Disrupion menjadi fenomena belakangan ini hal-hal yang dahulu tabu dan kontroversial sekarang dinilai maklum dan dianggap normal. Hal-hal yang mengancam keberlangsungan usaha zaman old ke zaman now adalah sebagai berikut.:
Bank Konvensional Vs Fintech
Keberadaan fintech yang memanfaatkan teknologi tersebut, tentu saja , bisa dengan cepat  mengancam perbankan dari segi bisnis. Jika bisnis terancam, maka bisa berdampak kepada pengurangan karyawan back office. Karyawan back office bisa berkurang karena kemajuan fintech, dar sisi SDM, kemudian bisnis berubah tidak bisa seperti dulu lagi. Sama seperti taksi online dengan taksi konvensional,Finansial teknologi dengan berbagai kemudahan anda tidak perlu hal yang ribet untuk meminjam kredit cukup dengan memfoto ktp anda maka setelah verifikasi maka duit pun dikirim ke rekening anda tanpa harus keluar dari rumah atau kantor anda.
Kampus Konvensional Vs Kuliah Jarak Jauh Online Gratis
Ilmu sekarang bukan hal yang mahal lagi bahkan ekslusif hanya untuk kaum berduit sekarang semua orang bisa memperoleh skill Cuma-Cuma dengan berbekal paket kouta dan nonton ndustry di youtube banyak hal bisa anda peroleh disana. Apalagi jika suatu saat di masa depan pelaku ndustry tidak melihat lagi ijazah anda terkareditasi A atau tidak melainkan skill apa yang anda punya.
Indsutri Musik VS Downloader
Mereka berprestasi karena di dukung Industri music yang sehat dan belum marak pembajakan Online seperti sekarang sehingga nampaknya mereka sering menelurkan karya fenomenal dan enak di lirik dan musicnya. JikA DULU UNTUK MENIKMATI MUSIC DARI ARTIS HARUS BELI ORIGINALNYA AGAR BERKUALITAS kini cukup beli paket data dan aktifkan youtube untuk mendengarkannya.Â
Kini Jika anda menciptakan sebuah lirik lagu yang bagus dan music yang enak macam lagu Tulus Akad maka setelah beberapa hari akan muncul berbagai cover nya bahkan banyakan yang lebih bagus dari Asli. Cover lagu ini pun bisa dijual di spotify untuk memperoleh duit. Bayangkan saking gampangnya mencontek membuat penulis lagu malas berkarya.Â
Generasi Milenial yang kini telah berkibar justru karena promosi via online youtube adalah penyayi fenomenal Via Vallen dimana jumlah viewernya mencapai ratusan juta. Mungkin kini telah beda ya kalau dahulu sukses dan laku dipasaran adalah seberapa besar album band terjual dan laku di pasaran. Kini standarnya berubah yakni seberapa banyak yang nonton channel di youtube.
Mall Vs Toko Online
Dunia Semakin Sempit Tantangan pun semakin keras menghadang jika dahulu pembukaan Mall baru selalu diserbu pembeli dan masyarakat utamanya di Mall Kota-kota besar seperti Jakarta, Makassar , dan sebagainya kini malah sebaliknya boro-boro buka cabang malah MALL yang sudah ada makin sepi.Â
Karena itu, mereka meminta bantuan Zaky untuk menjualnya di Bukalapak. Sejak itu, Ia pun memfokuskan diri mengajak para pelaku UMKM yang belum begitu berkembang. Pada tahun 2011, sudah ada sekitar 10.000 pedagang yang bergabung di Bukalapak.Dan di tahun 2016 sudah ada 650 ribu penjual di bukalapak. Pertumbuhan Bukalapak yang sangat pesat menarik minat banyak investor untuk menanamkan modal di Bukalapak. Beberapa di antaranya adalah 500 Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group). Bayangkan Mall paling terbesar di Indonesia tidak mungkin menampung ratusan ribu penjual tetapi di Bukalapak bisa. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â