Pilihannya ini tidak lain karena kekaguman sang pemain kepada Zinedine Zidane, sesama pemain Prancis yang juga keturunan Al Jazair seperti dirinya. "Ketika Benzema diminta untuk meninggalkan Lyon, kami memiliki dua tawaran yakni Manchester United dan Real Madrid.
 Benzema datang menemui saya, dan mengatakan mimpinya adalah bermain untuk Real Madrid. Jadi dia pergi ke Bernabeu dengan bayaran yang lebih rendah dari yang ditawarkan Manchester United." kata Aulas kepada beIN Sports. Memasuki musim 2009/2010. Pada musim pertama hanya cukup bagi Benzema.
 Tentu saja pemain asal Prancis itu membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan taktik baru, budaya sepak bola Spanyol, dan sambil belajar bahasa baru untuk berkomunikasi dengan rekan satu tim dan pelatihnya. Beda halnya dengan Cristiano Ronaldo atau Higuain, yang sudah berbahasa Portugis. Selain keberadaan Higuain dan Ronaldo, masih ada penyerang veteran Raul Gonzalez, tentu membuat persaingan dilini serang Madrid begitu ketat. Dimusim itu, dia hanya mampu mencetak 9 gol dan 6 asisst dari 33 laga.
Meski jumlah penampilannya cukup banyak, perlu diingat bahwa Benzema lebih sering masuk dari bangku cadangan, karena dia lebih banyak digunakan sebagai super-sub ketimbang sebagai pemain starter.
 Karim Benzema baru benar-benar membuktikan ketajamannya di musim keduanya bersama Los Blancos. Pada musim 2010/2011 dibawah arahan pelatih baru Jose Mourinho selepas hengkangnya Manuel Pellegrini, Karim Benzema berhasil mencetak 26 gol dan 9 asisst dari 48 pertandingan di semua kompetisi.Â
Tetapi menurutnya itu belum maksimal. Karim Benzema sejak kecil memiliki masalah berat badan, tentu saja harus bekerja ekstra dalam proses dietnya demi performa yang lebih baik. Tetapi itu semua berakhir ketika dia mengikuti saran Zidane dan menjalani perawatan khusus untuk menurunkan berat badan.
 Proses itu kemudian mendapat sukses besar, dia berhasil turun 8kg, saat Real Madrid menjalani pramusim 2011/2012. Permainan dan kinerjanya meningkat menjadi lebih baik sejak saat itu, Benzema menjadi striker tunggal Madrid, yang mampu menjelajah ke sayap kiri dan kanan dengan peran jelajah bebas.Â
Kedatangan Gareth Bale dari Tottenham pada 2013 silam, sempat membuat trisula BBC yang sangat berbahaya dengan adanya Benzema, Gareth Bale dan Ronaldo ditombak penyerangan. Meskipun posisi alaminya adalah sebagai striker tengah, tetapi tugas utama Benzema di Madrid bukanlah sebagai pencetak gol utama. Melainkan sebagai pelayan penyerang lain.
Hal ini tentu membuat torehan golnya tidak begitu maksimal. Tetapi kini, semenjak El Real ditinggal pergi CR7 pada 2018 silam. Benzema menjadi pilihan utama pelatih, untuk urusan mencetak gol. Selain menjadi pencetak gol terbaik nomor tiga sepanjang masa Real Madrid, dia juga mulai mencicipi gelar top skorer LaLiga di musim 2021/2022. Jika kalian bertanya, mengapa Karim Benzema berubah jadi mesin gol setelah Real Madrid di tinggal Ronaldo?
 Padahal kala itu, dia jauh lebih muda dengan fisik yang seharusnya lebih prima dari dirinya yang saat ini berusia 34 tahun. Jawabnya menurut Karim Benzema sendiri, adalah peran yang dia mainkan di level klub kala itu.Â
Ketika ada Cristiano Ronaldo, Benzema bukanlah seorang goal getter, lebih tepatnya bertindak sebagai pemain pendukung bagi CR7. Tetapi disisi lain, Ronaldo rajin memberikan asisst padanya. "Kala itu ada seorang pemain yang mampu mencetak lebih dari 50 gol per musim, dan tugas saya adalah menyediakan assist untuknya.