Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Universitas Negeri Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Obrolan Warung Kopi Judi Online

8 Juli 2024   06:41 Diperbarui: 13 Juli 2024   15:23 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: https://www.duelit.com/

Suatu ketika Pak Jono mengeluh kepada teman-temannya di warung kopi, bahwa rezeki belakangan ini semakin sulit didapat. "Seperti air di ladang yang menguap tanpa bekas," begitu keluhannya. Namun, tak seorang pun benar-benar paham mengapa uang yang biasanya beredar di masyarakat kini tampaknya menghilang begitu saja.

"Jangan-jangan gara-gara judi online itu, ya?" kata Pak Budi suatu hari, mencoba mencari jawaban. Memang benar, judi online telah merasuk seperti racun yang tidak terlihat. Uang yang seharusnya digunakan untuk belanja harian, membayar sekolah anak, atau bahkan untuk modal usaha kecil, tersedot habis ke kantong-kantong digital yang kemudian mengalir keluar dari negeri ini. Ratusan triliun uang rakyat terbang ke luar negeri, tanpa jejak.

"Padahal, konsumsi itu penggerak utama ekonomi, lho," lanjut Pak Budi dengan nada prihatin. "Setiap kali kita belanja, kita sebenarnya membantu roda ekonomi berputar. Produksi berjalan, lapangan kerja terbuka, negara pun dapat pemasukan melalui pajak dan cukai."

Namun, apa yang terjadi ketika uang belanja itu hilang? Segala-galanya terasa lebih berat. Usaha kecil seperti warung kopi Pak Jono merasakan dampaknya. Dulu, warungnya selalu ramai oleh pelanggan yang ingin menikmati kopi panas di pagi hari, atau sekadar mengobrol sambil makan gorengan di sore hari. Sekarang, kursi-kursi di warung itu lebih sering kosong.

"Uang menghilang begitu saja," Pak Jono kembali mengeluh. Pendapatannya menurun drastis, dan dia terpaksa memotong gaji para pekerjanya. Rantai ekonomi yang selama ini berjalan lancar mulai tersendat. Masyarakat yang dulu sering belanja sekarang lebih memilih menahan uang mereka, atau lebih buruk lagi, mereka terjerumus dalam judi online dengan harapan memenangkan uang cepat.

Siti, seorang ibu rumah tangga, juga merasakan dampak yang sama. "Dulu, setiap minggu saya bisa belanja ke pasar dengan uang yang cukup," katanya. "Sekarang, uang belanja semakin menipis. Harga barang naik, tapi penghasilan suami tidak cukup lagi karena banyak proyek yang berhenti."

Bahkan Pak Ahmad, pemilik pabrik tahu di ujung kampung, ikut merasakan penurunan penjualan. "Kalau orang tidak belanja, produksi juga berhenti," ujarnya sambil menghela napas. Pabriknya terpaksa mengurangi produksi, dan beberapa pekerja pun harus dirumahkan.

Keadaan ini semakin memburuk jika pemerintah tidak mengambil tindakan serius. Judi online tidak hanya menguras uang masyarakat, tetapi juga merusak fondasi ekonomi negara. Ketika konsumsi turun, seluruh sektor bisnis merasakan dampaknya. Pajak yang seharusnya masuk ke kas negara pun berkurang, dan akhirnya, ekonomi menjadi keropos.

Namun, harapan belum sepenuhnya hilang. Pemerintah harus bertindak tegas untuk menangani judi online dan mengembalikan uang yang tersedot keluar negeri itu. Langkah-langkah konkret diperlukan untuk memastikan uang yang ada berputar di dalam negeri, mendukung konsumsi, dan menggerakkan ekonomi.

Dengan demikian, warung kopi Pak Jono bisa kembali ramai, belanja Siti di pasar bisa kembali seperti dulu, dan pabrik tahu Pak Ahmad bisa berproduksi dengan normal. Ekonomi yang kuat adalah ekonomi yang didukung oleh konsumsi rakyatnya. Uang harus beredar di masyarakat, bukan menghilang ke dalam jerat judi online.

Sebenarnya, dampak dari judi online ini bisa dirasakan lebih luas lagi. Bukan hanya warung kopi, pasar, dan pabrik yang terkena dampaknya. Sekolah-sekolah, layanan kesehatan, bahkan hingga sektor pariwisata pun merasakan imbasnya. Ketika uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari tersedot oleh judi online, masyarakat jadi lebih enggan untuk mengeluarkan uang untuk hal-hal lain. Akibatnya, banyak sektor yang seharusnya bisa berkembang malah terhambat.

Misalnya, sekolah-sekolah yang biasanya mendapatkan dukungan dari masyarakat melalui sumbangan sukarela atau partisipasi dalam kegiatan sekolah kini harus berhemat. Fasilitas pendidikan menjadi kurang optimal, dan anak-anak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini tentu saja berdampak jangka panjang, karena generasi yang kurang terdidik akan lebih sulit untuk bersaing di masa depan.

Layanan kesehatan pun tidak luput dari dampaknya. Dengan menurunnya daya beli masyarakat, banyak yang memilih untuk menunda atau bahkan mengabaikan kebutuhan kesehatan mereka. Hal ini bisa berakibat fatal, karena penyakit yang sebenarnya bisa diobati sejak dini malah menjadi semakin parah. Klinik dan rumah sakit kecil yang biasanya melayani masyarakat dengan biaya terjangkau pun harus berjuang keras untuk tetap beroperasi.

Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun kesadaran di kalangan masyarakat tentang bahaya judi online. Edukasi dan sosialisasi tentang dampak negatif judi online harus digencarkan. Pemerintah, bersama dengan organisasi masyarakat, bisa mengadakan kampanye anti-judi online yang menyentuh semua lapisan masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga harus memperketat regulasi dan pengawasan terhadap aktivitas judi online. Kerjasama dengan negara-negara lain diperlukan untuk melacak aliran dana yang keluar dari negara dan menutup akses ke situs-situs judi online ilegal. Sanksi tegas harus diberikan kepada para pelaku judi online dan mereka yang terlibat dalam bisnis ini.

Tidak kalah pentingnya, pemerintah perlu mendorong program-program pemberdayaan ekonomi yang bisa membantu masyarakat meningkatkan pendapatan mereka. Program-program pelatihan keterampilan, dukungan untuk usaha kecil dan menengah, serta akses yang lebih mudah ke modal usaha bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada judi online sebagai cara cepat mendapatkan uang.

Menjaga Stabilitas Ekonomi

Stabilitas ekonomi tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat. Dengan menjaga perputaran uang di dalam negeri, mendukung usaha lokal, dan menghindari jerat judi online, kita bisa bersama-sama membangun ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Uang yang beredar di masyarakat akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup kita semua.

Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk memerangi judi online dan menjaga stabilitas ekonomi negara kita. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kerjasama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, kita bisa mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan yang lebih cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun