Mohon tunggu...
Ratumas Esi Sahirah Cahyani
Ratumas Esi Sahirah Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi/Ilmu Perpustakaan/UIN STS JAMBI

hallo... perkenalkan aku ratumas esi sahirah cahyani, biasa dipanggil esi.aku berasal dari provinsi jambi. aku merupakan salah satu mahasiswi semester 4 di kampus terbaik di provinsi jambi yaitu Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin jambi. aku seorang penulis yang passion dalam mengeksplorasi dunia melalui kata-kata. Dengan kepekaan dan imajinasi yang kaya, aku menghadirkan cerita-cerita yang menginspirasi dan memotret kehidupan dengan sudut pandang yang unik. Selalu bersemangat untuk berbagi pemikiran dan pengalaman melalui tulisan, aku percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk menyentuh hati pembaca dan merubah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revitalisasi Akses Pengetahuan : Eksplorasi Peran Chat GPT dalam Era Perpustakaan Digital

8 Juli 2024   17:20 Diperbarui: 8 Juli 2024   18:53 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Revitalisasi Akses Pengetahuan: Eksplorasi Peran Chat GPT

dalam Era Perpustakaan Digital

Oleh : Ratumas Esi Sahirah Cahyani

Mahasiswi program studi ilmu perpustakaan 

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 

Menurut pinem dkk (2019) perpustakaan digital adalah "penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital.

Dalam artikel jurnalnya, Zhai bereksperimen membuat suatu artikel sepanjang lebih kurang 5.830 kata berjudul "Artificial Intelligence for Education". Sebagai orang yang juga ahli di bidang kecerdasan buatan, Zhai menilai artikel buatan mesin itu bersifat koheren, relatif (sebagiannya) akurat, informatif dan sistematis. Kemampuan chatbot dalam memberi informasi yang dibutuhkan juga lebih efisien daripada manusia pada umumnya, serta kemampuannya menulis di atas rata-rata mahasiswa. Proses yang dibutuhkan Zhai untuk menghasilkan artikel itu hanya 2-3 jam saja, sudah termasuk untuk melakukan proses edit minor dan reorganisasi artikel (Zhai, 2023).

Dalam era digital yang terus berkembang, perpustakaan tidak lagi hanya sekadar bangunan fisik yang menyimpan kumpulan buku. Perpustakaan telah berevolusi menjadi entitas digital yang memfasilitasi akses pengetahuan dengan cara yang lebih luas dan inklusif. Salah satu inovasi terkini yang menciptakan gelombang dalam pembaruan perpustakaan digital adalah kehadiran Chat GPT, sebuah platform yang menjanjikan akses instan terhadap berbagai informasi dan pengetahuan.

Dalam perjalanan revolusi digital, pengetahuan telah menjadi lebih mudah diakses daripada sebelumnya. Namun, kecanggihan teknologi seperti Chat GPT menawarkan paradigma baru dalam mengakses informasi. Dengan bantuan kecerdasan buatan yang canggih, Chat GPT mampu memberikan jawaban instan atas pertanyaan-pertanyaan kompleks dengan tingkat akurasi yang menakjubkan.

Peran perpustakaan digital telah bertransformasi secara signifikan seiring dengan munculnya teknologi Chat GPT. Tidak lagi hanya sebagai penyedia dan penyimpan informasi, perpustakaan digital kini menjadi portal interaktif tempat pembaca dapat langsung berinteraksi dengan sumber pengetahuan. Dengan kemampuan Chat GPT untuk memahami dan merespons berbagai pertanyaan dan permintaan informasi, perpustakaan digital menjadi lebih dinamis dan relevan dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan masyarakat.

Salah satu tantangan utama dalam akses pengetahuan adalah keterbatasan geografis dan fisik. Namun, dengan kehadiran Chat GPT, tantangan ini mulai teratasi. Seorang individu tidak perlu lagi berada di dekat perpustakaan fisik atau memiliki akses ke koleksi buku yang besar. Cukup dengan koneksi internet, siapa pun dapat mengakses pengetahuan dari mana saja dan kapan saja melalui Chat GPT.

           

Dengan eksplorasi peran Chat GPT dalam era perpustakaan digital, kita menyaksikan lahirnya era baru pengetahuan yang lebih interaktif dan inklusif. Tidak hanya membaca dan menerima informasi secara pasif, pembaca sekarang memiliki kesempatan untuk berdialog langsung dengan kecerdasan buatan, memperdalam pemahaman mereka, dan mengeksplorasi topik dengan lebih dalam.

Dalam pandangan yang lebih luas, peran Chat GPT dalam perpustakaan digital membawa konsekuensi besar dalam meredefinisi konsep dan fungsi perpustakaan. Perpustakaan tidak lagi hanya menjadi tempat penyimpanan buku, tetapi menjadi pintu gerbang dunia pengetahuan yang tak terbatas. Dengan kemampuan untuk mengakses informasi dalam hitungan detik, perpustakaan digital melalui Chat GPT memungkinkan individu untuk terus belajar dan berkembang di era yang terus berubah dengan cepat.

Dalam kesimpulan, eksplorasi peran Chat GPT dalam era perpustakaan digital menawarkan kita pandangan yang menarik tentang masa depan akses pengetahuan. Dengan teknologi ini, perpustakaan digital tidak lagi terbatas oleh batasan fisik atau geografis, tetapi menjadi sumber pengetahuan yang dapat diakses oleh semua orang, di mana pun dan kapan pun. Sebagai masyarakat yang semakin terhubung secara digital, kita menantikan dengan antusias peran yang lebih besar dari Chat GPT dalam mengarahkan kita menuju era pengetahuan yang lebih inklusif dan berdaya guna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun