Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Universitas Negeri Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berhenti Mengeluh Mulai Berjuang: Kisah Perjuangan Joko

9 Juli 2024   14:07 Diperbarui: 9 Juli 2024   14:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: qwords.com

Di sebuah sudut kota, terdapat seorang pria yang duduk termenung di depan warung kecilnya yang sepi pengunjung. Namanya Joko. Setiap hari, ia hanya menghabiskan waktu dengan mengeluh tentang nasibnya yang malang.

"Kenapa hidup ini begitu susah? Kenapa rezeki begitu jauh dari saya?" gumamnya sambil menatap kosong ke jalanan yang berlalu lalang.

Padahal, dulu Joko adalah seorang yang cerdas. Ia memiliki kesempatan besar untuk melanjutkan pendidikan, tetapi ia memilih untuk tidak melakukannya. "Ah, belajar itu membosankan," katanya waktu itu. Tahun demi tahun berlalu, dan sekarang ia hanya bisa menyesali keputusan masa lalunya.

Semua itu adalah pilihannya. Sekarang, hidupnya penuh dengan kesulitan, dan ia terus mengeluh tanpa melakukan apa-apa untuk mengubahnya.

Suatu hari, Joko bertemu dengan seorang teman lama, Andi, yang kini menjadi seorang pengusaha sukses. Mereka berbincang-bincang, dan Andi mendengar keluh kesah Joko dengan sabar.

"Jok, nasib orang memang beda-beda, keberuntungan orang juga beda-beda," kata Andi. "Tapi pertanyaannya, apakah kamu SUDAH sungguh-sungguh mencoba? Dalam belajar, berbisnis, dan berbagi. Sudah?"

Joko terdiam. Pertanyaan Andi menggema di pikirannya. Sudahkah ia benar-benar mencoba? Atau hanya berdiam diri menunggu keberuntungan datang?

Andi kemudian bercerita tentang perjalanannya. Ia juga pernah mengalami masa-masa sulit. Namun, ia memilih untuk tidak menyerah. Setiap hari ia belajar hal baru, berhemat, mencoba berbagai usaha, dan berbagi dengan sesama. Ketika gagal, ia bangkit dan mencoba lagi.

"Sebagian orang mungkin nasibnya gitu-gitu aja setelah berjuang sekian lama," lanjut Andi. "Mungkinkah? Itu masih mungkin terjadi. Tapi apa solusinya? Berjuang lagi. Belajar. Berbisnis. Berbagi. Dan seterusnya. Jangan berhenti di tengah jalan."

Kata-kata Andi seperti tamparan keras bagi Joko. Ia menyadari bahwa selama ini ia hanya menunggu tanpa melakukan apa-apa. Keberuntungan tidak akan datang sendiri jika ia tidak berusaha untuk meraihnya.

Malam itu, Joko merenung panjang. Ia memutuskan untuk mengubah hidupnya. Ia mulai dengan hal kecil, belajar tentang bisnis melalui buku dan internet, mengatur keuangan dengan lebih bijak, dan mencoba usaha kecil-kecilan. Setiap kali gagal, ia ingat kata-kata Andi dan terus berusaha.

Tidak ada yang instan. Keberhasilan butuh waktu dan usaha. Tapi Joko kini mengerti, bahwa hidup susah bukanlah takdir yang tak bisa diubah. Ia adalah hasil dari pilihan-pilihan yang kita buat. Dan jika kita mau berubah, belajar, berhemat, berbisnis, dan berbagi, kesulitan hidup itu perlahan-lahan akan menjauh.

Joko kini tersenyum menatap masa depan. Ia tahu jalan di depannya masih panjang dan penuh tantangan, tapi ia tidak akan menyerah. Sebab, seperti kata Andi, "Jangan berhenti di tengah jalan."

Tiga bulan setelah pertemuan dengan Andi, hidup Joko mulai menunjukkan perubahan. Ia berhasil membuka usaha kecil-kecilan menjual makanan ringan. Walau keuntungan yang didapat tidak besar, tapi cukup untuk mengurangi beban finansial keluarganya. Dari situ, Joko belajar banyak tentang bagaimana menjalankan bisnis dengan baik.

Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk mempersiapkan dagangannya. Ia mulai menghemat pengeluaran dengan cermat, memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Joko juga rajin membaca buku dan mengikuti seminar-seminar online tentang kewirausahaan. Ia tidak lagi memandang belajar sebagai hal yang membosankan, melainkan sebagai kunci untuk membuka pintu kesuksesan.

Tidak hanya itu, Joko juga mulai berbagi rezeki dengan tetangganya yang kurang mampu. Ia menyadari bahwa berbagi tidak akan membuatnya miskin, justru sebaliknya, membuka pintu rezeki yang lebih luas. Dengan berbagi, ia mendapatkan banyak dukungan dan simpati dari lingkungan sekitarnya. Mereka yang awalnya hanya menonton dari jauh, kini mulai membantu Joko dalam usahanya.

"Sekarang aku mengerti, Andi. Berbagi itu bukan hanya soal materi, tapi juga ilmu dan pengalaman. Dengan berbagi, kita juga belajar dan tumbuh bersama," kata Joko pada suatu kesempatan saat bertemu lagi dengan Andi.

Andi tersenyum mendengar cerita Joko. Ia bangga melihat perubahan sahabat lamanya. "Itulah inti dari kehidupan, Jok. Kita harus terus berjuang dan tidak pernah berhenti belajar. Dan yang paling penting, jangan lupa berbagi. Karena dengan berbagi, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membantu diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik."

Lambat laun, usaha Joko semakin berkembang. Ia berhasil membuka beberapa cabang di kota lain. Keberhasilan ini tidak datang dengan mudah, tapi melalui proses panjang yang penuh dengan kerja keras dan ketekunan. Joko tidak pernah berhenti berusaha, meski sering kali menghadapi kegagalan. Setiap kegagalan, baginya, adalah pelajaran berharga yang membuatnya semakin kuat dan bijaksana.

Kini, Joko bukan lagi pria yang hanya duduk termenung di depan warung sepi. Ia telah menjadi seorang pengusaha yang sukses, yang tidak hanya memperbaiki nasibnya sendiri, tetapi juga membantu banyak orang di sekitarnya untuk hidup lebih baik.

"Jangan pernah menyerah, Jok," kata Andi suatu hari. "Kehidupan ini memang penuh dengan tantangan, tapi jika kita terus berusaha, belajar, berhemat, berbisnis, dan berbagi, tidak ada yang tidak mungkin. Ingatlah, rezeki itu sudah ada yang mengatur. Tugas kita adalah terus berusaha dan tidak berhenti di tengah jalan."

Joko mengangguk dengan penuh semangat. Ia tahu perjalanan hidupnya masih panjang, tapi ia siap menghadapi setiap tantangan dengan tekad yang kuat. Hidup susah bukan lagi menjadi takdir yang tak bisa diubah. Dengan usaha dan doa, segala sesuatu mungkin terjadi.

Dalam kehidupan ini, setiap orang memang memiliki nasib dan keberuntungan yang berbeda. Namun, apakah kita sudah sungguh-sungguh mencoba untuk merubah nasib kita? Apakah kita sudah benar-benar berusaha dalam belajar, berbisnis, dan berbagi? Jika belum, maka sekaranglah waktunya untuk berubah. Jangan biarkan hidup susah menjadi takdir kita selamanya. Mari kita berusaha bersama-sama, belajar, berhemat, berbisnis, dan berbagi. Karena dengan begitu, kita akan menemukan bahwa keberhasilan itu ada di tangan kita sendiri.

Jangan berhenti di tengah jalan. Teruslah berjuang, dan yakinlah bahwa setiap usaha akan membuahkan hasil. Sebab, seperti yang telah dibuktikan oleh Joko, hidup susah bukanlah takdir yang tak bisa diubah. Dengan tekad yang kuat dan usaha yang tak kenal lelah, kita bisa mengubah nasib kita menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun