Stratfor memprediksi skenario berikut ini :
- Donald Trump akan memenangkan Pilpres AS pada periode 2017 – 2021.
- Kebijakan Ekonomi Presiden AS Donald Trump akan membatasi perdagangan Tiongkok - Rusia.
- Pengesahan UU Insentif Pajak untuk Perusahaan AS di Luar AS.
- Ekonomi dalam negeri AS akan tersendat guna menghadang ekonomi Tiongkok (terkait kepemilikan Surat Utang Bail Out AS yang dibeli Tiongkok).
- Perusahaan Multinasional AS (Di Luar AS) akan menjadi pilar utama ekonomi.
- AS kembali dekat dengan Islam untuk menghadang lobi Tiongkok dan Rusia ke negara-negara Islam
- Konflik Negara Islam dan Tiongkok-Rusia memanas.
- Ekonomi Koalisi Asia Utara (Tiongkok dan Rusia) hancur lebur.
- Tiongkok pecah belah (Separatisme).
- Muncul sentimen kegagalan Donald Trump perbaiki ekonomi AS.
- Hillary Clinton akan memenangkan Pilpres AS periode 2021 s/d 2025.
- Hillary Clinton pimpin pecah perang Koalisi Asia Utara versus Koalisi Atlantik Utara di 2021 – 2022.
Kira-kira begitu poin pemaparan George akhir tahun lalu di Singapura. Sayangnya, George mengatakan belum bisa mempublikasi detil prediksi tersebut. Beberapa situasi vital masih dapat mengubah prediksi utama.
Contohnya rencana ujicoba nuklir Korea Utara pada Januari 2016. Setelah hasil ujicoba Mei 2016, Kim Jong Un menyatakan siap gunakan nuklir jika kedaulatan Korea Utara terancam. Tentunya, ada alasan serius kenapa Kim Jong Un menyatakan itu. Potensi pendudukan Korea Utara semakin dekat, sehingga Kim Jong Un deklarasi “senjatanya”.
Sempat saya bahas dengan George soal Donald Trump akan merekatkan kembali AS dan Islam. Padahal, Donald Trump sempat menyatakan akan melarang Muslim masuk AS. George mengatakan telah mengkonfirmasi soal larangan muslim masuk AS ke Donald Trump. Pengakuan Trump, pernyataan ekstrem itu bertujuan menarik dukungan dari para pemodal Yahudi dan Israel yang kebanyakan mendukung Hillary Clinton.
George mengatakan Trump justru mendapatkan dukungan kuat dari pengusaha minyak Timur Tengah. Gurita bisnis Donald Trump memang tersebar luas di negara Islam, dari Azerbaijan, Turki, Uni Emirat, Qatar, Dubai, hingga Indonesia. Hubungan dagang Trump dan Islam, lanjut George, diprediksi akan kembali mendekatkan AS dengan Islam dan menjauhkan AS dengan Israel.
Dan benar saja, para pemodal Yahudi dan Israel kini bersuara keras menentang Donald Trump. Lihat berita dari Times of Israel.
Menanggapi serangan Yahudi Israel itu, Trump membalas dengan menyatakan tidak membutuhkan uang pengusaha Yahudi. Lihat berita Jerusalem Post :
George bilang, upaya Trump rebut pemodal Yahudi di belakang Hillary masih belum berhasil. Hingga kini, hanya ada 1 pemodal Yahudi besar di belakang Trump yaitu Carl Icahn. Terkait Indonesia, George bilang jika Trump menang akan ada pertalian erat antara AS dengan RI. Poros Jakarta – New York sedang dibangun serius oleh Trump.