Sejak diboyong oleh Real Madrid dari Olympique Lyon lebih dari satu dekade lalu  atau pada tahun 2009 dan  hanya sedikit yang mengira bahwa Karim Benzema akan menjadi raja absolut raksasa Spanyol di pusat serangan. Dengan fakta bahwa El Real selalu dihuni striker kelas dunia, tentu persaingan menjadi penyerang utama sangatlah ketat.Â
Ditengah krisis pemain yang memiliki loyalitas terhadap klub di era sepak bola modern, nama Benzema tidak termasuk dalam hal tersebut. Lebih dari 1 dekade menetap di Santiago Bernabeu, menjadikannya sebagai salah satu pemain yang memiliki loyalitas tinggi. Salah satu pemain yang bisa dibilang memiliki trofi lengkap bersama klub.
 Lantas, bagaimana kiprah perjalanan Karim Benzema dalam menapaki puncak karirnya ? Dan mengapa dia begitu setia berseragam Real Madrid ? Simak kisahnya...
 Karim Mostafa Benzema lahir pada 19 Desember 1987 di kota Lyon, Prancis. Dia adalah anak ke 6 dari 8 bersaudara. Meski berkebangsaan Prancis, Benzema sebenarnya adalah keturunan Al Jazair.Â
Ayahnya bernama Hafid Benzema dan ibunya Wahida Djebbara merupakan imigran dari negara tersebut. Benzema jatuh cinta dengan sepak bola sejak usia dini.
 Dari kecintaannya ini, dia kemudian bergabung dengan klub pemuda kampung halamannya, Bron Terraillon pada usia 8 tahun. Keputusan ini menjadi poin penting dalam kisah hidup seorang Karim Benzema.
 Setelah beberapa waktu, momen pertama Benzema kecil menarik perhatian saat pertandingan U10 melawan tim yunior Lyon, dimana dia telah berhasil mencetak 2 gol dan kemudian mengalihkan semua perhatian ke arah dirinya, termasuk ofisial klub Lyon. Setelah ditemukan oleh ofisial dan pengintai bakat Lyon di pertandingan junior tersebut, klub Prancis itu mengunjungi Benzema kecil secara pribadi dan menawarkan kesempatan untuk bergabung dengan salah satu tim terbaik di Prancis tersebut. Selanjutnya, ketika berusia 9 tahun, dia bergabung dengan akademi muda Lyon untuk menempa diri menjadi pemain yang lebih baik lagi.
 Setelah beberapa musim berlatih di akademi, Benzema kemudian dipromosikan ke tim U-16 Olympique Lyon. Fenomenalnya, Benzema berhasil mencetak 32 gol untuk Lyon di Liga Prancis U-16, yang membuatnya mendapatkan promosi ke tim cadangan klub, yang bermain di divisi keempat liga sepak bola negaranya. Pemecahan rekor oleh Benzema bukanlah hal baru, karena dia sudah terbiasa menetapkan tonggak baru sejak usia dini.
Dia pernah mencetak 10 gol untuk tim cadangan klubnya meski tampil lebih sedikit dalam pertandingan. Mendapat kesempatan tampil di timnas Prancis U-17 bersama para pemain seperti Hatem Ben Arfa dan Samir Nasri, Karim Benzema dan timnya berhasil mengalahkan Spanyol di final UEFA European Under-17 Championship dan membawa pulang trofi tersebut.
Menyusul kesuksesannya di akademi muda Lyon, tim cadangan, dan tim nasional Prancis U-17, Karim Benzema dipanggil ke tim senior Olympique Lyon di musim 2004/2005 yang membuat pemain Prancis itu memulai karir klub profesional seniornya. Setelah dipanggil ke tim utama oleh manajer saat itu, Paul Le Guen Karim Benzema bergabung dengan tim senior Lyon pada pertengahan musim. Sebelum PSG merekrut banyak pesepak bola terbaik hebat di dunia dan menguasai liga Prancis, diawal 2000s Lyon sangat mendominasi sepak bola Prancis.Â
Ini terbukti saat mereka mampu memenangkan 7 gelar liga berturut-turut dari 2001 hingga 2007. Sebelum AS Monaco menjadi penyumbang bibit muda terbaik di Prancis, lagi-lagi Lyon adalah penghasil bakat muda terbaik saat itu berkat kejelian mereka melihat potensi pemain.
 Sebut saja Hugo Lloris, Eric Abidal ,Michael Essien, Miralem Pjanic, Juninho hingga Karim Benzema. Adalah sedikit pemain yang lahir dari hasil pengamatan Lyon. Musim pertamanya bisa dibilang tidak begitu baik. Dia hanya membuat 6 penampilan tanpa gol satupun. Tetapi, diusianya yang baru 18 tahun, Benzema dipandang memiliki bakat bagus menjadi pemain masa depan klub untuk di kemudian hari. Perlahan tapi pasti, Benzema mulai mendapatkan tempat sebagai pemain utama.
 Pada musim keduanya, bisa dibilang cukup baik untuk pemain debutan. Dia mampu menorehkan 4 gol dan 5 asisst dari 16 laga. Merasa belum cukup baik, Benzema terus mengasah teknik, fisik dan kemampuannya menjebol gawang. Memasuki periode ke 3, musim 2006/2007 catatan Benzema semakin membaik. Pada tahap ini, dia mulai menjadi pilihan favorit sang pelatih Grard Houllier di poros penyerangan.
 27 laga mampu dia kemas, dengan torehan 8 gol dan 5 asisst. Puncaknya terjadi pada musim 2007/2008. Ketika Cristiano Ronaldo menjadi raja di liga Inggris, Benzema menjadi pusat perhatian di Liga Prancis. Pada musim itu, dia hampir selalu dimainkan disetiap pertandingan. Selama musim 2007/2008 Karim Benzema benar-benar menjalankan perannya sebagai striker utama Lyon dengan kaos nomor 10 di punggungnya.
 Statistiknya dimusim tersebut cukup untuk membuktikan bahwa dirinya telah berubah menjadi striker mematikan. Ketika itu dia mampu mengakhiri musim dengan catatan 31 gol dan 10 asisst dalam 52 pertandingan di semua kompetisi, yang membantu klubnya mempertahankan gelar Ligue 1 dan memenangkan Piala Prancis.
Menjadi pilar Lyon dan dinobatkan oleh France Football dalam penghargaan Ballon d'Or 2008, yang kala itu dimenangkan oleh Cristiano Ronaldo, tentu membuat Lyon wajib mempertahankan keberadaan Benzema. Dia kemudian menandatangani perpanjangan kontrak dengan klubnya hingga 2013. Akan tetapi, musim 2008/2009 bukanlah musim yang bagus bagi Lyon, meskipun Benzema mampu mengemas 23 gol, tetapi mereka harus rela kehilangan trofi di Ligue 1, yang mengakhiri perjalanan 7 gelar liga mereka berturut-turut.
 Setelah musim ini Benzema mulai membuka diri untuk meninggalkan Prancis. Dengan statusnya sebagai Top Skor liga Prancis musim 2007/2008, dan salah satu bakat menjanjikan di Eropa tentu tidak begitu sulit untuk Benzema mendapatkan klub baru. Setelah musim luar biasa bersama Lyon dengan torehan 66 gol, Benzema diumumkan akan bergabung dengan raksasa Spanyol Real Madrid dengan nilai transfer sebesar 35 juta.Â
Setelah melewati tes medis, Benzema kemudian menandatangani kontrak 6 tahun dengan salah satu klub paling bergengsi di dunia. Ketika itu Benzema menjadi bagian dalam pembangunan Los Galaticos jilid 2 Real Madrid yang di pimpin oleh Florentino Perez.
 Nama besar seperti Xabi Alonso, Ricardo Kaka hingga Cristiano Ronaldo berhasil didatangkan El Real.
Pada saat itu sebenarnya ada klub lain yang menginginkan tandan tangannya, Manchester United. Pada 2019 silam, presiden Lyon, Jean Michel Aulas mengakui bahwa tawaran MU untuk Benzema sebenarnya lebih besar dari tawaran Real Madrid, tetapi impian Benzema adalah bermain untuk Los Blancos.Â
Pilihannya ini tidak lain karena kekaguman sang pemain kepada Zinedine Zidane, sesama pemain Prancis yang juga keturunan Al Jazair seperti dirinya. "Ketika Benzema diminta untuk meninggalkan Lyon, kami memiliki dua tawaran yakni Manchester United dan Real Madrid.
 Benzema datang menemui saya, dan mengatakan mimpinya adalah bermain untuk Real Madrid. Jadi dia pergi ke Bernabeu dengan bayaran yang lebih rendah dari yang ditawarkan Manchester United." kata Aulas kepada beIN Sports. Memasuki musim 2009/2010. Pada musim pertama hanya cukup bagi Benzema.
 Tentu saja pemain asal Prancis itu membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan taktik baru, budaya sepak bola Spanyol, dan sambil belajar bahasa baru untuk berkomunikasi dengan rekan satu tim dan pelatihnya. Beda halnya dengan Cristiano Ronaldo atau Higuain, yang sudah berbahasa Portugis. Selain keberadaan Higuain dan Ronaldo, masih ada penyerang veteran Raul Gonzalez, tentu membuat persaingan dilini serang Madrid begitu ketat. Dimusim itu, dia hanya mampu mencetak 9 gol dan 6 asisst dari 33 laga.
Meski jumlah penampilannya cukup banyak, perlu diingat bahwa Benzema lebih sering masuk dari bangku cadangan, karena dia lebih banyak digunakan sebagai super-sub ketimbang sebagai pemain starter.
 Karim Benzema baru benar-benar membuktikan ketajamannya di musim keduanya bersama Los Blancos. Pada musim 2010/2011 dibawah arahan pelatih baru Jose Mourinho selepas hengkangnya Manuel Pellegrini, Karim Benzema berhasil mencetak 26 gol dan 9 asisst dari 48 pertandingan di semua kompetisi.Â
Tetapi menurutnya itu belum maksimal. Karim Benzema sejak kecil memiliki masalah berat badan, tentu saja harus bekerja ekstra dalam proses dietnya demi performa yang lebih baik. Tetapi itu semua berakhir ketika dia mengikuti saran Zidane dan menjalani perawatan khusus untuk menurunkan berat badan.
 Proses itu kemudian mendapat sukses besar, dia berhasil turun 8kg, saat Real Madrid menjalani pramusim 2011/2012. Permainan dan kinerjanya meningkat menjadi lebih baik sejak saat itu, Benzema menjadi striker tunggal Madrid, yang mampu menjelajah ke sayap kiri dan kanan dengan peran jelajah bebas.Â
Kedatangan Gareth Bale dari Tottenham pada 2013 silam, sempat membuat trisula BBC yang sangat berbahaya dengan adanya Benzema, Gareth Bale dan Ronaldo ditombak penyerangan. Meskipun posisi alaminya adalah sebagai striker tengah, tetapi tugas utama Benzema di Madrid bukanlah sebagai pencetak gol utama. Melainkan sebagai pelayan penyerang lain.
Hal ini tentu membuat torehan golnya tidak begitu maksimal. Tetapi kini, semenjak El Real ditinggal pergi CR7 pada 2018 silam. Benzema menjadi pilihan utama pelatih, untuk urusan mencetak gol. Selain menjadi pencetak gol terbaik nomor tiga sepanjang masa Real Madrid, dia juga mulai mencicipi gelar top skorer LaLiga di musim 2021/2022. Jika kalian bertanya, mengapa Karim Benzema berubah jadi mesin gol setelah Real Madrid di tinggal Ronaldo?
 Padahal kala itu, dia jauh lebih muda dengan fisik yang seharusnya lebih prima dari dirinya yang saat ini berusia 34 tahun. Jawabnya menurut Karim Benzema sendiri, adalah peran yang dia mainkan di level klub kala itu.Â
Ketika ada Cristiano Ronaldo, Benzema bukanlah seorang goal getter, lebih tepatnya bertindak sebagai pemain pendukung bagi CR7. Tetapi disisi lain, Ronaldo rajin memberikan asisst padanya. "Kala itu ada seorang pemain yang mampu mencetak lebih dari 50 gol per musim, dan tugas saya adalah menyediakan assist untuknya.
 Tugas saya waktu itu adalah untuk mendukung Ronaldo untuk mencetak lebih banyak gol, dan kami bekerja sama dengan baik". Kini, dengan tidak adanya sosokk Ronaldo, pemain bernomor punggung 9 itu, mampu memainkan sepak bolanya sendiri, tanpa batasan. "Sekarang saya adalah pemimpin serangan, dan saya punya kesempatan untuk menentukan apa yang saya mau.
 Sekarang saya jauh lebih senang karena bisa memainkan gaya sepak bola saya yang sebenarnya". Sementara itu, Benzema menjadi pemain yang begitu loyal bagi Real Madrid.
 Ditengah kepergian rekan-rekan seangakatannya ke klub lain, Benzema tetap setia menetap di Santiago Bernabeu. Total lebih dari 1 dekade dia berseragam El Real. Meskipun sempat beberapa kali dikabarkan akan meninggalkan Madrid, tetapi Benzema menyatakan ingin tetap bertahan.Â
"Impian saya adalah terus meraih gelar juara bersama Real Madrid, itu saja". Setelah kepergian Ronaldo, Pepe, dan Sergio Ramos Karim Benzema kini dipercaya sebagai kapten Real Madrid.
 Hingga saat video ini dibuat, Benzema telah mencetak 317 gol dan 157 asisst dari 597 laga untuk Madrid. Dia juga berpotensi melewati torehan Raul Gonzalez yang mencetak 324 gol, untuk menempatkan dirinya diposisi ke 2 top skor sepanjang masa El Real. Selain itu, Benzema juga menyumbangkan banyak trofi bagi Madrid.Â
Sedikit diantaranya adalah 3 kali juara La liga, 2 Copa del Rey, 4 piala dunia antar klub dan 4 kali juara Liga Champions. Bahkan Real Madrid mampu meraih gelar Liga Champion 3 kali beruntun, yakni pada 2016, 2017 dan 2018.
 Karim Benzema beberapa kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Prancis pada tahun 2011, 2012 dan 2014 Luar biasa. Sayangnya, karir Benzema bersama Timnas Prancis berbanding terbalik dengan prestasinya bersama klub. Meskipun dia dipandang sebagai salah satu striker paling berprestasi dan produktif selama 1 dekade terakhir, perannya tidak begitu banyak setelah dia mengalami banyak masalah bersama tim ayam jantan.
 Prestasi terbaiknya bersama Prancis, hanyalah memenangkan Piala EURO dibawah U-17 pada 2004, dan UEFA Nations League pada 2021. Tidak adanya nama Karim Benzema di skuad Prancis dimulai pada 2015 silam, setelah perselisihannya dengan mantan rekan senegaranya Mathieu Valbuena .
 Benzema tidak tampil untuk timnas sejak saat itu karena presiden Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) Noel Le Graet memberikan skorsing yang tampaknya tidak terbatas. Karena kesalahannya tersebut, Benzema harus melewati EURO 2016, dan terpaksa gigit jari setelah Prancis keluar sebagai juara dunia pada 2018.
 Dia bahkan sempat ingin membela timnas lain seperti Al Jazair, Negara kelahiran Ayahnya, atau Spanyol yang telah menjadi tempat tinggalnya selama lebih dari 1 dekade.Â
Tetapi itu tidak pernah terjadi. Setelah 5 tahun tidak dipanggil timnas Prancis, akhirnya pada 21 Mei 2021 silam Benzema kembali berseragam tim ayam jantan, setelah Didier Deschamps membutuhkan perannya dalam memimpin serangan pada EURO 2020.
 Nama Karim Benzema sudah terdaftar di squad Prancis yang akan berlaga di Piala Dunia 2022 di Qatar. Sebuah kesempatan emas yang sudah lama dia tunggu. Demikianlah kisah Karim Benzema salah satu penyerang terbaik asal Prancis yang begitu setia pada klubnya Real Madrid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H