aku biarkan telingaku mendengar setiap ucapan namun otak ini ku perintahkan untuk tidak mencernanya. dan
kemudian aku biarkan pula hatiku untuk merasa, namun tetap ku menolak untuk memaknainya.
Hingga pada titik tertentu ak dipaksa untuk mengakui keberadaan sepasang tangan yg dulu kecil tapi kini semakin kuat manarik setiap bulir duka dari sukmaku.
Dialah dunia kecilku, yg selalu mengantar aku pergi dengan ucapan "hati-hati di jalan yaa buu"
Dialah dunia kecilku, yang ketika adzan Maghrib berkumandang dan ak belum sampai dirumah, ada pesan singkat masuk ke hapeku
"ibu kenapa jam segini belum pulang?" atau
"ibu masih dikantor? Sholat magrib di mana?"
Atau
"Ibu, pulangnya mau bawa makanan atau mau dimasakin?" :)
Dialah dunia kecilku, yang kini telah bisa ku imami sholatnya.
Dialah dunia kecilku, yang kini sering mengkoreksi bacaan tilawahku, lalu ketika ayat terakhir selesai kubaca dia akan bertanya "kalo dibenerin bacaannya suka kesel ga bu?"