Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Warung Tongseng dan Filosofi Kebahagiaan

12 Februari 2024   15:33 Diperbarui: 25 Februari 2024   06:31 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam berjualan mereka yang terbatas bukanlah tanda ketidakmampuan untuk bersaing, melainkan sebuah pernyataan berani: "Kami telah cukup."

Logika mengatakan, mereka bisa saja membuka lebih lama, mengumpulkan lebih banyak uang, dan mungkin membeli beberapa hal yang tidak mereka butuhkan untuk mengesankan tetangga yang mereka benci. 

Tetapi tidak, mereka memilih untuk menjalani hidup dengan istilah mereka sendiri, menemukan kekayaan dalam kebersamaan dan kepuasan yang tampaknya telah hilang dari kamus modern kita.

Sumber gambar: jarwadi.me
Sumber gambar: jarwadi.me

Konsep mencukupkan diri dan bersyukur, meskipun terdengar sederhana, adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan. 

Banyak dari kita terjebak dalam siklus tak berujung dari keinginan lebih, yang seringkali membuat kita lupa untuk menghargai apa yang sudah ada di hadapan. 

Kisah pasangan pedagang tongseng ini mengingatkan kita bahwa terkadang, kebahagiaan sejati ditemukan dalam kesederhanaan dan kepuasan atas apa yang sudah kita miliki.

Mungkin, dalam pandangan materialistik, mereka dianggap tidak memiliki banyak. Namun, jika kita melihat dari perspektif kebahagiaan dan kepuasan hidup, mereka adalah orang-orang yang kaya. 

Ini mengajarkan kita bahwa kekayaan sejati bukan hanya tentang berapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak kita bisa merasa cukup dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun