Dari semua peserta, satu hal yang konsisten: mereka cerdas. Bukan hanya cerdas, tetapi juga cakap. Mereka tidak sekadar menghafal teori, tetapi benar-benar memahaminya.
Ujian ini tidak mudah. Kami memberi mereka tantangan dunia nyata. Mereka harus menganalisis dataset yang kompleks, mencari solusi, dan menjelaskan temuan mereka dengan jelas.
Ada peserta yang terlihat kesulitan di awal. Tetapi kemudian, ia mampu bangkit, menyusun strategi baru, dan memberikan jawaban yang lebih baik. Inilah pelajaran pertama dari proses ini: kegagalan di awal tidak pernah menentukan akhir.
Saya sempat bertanya kepada seorang peserta, "Apa yang membuatmu ingin mengikuti uji kompetensi ini?"
Ia menjawab, "Saya ingin lebih siap menghadapi dunia kerja, Pak. Sertifikat ini penting, tetapi yang lebih penting adalah prosesnya."
Jawaban itu menggugah hati saya. Anak-anak muda ini paham bahwa hidup bukan hanya soal hasil, tetapi juga perjalanan.
Hari terakhir ujian menjadi puncak dari segalanya. Peserta-peserta yang semula gugup mulai menunjukkan percaya diri yang luar biasa. Mereka menjawab pertanyaan dengan lancar, bahkan memberikan ide-ide baru yang segar.
"Pak, kenapa kita tidak membuat dashboard data yang lebih user-friendly untuk masyarakat?" ujar salah satu peserta. Saya tersenyum. Anak-anak ini berpikir jauh ke depan.
Sebagai asesor, tugas kami bukan hanya menilai, tetapi juga belajar. Ya, belajar dari cara berpikir generasi muda. Mereka mengajarkan saya bahwa masa depan adalah milik mereka yang berani bermimpi besar dan bekerja keras.
Ketika ujian selesai, kami para asesor berdiskusi. Hampir semua peserta dinyatakan kompeten. Bukan karena kami murah hati, tetapi karena mereka memang layak.
Gorontalo kini memiliki aset baru. Anak-anak muda yang cerdas, penuh semangat, dan siap membawa perubahan. Mereka bukan hanya harapan untuk Gorontalo, tetapi juga untuk Indonesia.