mungkin sering mendengar ungkapan tersebut? Tidak salah memang, namun bagi penulis sendiri dalam sebuah hubungan tidak cukup rasanya hanya sebatas kata maaf saja ketika kamu melakukan sebuah kesalahan
Disini penulis akan lebih fokus kepada kata maaf. Kenapa maaf? Karna kata maaf itu salah satu cara manusia untuk mengaburkan kesalahannya.
Banyak kesalahan fatal dalam sebuah hubungan yang hanya ditebus dengan kata maaf tanpa adanya perbaikan dari pihak yang bersangkutan.
"Maaf ya aku akhir-akhir ini sibuk jadinya belum sempat menyelesaikan hal itu" padahal kamu udah ngasih waktu untuknya sebulan lebih.
"Maaf aku terlambat hari ini karna harus menyelesaikan hal lain terlebih dahulu" padahal dia senantiasa terlambat setiap kali ada janji denganmu
"Maaf ya uangmu belum kubayar dulu, belum gajian soalnya jadinya aku belum bisa bayar tunggu gajian bulan depan ya" padahal sudah kesekian kalinya gajian uangmu tidak kunjung dibayar
Dan beragam bentuk kalimat yang berisi kata maaf didalamnya yang membuat kamu hanya bisa bilang "iya tidak apa-apa" walaupun sebenarnya kamu juga kesel tapi memilih untuk di tahan biar tidak terjadi konflik yang berkelanjutan.
Tak hanya penulis, mungkin kamu juga sering mendapatkan kata itu entah itu dari temanmu atau orang terdekat lainnya dalam hidupmu.
Lalu wajarkah jika setiap kesalahan diakhiri dengan kata maaf doang?
Memang benar sebuah hubungan yang dekat itu dipenuhi oleh pemakluman akan segala kekurangan. Dan yang benarnya itu kamu yang berada dalam posisi memaklumi bukan selalu meminta dimaklumi akan sekian kesalahan yang kamu lakukan
Namanya juga manusia pasti tidak luput dari kesalahan
Iya benar, tapi bukan berarti kamu terus-terusan melakukan kesalahan dengan dalih kamu hanya manusia biasa. Emangnya temanmu yang berusaha untuk selalu sabar denganmu bukan berstatus sebagai manusia?
Dan sebaik-baik manusia itu adalah dia yang tidak mengulang kesalahan yang sama dan memperbaiki diri untuk lebih baik di masa depan.
Egois rasanya jika kita hanya memikirkan diri kita sendiri tanpa pernah mau memahami. Cobalah untuk sedikit memiliki rasa empati supaya sikap masa bodohmu itu bisa dikikis perlahan-lahan dari diri.
Lalu bagaimana agar didalam hubungan tidak dibanjiri oleh kesalahaan dan kata maaf?
Solusinya gampang. Kamu hanya perlu menjadi manusia yang sebenar-benarnya manusia. Manusia yang sebenarnya itu mampu bertindak dengan tindakan yang seharusnya dan tau caranya memanusiakan manusia.
Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
Kamu pastinya ingin orang lain menghargai kamu? Maka hargailah orang lain terlebih dahulu. Kamu ingin orang lain kalau janjian tepat waktu? Maka tepat waktulah dalam setiap janjimu.
Ingatlah, sebuah hubungan memang dipenuhi dengan pemakluman tapi bukan berarti itu menjadi alasan bagimu untuk membenarkan kesalahanmu setiap waktu.
Semoga bisa sama-sama intropeksi diri, salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H